Sukses

Cerita Pehobi Ular yang Selamat dari Gigitan King Cobra

King Cobra bukanlah hewan peliharaan seperti kucing atau anjing. Reptil bernama latin Ophiophagus Hannah itu tetaplah hewan berbahaya.

Liputan6.com, Bandung Sering berpapasan dengan ular membuat Sandy Maulana (33), semakin mencintai keberadaan binatang reptil. Ketertarikannya memelihara ular membuat ia merasakan 'demam' terhadap segala jenis ular. Tidak terkecuali King Cobra.

Namun, King Cobra bukanlah hewan peliharaan seperti kucing atau anjing. Reptil bernama latin Ophiophagus Hannah itu tetaplah hewan berbahaya. Bahkan merupakan satu di antara tiga jenis ular paling berbahaya selain ular viper dan black mamba.

Pada Desember 2011, King Cobra sempat membawa malapetaka kepada Sandy. Maklum saja karena pengetahuan yang terbatas terkait ular sementara tren memelihara ular saat itu sedang memuncak, membuat Sandy ingin menaklukkan King Cobra buat dipelihara.

"Awalnya memang ingin memelihara ular. Karena senang bisa snake show, ular apapun saya bisa ajak main dari yang pakai alat dan tanpa bantuan," kata Sandy yang berbagi pengalaman digigit ular yang diadakan Sioux Indonesia di Bandung, Minggu (7/7/2019) lalu.

Setelah memelihara beberapa ular, ia pun tertantang untuk menaklukkan Cobra. "Selama dua bulan itu saya main dengan King Cobra," katanya.

Pada suatu waktu saat di rumah, Sandy mengalami nasib sial. King Cobra yang diajaknya sedang bermain menyerang dengan gigitan berbahyanya.

"Pas mau diajak main gitu ditepukin kan, nah sepertiga badan ular itu sudah berdiri. Saya kecolongan karana ekornya terinjak dan hampir mau menggigit tangan saya. Spontan saya tepis dengan tangan kiri dan bagian lengan itu yang terkena gigitan," ujarnya.

Setelah digigit King Cobra, pria asal Bandung ini mengaku sempat cemas. Ia khawatir bisa ular itu akan terus menyebar ke tubuhnya.

"Sudah pasti yang paling ditakutkan itu mati karena bisa ular King Cobra bisa melumpuhkan korbannya," ujarnya.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Dibawa ke Rumah Sakit

Sepuluh menit pertama usai digigit King Cobra, badan Sandy meriang. Mulut mulai mati rasa dan yang paling terasa perbedaan adalah lengannya yang bengkak, kaku dan warnanya kehijauan.

"Paling terasa itu dehidrasi. Saya coba banyak minum air putih, kalau bisa habis segalon," katanya.

Menyadari bisa sudah masuk dalam tubuh, Sandy berkeyakinan dirinya tak boleh mati karena ular. Setelah berusaha untuk tidak panik, ia akhirnya dibawa ke rumah sakit.

"Pas kena gigit saya tahu risiko terkena racun, cuma saya punya keyakinan kalau punya ular jangan sampai mati karena ular," katanya.

Setelah diperiksa dan menjalani perawatan, Sandy diberikan serum oleh dokter untuk membasmi bisa ular di dalam tubuhnya. Total 7 hari berturut-turut serum tersebut dimasukkan melalui infus. Total dalam 10 hari ia terbaring untuk memulihkan kondisi. 

Kasus kematian akibat digigit King Cobra bukanlah hal baru. King Cobra sebenarnya tidak termasuk keluarga besar genus ular Cobra. Jika Cobra biasa digolongkan dalam genus Naja, sementara King Cobra masuk dalam genus Ophiophagus. Pembedaan ini yang menyebabkan King Cobra adalah binatang kanibal.

Kandungan racun berbahaya yang dimiliki King Cobra adalah neurotoksin. Sementara dalam sekali serangan, King Cobra mampu menyuntikkan sekitar tujuh mililiter dalam satu kali gigit. Dosis itu jika dikalkulasikan cukup untuk membunuh seekor gajah.

Setelah kejadian yang menimpanya, Sandy berhenti untuk memelihara King Cobra. "Saya kembalikan ke penjual dan ularnya dikembalikan ke alam liar," kata Sandy.

Sandy mengatakan, selama memelihara berbagai ular, ia sudah empat kali digigit. Selain pernah disengat gigitan King Cobra, pertengahan 2015 lalu dia pernah digigit ular hijau ekor merah. Di tahun yang sama juga digigit ular jenis yang sama dan tiga tahun yang lalu juga kembali digigit ular.

"Salah satunya saya pernah melakukan penyayatan setelah digigit ular. Tapi sekali lagi itu sebuah kesalahan. Pertolongongan saat digigit ular bukanlah disayat," ujarnya.

Sandy mengatakan, pertolongan pertama saat digigit ular adalah melakukan imobilisasi sambil korban jangan banyak bergerak. Lalu ditangani pihak yang berwenang.

"Untuk korban terutama pehobi ular, pertolongan setelah digigit itu dibawa ke rumah sakit dan minta penanganan yang terbaik sesuai dengan prosedur," katanya.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.