Sukses

Sebulan Jelang Dieng Culture Festival 2019, Tiket dan Penginapan Nyaris Ludes

Belum lagi Dieng Culture Festival 2019 digelar, Dieng telah viral di dunia maya. Embun es Dieng alias bun upas lah yang menyebabkan Dieng begitu riuh dibicarakan akhir-akhir ini

Liputan6.com, Banjarnegara - Dataran Tinggi Dieng memang memiliki magnet luar biasa. Terlebih, saat Dieng Culture Festival digelar.

Ritus budaya yang kini sudah masuk dalam kalender agenda wisata tahunan nasional itu selalu kebanjiran peminat. Dari target 100 ribu pengunjung selama tiga hari pada Dieng Culture Festival 2018, misalnya, 160 ribu orang tumplek blek di satu tempat.

Untuk membayangkan betapa semaraknya salah satu permukiman tertinggi di dunia itu, pada puncak kunjungan libur lebaran lalu, dalam sehari Dieng hanya dikunjungi oleh 20 ribu orang lebih. Itu pun sudah membuat macet jalan-jalan dan obyek wisata di Dieng.

Alif Fauzi, Ketua Pokdarwis Pandawa, Desa Dieng Kulon, Batur, Banjarnegara optimis tahun ini Dieng Culture Festival 2019 bakal dikunjungi oleh lebih dari 100 ribu orang. Bahkan, ada kemungkinan jumlah kunjungan bakal mematahkan rekor 2018.

Sebab, belum lagi Dieng Culture Festival 2019 digelar, Dieng telah viral di dunia maya. Embun es Dieng alias bun upas lah yang menyebabkan Dieng begitu riuh dibicarakan akhir-akhir ini.

Terlebih, akhir Juli, Agustus dan awal September adalah puncak kemunculan embun es. Ada kemungkinan, Dieng Culture Festival 2019 bakal berselimut salju.

“Tapi kita tidak muluk-muluk. Kita targetnya tetap 100 ribu pengunjung,” ucapnya.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Alasan Panitia Membatasi Jumlah Tiket Peserta

Perlahan, optimisme itu mulai menampakkan tanda-tanda menjadi kenyataan. Sebulan sebelum gelaran akbar Dieng Culture Festival 2019, tiket terusan nyaris habis.

Koordinator lapangan DCF 2019, Khoerul Anam mengatakan, dari 4.500 tiket yang disediakan, pada Minggu (30/6/2019) kemarin sudah terjual 80 persen. Dipastikan akan lebih banyak lagi masyarakat yang membeli tiket secara online.

Dia menjelaskan, sebelumnya panitia hanya menjual 4.000 tiket terusan. Namun, lantaran animo yang tinggi, panitia memutuskan untuk menambah jumlah tiket menjadi 4.500 tiket.

“Ada kemungkinan malah bisa sold out dalam beberapa hari ini,” ucap Khoerul.

Meski angka kunjungan DCF 2018 mencapai 160 ribu orang, panitia tetap membatasi jumlah pemegang tiket terusan. Jumlah tiket 4.500 orang merupakan batas maksimal peserta. Sebab, panitia tidak memiliki venue yang cukup besar untuk menampung ratusan ribu orang.

Apalagi, agenda puncak Dieng Culture Festival dipusatkan di kompleks Candi Arjuna yang venue-nya terbatas. Sebab itu, jumlah peserta dibatasi agar tak terjadi hal-hal yang tak diinginkan. Paling dikhawatirkan adalah kerusakan artefak candi akibat tidak terkontrolnya pengunjung.

“Kita hanya menjual tiket seperti itu karena mempertimbangkan tempat daripada acara itu sendiri, Mas. Apalagi, acara tempat ritual atau acara puncak pemotongan rambut gembel Dieng itu kan di candi, jadi kita menjaga lah,” dia menjelaskan.

 

3 dari 3 halaman

Ketersediaan Penginapan pada Dieng Culture Festival 2019

Berbeda dengan dengan tiket peserta yang masih sisa, jumlah pemesan penginapan di dua desa terdekat dari pusat kegiatan Dieng Culture Festival 2019 justru sudah habis dipesan. Dua desa itu yakni, Dieng Kulon dan Dieng Wetan.

Di kedua desa ini, ada sekitar 500 penginapan. Seluruhnya sudah habis dipesan. Pemesanan mulai ramai sejak pertengahan Juni 2019 lalu.

Karenanya, kini rumah warga yang sebetulnya bukan penginapan pun mulai disulap menjadi homestay dadakan. Tentu saja, fasilitasnya berbeda dari rumah-rumah yang memang sudah disiapkan jadi penginapan.

Tetapi, itu pun tak menyurutkan jumlah pesanan. Rumah-rumah warga yang berada di dua desa ini juga sudah nyaris habis dipesan calon pengunjung.

Khoerul menjelaskan, Dieng Culture Festival 2019 bakal digelar selama tiga hari antara 2-4 Austus 2019. Pemegang tiket terusan berhak untuk mengikuti seluruh rangkaian acara. Adapun pengunjung biasa, hanya menjadi penonton di luar venue.

Selain ritual pemotongan rambut gembel, tahun ini panitia bakal menyuguhkan agenda yang sudah menjadi ikon agenda wisata tahunan ini, yakni Jass Atas Awan. Selain itu ada pula beragam agenda menarik lainnya, di antaranya, Java coffee festival, sky lantern festival (pesta lampion), sarasehan budaya, festival artistik dan sejumlah acara lain.

Panitia mematok harga tiket terusan tahun ini sebesar Rp 360 ribu per orang. Peserta bakal memperoleh tas, kaos, ID Festival, tiket semua acara, caping gunung, kain jarit, lampion dan souvenir.

Saksikan video pilihan berikut ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.