Sukses

Kesetiaan Kelapa Muda Bukit Skyline Saat Menunggu Matahari Terbenam

Bukit Skyline terletak di ketinggian. Jalur ini menjadi salah satu jalan penghubung Kota dan Kabupaten Jayapura.

Liputan6.com, Jayapura - Bukit Skyline yang terletak di Distrik Jayapura Selatan, Kota Jayapura menjadi salah satu tempat favorit warga Jayapura untuk menunggu senja. Bukit Skyline terletak di ketinggian. Jalur ini menjadi salah satu jalan penghubung Kota dan Kabupaten Jayapura.

Sepanjang ruas Jalan Bukit Skyline juga banyak ditemui pondok  penjual kelapa muda, sekadar untuk melepas lelah seharian dan menunggu tenggelamnya matahari.  

Pemandangan dari atas Bukit Skyline sangat menyegarkan mata. Terdapat hamparan luas Teluk Youtefa yang di sekitarnya tinggal warga dari dua kampung yakni Kampung Enggros dan Kampung Tobati yang merupakan kampung tertua di Kota Jayapura.

Deretan pondok penjual kelapa muda, menjadi lokasi untuk menikmati segarnya air kelapa muda di Skyline. Tak jarang warga menyebutnya kelapa muda Skyline. 

Bukit Skyline biasa ditempuh dengan jarak 15 menit dari jantung Kota Jayapura. Bukit Skyline lebih dekat jalurnya jika ditempuh dari Abepura.

Pengunjung Skyline juga dimanjakan dengan pemandangan indahnya bentangan Jembatan Merah Hamadi Holtekamp atau biasa disebut dengan Jembatan Jokowi yang menghubungkan Kota Jayapura hingga Skow, Distrik Muara Tami yang berbatasan dengan negara Papua Nugini.

Jembatan Holtekamp Jayapura yang dilihat dari ketinggian di Bukit Skyline. (Liputan6.com/Katharina Janur)

Jika anda beruntung, kadang bisa melihat hamparan pasir kehitaman yang dijuluki 'Lapangan Timbul Tenggelam'. Dinamakan demikian karena lapangan pasir ini hanya muncul disaat air Teluk Youtefa sedang surut.

Menikmati senja dari Bukit Skyline, kadang juga bisa lupa dengan lalu lalang suara kendaraan yang tepat membelakangi pondok kelapa muda ini.

Pengunjung pondok kelapa muda di Bukit Skyline Jayapura (Liputan6.com/Faisal)

Untuk menikmati semuanya itu, pengunjung hanya cukup memesan kelapa muda dan menghabiskannya di pondok-pondok semi permanen yang masih terbuat dari kayu dan papan balok.

Martha Korwa yang berdagang kelapa muda lebih dari 10 tahun lamanya mematok harga satu butir kelapa muda murni dengan harga Rp15 ribu. Kemudian harga satu butir kelapa campur seharga Rp25 ribu. Campuran dalam kelapa muda ini akan ditambah dengan susu, es batu dan sirup perasa sesuai selera pengunjung.

"Pengunjung paling ramai pada akhir pekan atau liburan, yang penting cuaca tak hujan. Dalam sehari pengunjung yang datang minimal 10 orang,” kata ibu 8 orang anak ini yang ditemui Liputan6.com pada Sabtu (20/7/2019) sore.

Deretan pondok penjual kelapa muda di Bukit Skyline (Liputan6.com/Katharina Janur)

Martha membeli kelapa muda dari Koya. Setiap kali membeli kelapa sebanyak 100 buah dengan harga Rp500 ribu.  Kelapa ini pun bisa habis dalam jangka waktu 3-4 hari. "Setelah habis, saya akan pesan lagi,” ujarnya.

Biasanya Martha menggelar dagangannya mulai pukul 09.00 WIT hingga pukul 18.00 WIT, bahkan ia rela menunggu pelanggannya menikmati senja berlalu dari atas Bukit Skyline.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.