Sukses

Drama Cinta Sesama Jenis Berujung Maut di Pelalawan

Masyarakat di Kecamatan Bunut, Kabupaten Pelalawan, Riau, dikejutkan dengan penemuan jenazah pria tanpa busana. Hasil penyidikan polisi, jenazah itu korban pembunuhan karena menolak berhubungan badan sesama jenis.

Liputan6.com, Pelalawan - Pernah dipenjara karena kasus pembunuhan di Tembilahan, Kabupaten Indragiri Hilir, tak membuat AM berubah. Malahan setelah keluar bui, orientasi seksual pria 45 tahun ini berubah.

Buruh bangunan ini tak tertarik lagi pada lawan jenis. Dia lebih bersyahwat melihat tubuh laki-laki setelah menjalani hari-harinya di Kecamatan Bunut, Kabupaten Pelalawan.

Selama tinggal di daerah itu, AM berteman dengan JS. Hanya saja orientasi seks pria 23 tahun ini masih normal karena menolak diajak AM berhubungan badan.

Penolakan ini berujung petaka. Korban yang berusaha menghindar dari ajakan pelaku dipukul menggunakan pegangan cangkul. Seketika korban tumbang ketika pukulan mendarat di pundaknya.

Menurut Kapolres Pelalawan Ajun Komisaris Besar Kaswandi Irwan SIK, korban sempat melawan setelah tumbang. Hanya saja, pelaku lebih dulu menikam beberapa bagian tubuhnya hingga akhirnya meninggal dunia.

Untuk menghilangkan jejak, pelaku menggali lubang di belakang rumah milik warga. Seluruh pakaian dicopot, lalu korban dimasukkan ke lubang dan ditimbun.

"Warga ini sempat melihat gundukan tanah di belakang rumahnya. Warga ini curiga tapi belum sempat memeriksa karena harus ke luar desa," sebut Kaswandi.

Jumat siang, 5 Juli 2019, saksi yang merupakan pemilik rumah tadi pulang dan langsung menggali gundukan tanah. Setengah meter menggali, saksi melihat badan manusia tertelungkup tanpa busana, lalu dilaporkan ke warga lain.

"Akhirnya, kasus pembunuhan ini dilaporkan ke polisi. Polisi langsung menyelidiki," kata Kaswandi.

Simak video pilihan berikut:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Bukti Kejahatan Seksual

Olah tempat kejadian perkara dilakukan. Beberapa warga dimintai keterangan hingga akhirnya diketahui korban tinggal bersama pelaku. Namun saat kejadian, pelaku sudah tak ada di rumah atau melarikan diri.

Tak butuh waktu lama, pelaku ditangkap beberapa jam usai penemuan jenazah di lubang itu. Dia pun mengakui semua perbuatannya dengan alasan sakit hati karena korban tak mau diajak berhubungan badan.

"Pelaku ini mengaku mengalami kelainan seks, suka dengan sesama jenis," sebut Kaswandi.

Ketika ditangkap, petugas mendapati kartu identitas korban di tangan pelaku. Residivis kasus pembunuhan ini lalu dibawa ke Mapolres untuk penyidikan lebih lanjut.

Sebelum jenazah korban diserahkan ke keluarganya, penyidik meminta petugas medis di Rumah Sakit Bhayangkara melakukan autopsi. Hasilnya, penyebab kematian korban karena kekerasan senjata tajam dan tumpul.

Hasil pemeriksaan juga menyatakan adanya pelebaran di anus korban dan pendarahan. Diduga, korban mengalami kekerasan seksual ketika tak berdaya karena pukulan pelaku.

"Pada anus ditemukan tampak melebar, yang mana berdasarkan pola dan gambarannya tidak bertentangan dengan kasus sodomi. Hasil pemeriksaan medis begitu," sebut Kaswandi.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.