Sukses

Aksi Palang Warnai Hari Pertama Masuk Sekolah di SD Distrik Heram Papua

Aksi palang pintu gerbang sekolah dilatarbelakangi sengketa lahan.

 

Liputan6.com, Jayapura - Hari pertama masuk sekolah di SD Perumnas I Waena, Distrik Heram, Kota Jayapura, Provinsi Papua, diwarnai aksi palang pintu gerbang. Imbasnya, para siswa yang sudah antusias menyambut hari pertama masuk sekolah tidak bisa masuk ke gedung sekolah.

Aksi palang pintu gerbang diduga dilakukan pemilik hak ulayat tanah dari dua marga yang mengatasnamakan keluarga besar Kambu dan Yepese.

Kepala Sekolah SD Perumnas 1 Waena, Dominggas Mawene menyebutkan aksi palang dilakukan sejak minggu malam. Namun, dirinya mengaku tak mengetahui siapa yang melakukan itu.

"Pagi hari yang kami temui hanya gembok pintu pagar sekolah diganti oleh pelaku pemalangan dan terkunci, sehingga kami harus membongkar paksa dengan petugas kepolisan dari Pos Polisi Sub Heram," kata Dominggas kepada Liputan6.com, Senin (15/7/2019).

Akibat aksi palang itu, ratusan siswa dan orangtua murid yang datang ke sekolah tak bisa masuk ke halaman sekolah dan hanya menunggu di luar gerbang sekolah.

 

Aktifitas di SD Negeri Perumnas I Waena, Kota Jayapura

Dalam aksi palang itu terdapat baliho bertuliskan “Jangan dibuka, keluarga besar Kambu/Yepese menunggu jawaban untuk menyelesaikan masalah anak tanah ini."

Meski demikian, pihak sekolah tetap meminta siswa dan orangtua murid yang sudah datang sekolah pagi tadi tak langsung meninggalkan sekolah.

"Saya tetap minta siswa bersabar dan menunggu pintu pagar dapat terbuka. Pukul 08.00 WIT, gembok pintu pagar sekolah berhasil dibongkar dan kami tetap melakukan aktifitas normal, dengan diawali dengan upacara bendera," ujarnya.

Walau terpantau aman, pihak sekolah meminta penjagaan dari kepolisian setempat untuk mengantisipasi aksi palang lanjutan.

Ibu Nur, salah satu orangtua siswa sempat merasa khawatir dan putus asa dengan kejadian hari ini. Apalagi aksi ini dilakukan pada saat hari pertama masuk sekolah.

"Ini kan sekolah, tempat anak-anak bisa mendapatkan ilmu untuk masa depannya, kenapa harus ada pemalangan? Semoga kejadian ini tak terulang kembali," katanya.

 

 

 

Simak juga video pilihan berikut ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.