Sukses

Geliat Teh Hitam Perkebunan Kertasari Menjelajah hingga ke Rusia

Memasuki Desa Tarumajaya, Kecamatan Kertasari, kabut tipis menyeruak. Sejauh mata memandang, perkebunan teh ini bagaikan hamparan permadani hijau.

Liputan6.com, Bandung - Jarum jam menunjukkan pada angka lima pagi. Kompleks perkebunan teh Kertasari masih terasa sunyi. Sesekali tampak ada orang berjalan menggunakan sarung di pinggir jalan.

Memasuki Desa Tarumajaya, Kecamatan Kertasari, kabut tipis menyeruak. Sejauh mata memandang, perkebunan teh ini bagaikan hamparan permadani hijau.

Suasana gelap gulita perlahan mulai berganti terang seiring matahari menyinari bumi. Beberapa warga pun tampak mulai bergegas menuju perkebunan.

Kamis (18/7/2019) pagi, suhu dingin menyelimuti kawasan dataran tinggi Kertasari. Bahkan, suhunya lebih dingin dari biasanya. Salah satu aktivitas warga yang kami temui adalah memetik pucuk daun teh.

Mereka berkebun menggunakan tudung atau topi dari bambu. Namun mengingat dinginnya suhu, para buruh petik teh membakar ranting-ranting yang kering, supaya tubuh mereka tetap hangat.

Udara yang sangat sejuk dan asri disambut mentari terbit memberikan kenyamanan saat berada di sini. Seperti yang ditunjukkan Uga (46), seorang buruh petik teh wanita.

Dia menawarkan minuman hangat dalam sebotol plastik. Cairan berwarna kuning itu cukup memberikan kehangatan di tenggorokan.

"Itu teh asli sini. Setiap hari kami bawa sebagai bekal," kata Uga.

Konon, orang yang rajin minum teh biasanya terbebas dari serangan flu. Teh juga bisa menurunkan kolesterol dan daunnya dapat digunakan untuk pemutih atau penghalus kulit wajah.

Waktu terus beranjak. Uga bersama enam buruh petik lainnya di perkebunan teh Kertasari memanfaatkan waktu sarapan sebelum memetik pucuk. Di hadapan mereka ada berbagai perbekalan nasi lengkap dengan lauk-pauknya.

"Kerjanya mulai jam 6. Berangkat dari rumah, sampai di sini sarapan dulu," kata Uga.

Selain Kecamatan Ciwidey yang terkenal dengan hamparan kebun teh Rancabali, kawasan Bandung selatan masih mempunyai kecamatan dengan keindahan serta panorama alam yang tidak kalah menarik. Salah satu kecamatan tersebut adalah Kertasari.

Seperti halnya Ciwidey, Kertasari merupakan kecamatan yang memiliki jalur perkebunan teh di Bandung selatan. Untuk menyusuri keindahan panorama kebun teh di kecamatan ini bisa dari dua arah yang berlawanan. Perjalanan bisa dimulai dari Pangalengan atau dari Ciparay ke Kertasari.

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Pabrik Teh Lonsum

Perkebunan teh Kertasari merupakan salah satu perkebunan teh yang masih aktif berproduksi. Di Desa Tarumajaya, yang dekat dengan Situ Cisanti, dikenal juga hulu Sungai Citarum, hingga saat ini masih menjadi kebun teh.

Pihak swasta di Tarumajaya yang memiliki beragam jenis teh adalah Perkebunan Teh dan Pabrik Teh Kertasarie Estate. Lokasi kebunnya berada di ketinggian 1300-1840 meter dari permukaan laut.

Perusahaan ini sudah berdiri pada tahun 1918, sedangkan Pabrik Teh Kertasarie Estate dibangun pada tahun 1920 oleh Kolonial Inggris dengan nama Horrison Crosfield Company.

Namun, pada 1950-an, perusahaan ini diambil alih oleh Dwikora I dan II. Lalu pada 1967, dikembalikan dan berubah statusnya menjadi Perusahaan Penanaman Modal Asing (PMA) serta berubah nama menjadi PT PP London Sumatra Indonesia, di mana pemiliknya mayoritas warga negara Inggris.

