Sukses

Usai Geger Serangan Celeng, Seorang Pria Raib Misterius di Lereng Gunung Slamet

Seorang warga Kemutug Kidul, Kecamatan Baturraden, Banyumas, Tarsitam Tamiaryo, raib di lereng Gunung Slamet.

Liputan6.com, Banyumas - Serangan celeng yang terjadi di dua desa wilayah lereng Gunung Slamet sisi selatan masih membuat warga resah. Bagaimana tidak, celeng itu berturut-turut secara agresif menyerang empat warga di dua desa wilayah Banyumas ini.

Salah satunya, Warsinah (70) akhirnya meninggal dunia akibat luka yang dideritanya, Selasa malam, 2 Juli 2019, lalu. Adapun korban lainnya, menderita luka berat dan ringan.

Kekhawatirkan warga itu lantas menjelma menjadi perburuan. Dua hari terakhir, warga Desa Windujaya dan Desa Melung, Kedungbanteng, Banyumas, memburu celeng tersebut.

Belum lagi celeng berhasil ditangkap, Rabu malam, 3 Juli 2019, warga kembali geger orang hilang di lereng Gunung Slamet. Seorang warga Kemutug Kidul, Kecamatan Baturraden, Tarsitam Tamiaryo, raib.

Desa ini terletak sebelah timur selatan Desa Windujaya dan Melung, Kedungbanteng. Tarsitam diketahui pergi dari rumahnya, RT 01/02 Desa Kemutug Kidul, Baturraden, sejak Rabu pagi (3/7/2019) sekitar pukul 08.00 WIB. Hingga sore hari ia tak kembali ke rumah.

Ternyata hingga malam tiba, pria berusia sekiar 60 tahun itu benar-benar tak kembali ke rumah. Pukul 21.00 WIB, keluarga akhirnya memutuskan untuk melapor ke Pemerintah Desa Kemutug Kidul yang lantas diteruskan ke kepolisian. Dia hilang di lereng Gunung Slamet.

"Aparat Pemdes Kemutug Kidul, Babinsa, Bhabinkamtibmas beserta warga melakukan hingga sampai pukul 04.00 WIB belum ditemukan," kata Komandan Taruna Tanggap Bencana (Tagana) Kabupaten Banyumas, Heriana Ady Chandra, Kamis, 4 Juli 2019.

Saksikan video pilihan berikut ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Titik Terang Keberadaan Korban Hilang

Kamis pagi, relawan bersama warga, anggota TNI dan polisi kembali melakukan pencarian Tarsitam. Selain warga, bergabung pula sejumlah lembaga dan komunitas, di antaranya, Tagana Banyumas, Pramuka Peduli Kwarcab Banyumas, KSB Kecamatan Sumbang, Koramil Baturraden, Polsek Baturraden, Banser, SAR MTA, Serayu Rescue, dan sejumlah komunitas lain.

Chandra mengungkapkan, dalam pencarian orang hilang ini tim gabungan dibagi menjadi dua tim. Tim 1 menyusuri Sungai Pelus di sebelah timur sawah korban, sedangkan tim 2 menyusuri Sungai Belot di sebelah barat sawahnya.

Pencarian dengan penyusuran sungai ini dilakukan lantaran ada kemungkinan Tarsitam tenggelam, atau menyusur dua sungai ini. Hingga siang, Tarsitam seolah raib ditelan lereng Slamet.

"Tarsitam pada saat ke sawah mengenakan kaus warna putih lengan panjang, baju celana pendek dan membawa sarung," dia menjelaskan.

Tim SAR gabungan lantas melakukan pencarian di hutan-hutan lereng Gunung Slamet sekitar sawah Tarsitam. Tim lainnya, menyusuri Sungai Pelus dan Sungai Belot hingga radius empat kilometer.

Menjelang sore, ketika tim gabungan masih melakukan pencarian, keberadaan Tarsilam menemukan titik terang. Ada informasi yang menyebut Tarsilam berada di Desa Pagubugan, Kecamatan Binangun, Cilacap.

Aneh memang. Pasalnya, jarak antara Pagubugan dengan Baturraden, kisaran 51 kilometer. Setelah memastikan keberadaan Tarsilam, operasi pencarian ditutup.

Belakangan diketahui, Tarsitam memang sedang ada masalah keluarga. Sebelumnya, keluarga sudah mencari ke rumah saudara-saudaranya yang lain, tetapi tak ditemukan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.