Sukses

Kado Indah untuk Bocah Penjaga Pintu Perlintasan Kereta di Kebumen

Sepulang sekolah, ia rutin menjaga pintu perlintasan kereta api tanpa palang pintu.

Liputan6.com, Purwokerto - Lazimnya anak-anak, Nazril Fasha Ramadhan suka dengan kereta api. Namun, apa yang dilakukan bocah Kebumen berusia sembilan tahun ini membuat mata orang dewasa sekali pun terbelalak.

Cintanya kepada kereta tak hanya sekadar menganggap kereta api sebagai mainan. Ia berpikir lebih jauh, ingin menyelamatkan orang dari kecelakaan dengan menjadi penjaga pintu rel kereta api alias perlintasan sebidang.

Sepulang sekolah, ia rutin menjaga pintu perlintasan kereta api tanpa palang pintu. Ia tak ingin ada yang celaka saat melintas di perlintasan tanpa pengaman ini.

Seseorang lantas memvideokan aksinya menghentikan kendaraan yang hendak melintas dengan sebilah kayu. Video berdurasi kurang lebih 16 detik itu menunjukkan kepeduliannya kepada orang lain.

Ia rela terjerang matahari bersama sejumlah rekannya menjaga pintu perlintasan kereta agar tak terjadi kecelakaan. Ia tak meminta imbalan apa pun, meski terkadang ada saja pelintas yang memberinya koin rupiah.

Video aksi bocah penjaga pintu kereta ini lantas viral di berbagai lini massa, awal Juli 2019. Ia dielu-elukan sebagai bocah penjaga keselataman.

Ironisnya, Fasha, demikian nama panggilannya, justru belum pernah naik kereta api. Tentu saja, bocah penjaga pintu perlintasan kereta ini begitu mendamba bisa naik moda transportasi yang begitu disukainya ini.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

KAI Purwokerto Undang Fasha

Tiga pekan berlalu, impiannya untuk naik kereta api terwujud. Ia bahkan diundang khusus oleh PT Kereta Api Indonesia (KAI) Daerah Operasi (Daop) 5 Purwokerto Selasa (23/7/2019), tepat pada Hari Anak Nasional 2019.

Manajer Humas PT KAI Daop 5 Purwokerto, Supriyanto mengatakan KAI Daop 5 Purwokerto mengundang Fasha karena kecintaannya kepada kereta api. Fasha juga menunjukkan bukti kecintaannya dengan rela menjadi penjaga pintu kereta api tak berpalang.

Kepada Supriyanto, Fasha dengan polos menjawab bahwa ia tak ingin ada kendaraan tertabrak. Makanya, ia rela menjadi pejaga pintu kereta.

"PT KAI mengapresiasi peran serta masyarakat menjaga keselamatan kereta api, termasuk Fasha, meskipun sebenarnya sangat berbahaya berada di dekat jalur KA. Dan seorang penjaga pintu perlintasan juga perlu pendidikan dan keahlian khusus, sebelum berdinas," Supriyanto menjelaskan.

Supriyanto menilai apa yang dilakukan oleh anak pertama pasangan Febri Nuryanto (37) dan Nunik Widyahapsari (29) ini adalah hal yang mulia. Fasha mencegah terjadinya kecelakaan di perlintasan sebidang dengan mengingatkan agar pengendara berhati-hati.

Bertepatan dengan Hari Anak Nasional ini, Fasha diajak naik kereta api. Fasha berangkat dari stasiun Kebumen dengan naik KA Sawunggalih. Ia ditemani oleh orangtua, guru, dan teman sepermainannya.

 

3 dari 3 halaman

Berfoto Bareng Masinis

Pukul 08.50 WIB, Fasha dan rombongan tiba di stasiun Purwokerto dan bergabung dengan rombongan TK Bina Anak Sholeh Purwokerto dan TK Bina Cita Bangsa Purbalingga, dengan jumlah sebanyak 50 anak.

Di stasiun Purwokerto, mereka diperkenalkan tata cara membeli tiket, cara boarding, mengenal petugas di stasiun, dilanjutkan naik KA Joglosemarkerto jam 10.20 WIB dari Purwakerto menuju Bumiayu.

Selama perjalanan, mereka melakukan permainan yang menuntut kreativitas, keberanian, dan sosialisasi. Riang bocah kecil mewarnai perjalanan kereta api.

Dalam kesempatan itu, PT KAI Daop 5 Purwokerto juga memberi cendera mata kepada Fasha. Bisa ditebak, cendera matanya adalah sesuatu yang berhubungan dengan kereta api.

"Fasha mendapat kenang-kenangan dari PT KAI Daop 5 Purwokerto, berupa miniatur lokomotif CC.206," ucapnya.

Usai perjalanan Bumiayu, rombongan lantas naik KA Sawunggalih untuk kembali ke Purwokerto. Sampai di stasiun Purwokerto, saat hendak turun, Fasha meminta berfoto dengan masinis. Fasha memang bercita-cita jadi masinis.

"Dia sampai keluar air mata, karena terharu bisa foto bersama dengan masinis idolanya," dia mengungkapkan.

Supriyanto berharap, acara mengajak anak-anak naik kereta bisa menumbuhkan rasa cinta kepada kereta api. Mereka akan jauh dari aksi vandalisme atau perbuatan berbahaya lain, misalnya pelemparan kereta api yang tengah melintas.

Saksikan video pilihan berikut ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.