Sukses

Tiap Hari Terbuang 400 Ton Sampah Plastik, Laut Bali Tercemar

Air laut Bali mengandung partikel mikroplastik

Liputan6.com, Denpasar Kepedulian terhadap bahaya sampah plastik ditunjukkan oleh restoran cepat saji Kentucky Fried Chicken (KFC). General Manager Marketing PT Fast Food Indonesia, Hendra Yuniarto menuturkan, KFC berkomitmen dan mendukung penuh upaya pemerintah, dalam hal ini Pemerintah Provinsi Bali yang tengah gencar memerangi sampah plastik.

Dalam kerangka itu, Hendra menyebut KFC kini telah mengganti kantong plastik di seluruh gerainya dan beralih menggunakan paper bag.

“Stok (plastik) di gudang sekarang nol. Kita sudah stop pengiriman. Sebagai penggantinya kita lounching paper bag. Kenapa kita beralih ke paper bag, selain upaya mendukung program pemerintah, kami juga tetap memerhatikan kenyamanan konsumen," kata Hendra, Sabtu (6/7/2019).

Hendra mengakui dengan peralihan dari penggunaan plastik ke paper bag terjadi pengeluaran yang cukup signifikan dari perusahaan. Untuk sedotan, Hendra menyebut setahun perusahaan harus mengeluarkan kocek senilai Rp2 miliar.

Sementara untuk kantong plastik sekali pakai, total biaya yang dikeluarkan adalah sekitar Rp5 miliar lebih. Dijelaskannya, setelah menggunakan paper bag, jumlahnya membengkak hingga 600 persen atau sekitar Rp30 miliar.

“Ini adalah komitmen kami terhadap lingkungan hidup dengan menjalankan gerakan tanpa kantong plastik,” ujarnya.

Hendra mengaku telah berkoordinasi dengan seluruh supplier KFC mulai penyedia bumbu, ayam dan lainnya. Diakuinya, program pengurangan sampah plastik di KFC masih ada kendala lantaran masih ada supplier yang menggunakan plastik sebagai kemasannya.

Kendati begitu, Hendra kini menerapkan sistem terhadap sampah plastik yang masih ada di gerai-gerai KFC. “Kita lakukan manajemen sampah (plastik). Sampah di gerai kita olah lagi agar memiliki nilai guna,” jelasnya.

Menurutnya, peralihan dari kantong plastik ke paper bag bukan tanpa alasan. Saat ini, penggunaan paper bag adalah pengganti yang mudah dijangkau oleh industri dibanding harus menyediakan kantong daur ulang. Sebab, kantong daur ulang membutuhkan waktu yang cukup lama untuk menyiapkan, ditambah sejumlah fasilitas dan teknologi yang mesti dipersiapkan.

KFC sendiri sesungguhnya merupakan pioneer dalam konteks mengurangi penggunaan kantong plastik sekali pakai. “Kita lakukan itu dari dua tahun lalu, tepatnya saat Coral Day pada tanggal 8 Mei 2017. Itu kita mulai di Jakarta dan kita mulai ke daerah-daerah pada tahun 2018,” papar Hendra.

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Sampah di Laut dari Darat

Pengagas Komunitas Divers Clean Action, Swietenia Puspa Lestari menambahkan, pada tahun 2017 pihaknya melakukan ekspedisi keliling Bali bersama tim #kelilingbali yang diinisiasi oleh Make a Change World dan Bye Bye Plastic Bag.

Dari data yang dikumpulkannya, mereka menemukan satu partikel mikroplastik per 300 hingga 3.300 liter di seputar lautan Bali dan sampah plastik sekali pakai antara 30.50 persen hingga 74.89 persen. “Hal ini menunjukkan tingginya jumlah sampah plastik di Bali, yang berpotensi merusak pariwisata alam Bali,” ulasnya.

Perempuan yang karib disapa Tania itu mendukung upaya KFC mengurangi penggunaan kantong plastik sekali pakai yang merupakan upaya dukungan terhadap pemerintah untuk mengurangi penggunaan 70 persen kantong plastik sekali pakai pada tahun 2025.

“Data yang kami miliki, sampah di laut 80 persen dari darat, sisanya dari aktivitas laut. Kontribusi terbesar penyumbang sampah di laut adalah pemukiman dan ritel,” beber dia.

Sementara dari data BPS, per tahun ada 10 miliar lembar sampah kantong plastik di Indonesia. Sedangkan data dari Dirjen Pengelolaan Sampah Kementerian Lingkungan Hidup, dalam satu hari ada tiga ribu ton sampah di Bali. “Dari jumlah itu, 13 persennya adalah sampah plastik. Itu sekitar 400 ton.52 persennya tidak terkelola dengan baik. Saat tidak terkelola, maka sampah plastik itu lari ke laut,” katanya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.