Sukses

Mengintip Persiapan Pembangunan Jalan Tol Bengkulu - Palembang

Agustus 2019 mulai dibangun, SK Penlok Frase pertama pembangunan Jalan Tol Bengkulu menuju Sumatra Selatan ini ditandatangani Senin, 17 Juni 2019.

Liputan6.com, Bengkulu - Rencana pembangunan jalan tol dari Provinsi Bengkulu menuju Sumatra Selatan memasuki babak baru. Frase pertama pembangunan Jalan Tol dari Kota Bengkulu menuju Kota Lubuk Linggau sepanjang 96 kilometer akan dimulai pembangunannya paling lambat awal Agustus 2019 mendatang.

Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah mengatakan, Surat Keputusan Penetapan lokasi atau SK Penlok Frase pertama pembangunan jalan tol Bengkulu menuju Sumatra Selatan ini ditandatangani Senin 17 Juni 2019. Setelah itu akan dilaksanakan pembebasan lahan oleh Badan Pertanahan Nasional atau BPN.

"Senin SK Penlok diteken, setelah itu semua persiapan langsung dikerjakan," tegas Rohidin di Bengkulu (16/6/2019).

Ada 5 kecamatan yang masuk Frase pertama pembangunan jalan tol ini yaitu Kecamatan Selebar Kota Bengkulu, Kecamatan Semidang Lagan, Talang Empat, Karang Tinggi, dan Taba Penanjung Kabupaten Bengkulu Tengah. Sebanyak enam perusahaan yang mengelola lahan yang terdampak pembangunan jalan tol sudah disepakati untuk diserahkan kepada negara.

Gubernur juga meminta kepada para kepala daerah yang wilayahnya masuk dalam jalur pembangunan jalan tol yaitu Wali Kota Bengkulu, Bupati Bengkulu Tengah, Kepahiang dan Rejang Lebong untuk tidak mengeluarkan izin pembangunan apa pun di jalur yang sudah ditentukan. Supaya ketika proyek ini berjalan, tidak ada kemungkinan terjadi kekisruhan di lapangan dan menghambat proses pembangunan.

"Tolong semua pihak untuk bersama-sama bersinergi untuk pembangunan jalan tol ini, kita buka isolasi untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi dan pembangunan jangka panjang," ujar Rohidin.

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Tahap Awal Pembangunan 3 Seksi

Jalan Tol Bengkulu menuju Sumatra Selatan oleh PT Hutama Karya akan dibangun sebanyak 3 tahapan atau seksi. Yaitu Kota Bengkulu menuju Taba Penanjung Bengkulu Tengah, dilanjutkan menuju Kepahiang dan tahapan menuju Rejang Lebong.

Investasi sebesar Rp33,124 miliar akan digelontorkan dengan nilai ekuitas sebesar Rp28,156 miliar atau 85 persen dan pinjaman sebesar Rp4,969 miliar atau 15 persen.

Project Manager Hutama Karya Hasan Turcahyo menyatakan, masa konsesi jalan tol yang akan dibangun ini selama 40 tahun, dengan jumlah lajur sebanyak 2x2 jalur tahap awal dan 2x3 jalur tahap akhir. Bahu luar selebar 3 meter dan bahu dalam selebar 1,5 meter dengan median jalan selebar 5,50 meter.

"Kecepatan kendaraan yang bisa melintas di jalan tol ini rata-rata 100 kilometer per jam," ungkap Hasan.

Jalan Tol Bengkulu menuju Sumatra Selatan ini terbilang unik. Tidak hanya jalan biasa, jalur ini juga akan dibangun terowongan atau tunnel sepanjang 7 kilometer dengan kedalaman maksimal 352 meter dan jembatan atau Longspan Bridge sepanjang 1,6 kilometer.

Jika tidak ada aral melintang, pada akhir Juli atau paling lambat minggu pertama bulan Agustus 2019 ini, akan dilakukan peletakan batu pertama atau groundbreaking dan langsung dilakukan pembangunan fisik.

"Mohon doa dan dukungannya, kita akan mulai bekerja," ungkap Hasan.

 

3 dari 3 halaman

Perluas Jaringan Interland Pelabuhan Pulau Baai

Pembangunan jalan tol Bengkulu menuju Sumatra Selatan dipastikan akan memacu pertumbuhan ekonomi Provinsi Bengkulu. Sebab, dampak langsung dari pembukaan akses jalan tersebut akan menambah frekuensi kegiatan Pelabuhan Pulau Baai Kota Bengkulu.

General Maneger PT Pelindo II Cabang Bengkulu Nurkholis Lukman mengatakan, secara otomatis, wilayah yang dilalui jalan tol ini khususnya kabupaten di Sumatra Selatan akan masuk dalam koneksi Pelabuhan Pulau Baai atau Interland. Wilayah tersebut dipastikan akan memanfaatkan Bengkulu yang secara ekonomis mengurangi beban biaya transportasi pengiriman hasil bumi.

"Jarak tempuh dan waktu yang lebih singkat, akan menjadi daya tarik pengusaha ekspor khususnya Batu Bara dan Karet," ujar Nurkholis.

Dibukanya akses jalan tol ini diproyeksi akan meningkatkan volume ekspor batu bara dari Pelabuhan Pulau Baai yang selama ini mengekspor sebanyak 3 juta ton per tahun, akan meningkat sebanyak 100 persen menjadi 6 juta ton. Sumber material ekspor itu diproyeksi berasal dari Kabupaten Musi Rawas, Lahat, dan Muara Enim.

Volume bongkar muat kontainer juga diproyeksi akan meningkat hingga dua kali lipat, dari 3.000 kontainer per bulan menjadi 6.000 kontainer. Pelindo sendiri mengalokasikan dana lebih dari Rp450 miliar untuk membangun 4 proyek strategis di dalam lokasi pelabuhan. Antara lain Terminal Curah Kering, Terminal Curah Basah, Perluasan Terminal Petikemas dan Pelabuhan khusus untuk karantina hewan atau Lifestock.

Humas PT Pelindo II Cabang Bengkulu Amir Wijaya mengungkapkan, empat proyek sebagai sarana pendukung kepelabuhanan itu sudah mulai dibangun dan dipastikan akan selesai dalam waktu tidak kurang dari 2 tahun.

Pihaknya juga menjamin, alur masuk atau pintu laut menuju pelabuhan dari Samudra Hindia saat ini tidak ada kendala dan berada pada posisi kedalaman lebih dari 8 Low Spring Water (LWS). "Semua beriringan dan akan beroperasi pada saat bersamaan," tegas Amor Wijaya.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.