Sejak 1997, perusahaan ini menjadi Perusahaan Terbuka (Tbk) dan berubah nama menjadi PT PP London Sumatra Indonesia, Tbk dan statusnya menjadi Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) dan hanya tinggal 5 persen saham yang dimiliki warga negara Inggris.

Aturan yang mendukung perusahaan tersebut adalah Instruksi Presiden Kabinet No. 28/U/1996 tertanggal 12 Desember 1996 dan semua pengaturan lain yang bertalian dengan pengembalian perusahaan-perusahaan asing di Indonesia. Serta adanya Undang-undang No.1 tahun 1967 mengenai penanaman modal asing dan semua peraturan lain mengenai penanaman modal asing di Indonesia.

Seiring waktu, PT PP London Sumatra Indonesia, Tbk menjadi anak perusahaan dari Indofood Group. Sejak 2008, tidak ada lagi saham yang dimiliki oleh warga negara Inggris.

Selain teh, perusahaan ini mempunyai beberapa komoditas tanaman perkebunan, yaitu kelapa sawit, karet, kakao, dan kelapa hybrida yang tersebar di berbagai daerah di Indonesia.

Sedangkan, luas dari Perkebunan Teh Kertasarie Estate ini yaitu 627.41 hektare Hak Guna Usaha (HGU) dan luas areal tanaman teh sebesar 579.20 hektare.

Kertasarie Estate turut memproduksi teh celup yang berkualitas tinggi atau premium tea. Adapun produksi industri hilir berupa tea bag, perusahaan ini membuat teh celup yang diberi nama "Kahuripan", kata berasal dari bahasa Sunda yang bermakna sebagai kehidupan.

Seperti dilansir laman londonsumatra.com, saat ini telah diproduksi Teh Hitam Regular dalam kemasan gusset (alumunium foil) dan Teh Hitam Premium dalam kemasan kotak (berisi 25 teh celup) serta akan menyusul Teh Hitam dan Teh Putih Premium kemasan kotak (berisi 10 teh celup).

Kebun yang beroperasi sejak tahun 1908 ini memiliki pabrik pengolahan teh dengan kapasitas 35 ton pucuk teh per hari. Teh yang dihasilkan oleh pabrik sebagian besar dijual ke perusahaan produsen teh kemasan di dalam dan luar negeri.

Mandor kebun, Igin (64) mengatakan, para buruh petik pucuk teh adalah orang-orang lokal. Mereka sebagian besar merupakan warga Kertasari. "Masyarakat di sini menyebut Lonsum. Singkatan dari London Sumatra," kata Igin.

Selain buruh petik, masyarakat setempat sudah ada yang bekerja di pabrik. "Ada yang di pabrik juga, bagian administrasi," kata Igin.

Keindahan hamparan perkebunan teh Kertasari juga membuat daya tarik bagi pembuat film. Meet After Sunset, film Indonesia yang tayang 2018 lalu pernah menjadikan Kertasari sebagai lokasi syuting.

 

 

3 dari 3 halaman

Kebun Teh PTPN

Selain Lonsum, di Kecamatan Kertasari, masih terdapat beberapa perkebunan teh. Di antaranya PT Perkebunan Nusantara (PTPN) VIII Perkebunan Sedep dan PTPN VIII Perkebunan Talun–Santosa.

PTPN VIII sendiri telah mengekspor teh ke seluruh dunia dan 10 negara tujuan yaitu Malaysia, Belanda, Jepang, Amerika, Inggris, Polandia, Uni Emirat Arab, Rusia, Jerman, Pakistan, dan lainnya.

Khusus di Kertasari, PTPN VIII memproduksi teh hitam yang diekspor ke luar negeri.

"Ekspor teh dalam bentuk curah dikemas dalam paper sack, dibikin paletisasi. Jadi saat masuk kontainer sudah dalam bentuk palet. Untuk ekspor sendiri kita pakai kontainer sebagian besar dikirim via laut," kata Marketing Komunikasi PTPN VIII, Tubagus Tamaatmaja saat dihubungi Liputan6.com.

Tubagus mengatakan, jenis produk teh yang diekspor dari Kertasari adalah teh hitam. Ada beberapa grade yang dijual oleh perusahaan ini. "Ada grade sampai 10 jenis. Di Talun kita hanya ekspor teh hitam," ujarnya.

 

Simak video pilihan berikut ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.