Sukses

Bocah Aceh Main Katok Sampai Lompat Kegirangan, Yuk Ikutan

Sesaat kemudian bocah-bocah itu mulai mengantri, menunggu giliran untuk melakukan eksekusi.

Liputan6.com, Aceh - Bak snipers tengah menargetkan mangsa, sebelah matanya dipicingkan untuk memastikan tepat tidaknya bidikan. Tubuhnya bersetungging, sementara kepala dimiringkan. Siang itu di Desa Peunaga Baro, Kecamatan Meureubo, Kabupaten Aceh Barat, Senin 10 Juni 2019.

Anak-anak lain mencoba menggoda agar konsentrasinya buyar namun tak dihiraukannya. Bocah yang mengenakan kaos Juventus itu ingin tetap fokus agar tembakannya mengenai sasaran.

Sejurus kemudian, bola berdiameter 40 milimeter itu melesat bak anak panah lepas dari busurnya, mengenai bola lain yang ada di depannya. Bola yang menjadi target itu pun menggelinding jauh.

Bocah itu melompat kegirangan. Disambut beberapa bocah Aceh lain dengan reaksi yang sama.

Sesaat kemudian bocah-bocah itu mulai mengantri, menunggu giliran untuk melakukan eksekusi. Terhukum yakni bocah yang bolanya terkena pukulan tadi.

"Padahal, sedikit lagi," celetuk bocah yang menjadi terhukum dengan nada kesal. Sementara teman-temannya tersenyum dengan raut muka meledek.

"Saatnya pembalasan," ucap seorang di antara mereka.

Anak itu tampak pasrah ketika teman-temannya melontarkan bola berbahan selulosa ke telapak tangannya.

Berkali-kali ia harus memejamkan mata sambil meringis kesakitan, menahan perih terkena hantaman bola, meninggalkan bekas benjolan berwarna merah.

Bocah-bocah tersebut sedang bermain katok, permainan tradisional yang sudah jarang dimainkan anak-anak di Aceh.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Tempat Cocok Bermain Katok

Permainan ini sangat sederhana. Untuk memainkannya hanya butuh bola pingpong serta keahlian melontar dan membidik bola berbahan ringan tersebut dengan menggunakan jari jemari saja.

Katok dimainkan di lapangan yang relatif sempit. Lapangan ini nantinya menjadi tempat pertarungan, di mana para pemain akan saling bersaing dan menjatuhkan satu sama lain.

Sebelum bermain, terlebih dahulu dicari tempat paling cocok. Lokasi yang dipilih biasanya tanah mulus tanpa hambatan seperti batu kerikil, rumput liar, dan lain sebagainya.

Tanah itu akan dilubangi. Lubang dikeruk sebanyak 3 buah dengan ukuran sedikit lebih besar dari bola pingpong agar nanti pemain mudah memasukkan bola ke dalamnya.

Posisi ketiga lubang harus simetris, lazimnya berjarak tiga kali langkah kaki para pemain. Jumlah pemain tidak dibatasi, namun paling sedikit harus dua orang.

Permainan dimulai saat para pemain melempar bola dalam waktu bersamaan ke lubang terjauh dari lubang di mana mereka berdiri pertama kali. Pemain yang bolanya masuk ke lubang yang juga disebut lubang satu berhak menuju ke lubang selanjutnya atau lubang dua.

Para pemain diizinkan membidik bola milik pemain lain. Jika beruntung, bola yang dibidik kena dan menjauh dari lubang, namun tak jarang, malah bola milik pembidik yang terlempar jauh karena bidikannya tak kena sasaran.

Seandainya tidak satu pun pemain berhasil memasukkan bola ke lubang satu, mereka harus bersaing memasukkan bola ke lubang tersebut. Pemain yang bolanya paling mendekati bibir lubang satu diberi kesempatan pertama untuk memasukkan bola, demikian pula untuk giliran pemain selanjutnya.

Pertarungan yang sebenarnya dimulai saat pemain mulai berlomba mengincar lubang dua. Setiap pemain wajib mencapai setiap lubang yang ada dengan catatan harus menyingkirkan bola milik pemain lain yang ada di dekatnya jika tidak ingin terjadi yang sebaliknya.

3 dari 3 halaman

Aturan Main

Dalam permainan ini, liang yang harus dicapai oleh setiap pemain terhitung tujuh buah. Para pemain memulainya dari lubang satu, lalu ke lubang dua, kemudian lubang tiga, yang tak lain adalah lubang di mana mereka pertama kali berdiri pertama kali untuk melemparkan bola ke lubang satu.

Ketika pemain berhasil memasukkan bola ke lubang tiga, ia harus memasukkan bola ke lubang sebelumnya, atau lubang dua. Namun, saat itu, lubang dua terhitung sebagai lubang empat, begitu pun ketika ia menuju ke lubang satu, yang telah terhitung sebagai lubang lima.

Demikian selanjutnya. Pemain akan memasukkan bola ke lubang enam, yang pada awalnya adalah lubang dua, hingga akhirnya menyelesaikan permainan saat berhasil mencapai lubang terakhir, atau lubang tujuh, yang sebelumnya adalah lubang tiga.

Untuk memasukkan bola ke lubang-lubang tersebut tentu tidak mudah. Jika beruntung, pemain berhasil menggelindingkan bolanya dengan mulus ke dalam lubang. Jika tidak, bola tersebut bisa saja berhenti atau tersangkut di sekitar bibir lubang dan pada akhirnya menjadi bulan-bulanan pemain giliran selanjutnya.

Pemain yang mendapat giliran juga diperbolehkan membidik bola milik pemain lain yang ada di dekatnya. Permainan ini bisa berlangsung dengan penuh rasa kesal, terlebih ketika bola milik seorang pemain terhempas sangat jauh saat dibidik pemain lainnya.

Belum lagi mengingat rasa perih akibat hantaman bola pingpong bertubi-tubi. Pemain yang paling akhir mencapai lubang tujuh dinyatakan kalah dan dihukum dengan hantaman bola pingpong baik di telapak tangan atau lengan sebelah dalam.

Hukuman dilakukan dengan cara menembakkan bola yang dilontarkan dengan jari. Proses melontarkan bola ini hampir sama cara kerjanya dengan ketapel, di mana jari bekerja sebagai pelontar untuk menerbangkan bola pingpong yang dipautkan diantara ibu jari dan telunjuk.

Saksikan video pilihan berikut ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.