Sukses

Pemesan Keris di Kampung Pandai Besi Majene Harus Jujur

Kampung pandai besi Pambo'borang di Kecamatan Banggae, Kabupaten Majene, Sulbar merupakan salah satu destinasi wisata yang patut dikunjungi

Liputan6.com, Majene - Desa Pambo'borang merupakan salah satu destinasi wisata yang ada di Kabupaten Majene, Provinsi Sulawesi Barat (Sulbar). Selain karena panorama alam yang dimilikinya, desa tersebut dikenal sebagai kampung pandai besi.

Kampung pandai besi Pambo'borang dahulunya masih dalam wilayah Kelurahan Totoli, Kabupaten Majene. Namun pada tahun 2012, resmi menyatakan terpisah dari Kelurahan Totoli tersebut dan menjadi sebuah desa tersendiri yakni Desa Pambo'borang.

Jafar, warga Kabupaten Majene, Sulbar mengatakan beragam jenis senjata tajam tradisional baik berupa keris, badik, parang, dan tombak buatan masyarakat kampung pandai besi Pambo'borang hingga saat ini banjir pesanan.

Hal tersebut, kata Jafar, karena masyarakat kampung pandai besi Pambo'borang mampu menjaga kualitas karyanya, meski peralatan yang digunakan hingga saat ini masih bersifat serba tradisional.

"Pemesan tak hanya datang dari dalam Kabupaten Majene, Sulbar saja. Tapi ada juga datang jauh-jauh dari dari Pulau Jawa," kata Jafar, Selasa (11/6/2019).

Salah satu keunikan yang dipertahankan oleh masyarakat kampung pandai besi Pambo'borang, yakni saat melayani pesanan pembuatan senjata tradisional khusus gayang atau jambia (keris).

Pemesan akan diminta memenuhi berbagai syarat dan mengungkapkan secara jujur apa tujuannya ia memesan dibuatkan sebuah keris.

"Jadi khusus untuk senjata tradisional itu tidak boleh sembarang memesan. Ada beberapa syarat yang jadi pertimbangan," jelas Jafar.

Para pandai besi yang menerima pesanan pembuatan gayang atau jambia, lanjut Jafar, terlebih dahulu menanyakan tujuan pemesanan dan identitas lengkap pemesan.

"Ukuran gayang atau jambia disesuaikan dengan nama dan tanggal, bulan hingga tahun kelahiran pemesan. Jadi tidak sembarang dibuat atau istilah pandai besi Pambo'borang ada aturan dalam proses 'sukaq' (ukur)," beber Jafar.

Khusus untuk gayang biasanya ukuran 'sukaq'-nya mulai dari ujung jari sampai siku si pemesan sedangkan jenis jambia umumnya mulai dari puting dada hingga puting sebelahnya, kurang lebih sejengkal ukurannya.

"Jadi baik gayang atau jambia punya ukuran sukaq masing-masing. Masyarakat kampung pandai besi Pambo'borang tak membuat seenaknya karena ini akan berpengaruh nantinya pada kualitas senjata tradisional itu sendiri," beber Jafar.

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Berharap Karya Bisa Mendunia

Jafar berharap kerajinan masyarakat kampung pandai besi Pambo'borang ke depannya dapat mendunia. Meski diakuinya butuh proses panjang.

"Tapi jika pemerintah Provinsi Sulbar komitmen dengan itu, saya kira harapan masyarakat pandai besi Pambo'borang akan terwujud," tutur Jafar.

Di kampung pandai besi Pambo'borang yang letaknya tepat di Kecamatan Banggae, Kabupaten Majene, Sulbar, tak hanya membuat satu jenis senjata tradisional saja yakni keris.

Beberapa jenis senjata tradisional buatan masyarakat kampung pandai besi Pambo'borang seperti badik, parang (Kowiq Lakkaq), tombak serta pedang samurai (Katana) juga cukup dikenal dan banjir pesanan.

"Desa yang berjuluk 'Kappung Kowiq' (kampung pandai besi) itu memang sejak zaman dahulu hingga sekarang mayoritas masyarakatnya merupakan pandai besi. Persentasenya hingga 90 persen warga merupakan pandai besi 'pande bassi' di sana," Jafar menandaskan.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.