Sukses

Utamakan Selamat dengan Program Mudik Motor Gratis Motis

Agus mengaku senang bisa mudik ke kampung halaman. Menurut wiraswastawan itu, dengan mengikuti program pengiriman motor via kereta api ini dirinya merasa lebih nyaman dan aman.

Liputan6.com, Bandung Agus (40), sedang duduk di kursi antrian Posko program angkutan motor gratis (motis) Stasiun Kiaracondong, Kota Bandung. Ia membawa sepeda motor bebek 110 CC untuk dikirimkan ke Gombong.

Warga Cihampelas itu rupanya sedang mengantri tiket. Ia yang akan memboyong istri dan anaknya, membeli tiket kereta api tujuan Gombong.

Agus mengaku senang bisa mudik ke kampung halaman. Menurut wiraswastawan itu, dengan mengikuti program pengiriman motor via kereta api ini dirinya merasa lebih nyaman dan aman.

"Tentunya yang nomor satu itu keselamatan. Dengan mengirim kendaraan pakai kereta, kita bisa menghindari risiko kecelakaan," kata Agus, Sabtu (1/5/2019).

Agus mendaftarkan program Motis sejak April lalu. Ia hanya tinggal membayarkan tiket keberangkatan dan kepulangan menggunakan kereta api.

"Karena program ekspedisinya gratis, begitu sudah daftar saya langsung beli tiket. Kalau harus jalan pakai motor rasanya sama saja pengeluarannya. Jadi saya mending pilih kirim pakai ekspedisi dan beli tiket," katanya.

Agus mengaku sudah tiga kali ikut program Motis. Dengan hadirnya program ini, ia bisa kembali merasakan suasana berlebaran di kampung halaman.

"Saya dapat informasinya di website Kemenhub. Ini sudah ketiga kalinya ikut mudik pakai kereta gratis," ujarnya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Program Kementerian Perhubungan

Kementerian Perhubungan (Kemenhub) kembali menggelar program angkutan motor gratis (motis) dengan moda kereta api (KA) selama periode angkutan Lebaran 2019. Ini merupakan tahun keenam penyelenggaraan secara nasional atau yang ketiga kalinya dilaksanakan di Bandung.

Untuk tahun lalu, program ini telah mengangkut 18.096 sepeda motor milik pemudik. Sedangkan berdasarkan data PT KAI Daop 2 Bandung, hingga 22 Mei 2018 sebanyak 1.286 motor sudah didaftarkan mengikuti program motis mudik Lebaran 2018.

Untuk tahun ini, Stasiun Kiaracondong, kembali ditunjuk sebagai salah satu pelaksana program tersebut.

Menurut Koordinator Posko Motis di Stasiun Kiaracondong, Rizky Agung, sebanyak 963 unit kendaraan telah terdaftar untuk mengikuti program Motis.

"Data yang masuk di Stasiun Kiaracondong, jumlah pendaftarnya ada 963. Pendaftar yang sudah memasukkan kendaraannya sudah mencapai 750. Sedangkan yang terkirim sudah mencapai 700 unit," kata Rizky.

Rencananya, pada malam nanti sebanyak 130 unit roda dua akan diberangkatkan menggunakan kereta api. Sedangkan sisanya akan diberangkatkan pada Minggu (2/6/2019).

"Untuk tujuannya mulai dari Sidareja, Kroya, Gombong, Kebumen, Kutoarjo sampai tujuan akhir Pasar Turi," kata Rizky.

Pendaftaran online program Motis dibuka sejak 12 Maret dan ditutup pada 25 Mei 2019. Pemerintah juga melayani pendaftaran langsung motor bagi pemegang tiket KA ekonomi dan PSO di stasiun yang ditunjuk pada 12 Maret hingga 13 Mei 2019 lalu.

Stasiun yang ditunjuk di antaranya Stasiun Jakarta Gudang, Stasiun Bekasi, Stasiun Jatinegara, Stasiun Kemayoran, Stasiun Cikarang, Stasiun Cimahi, Stasiun Kiaracondong, Stasiun Depok Baru, dan Stasiun Tangerang.

Selain itu, juga dibuka pendaftaran langsung motor yang tidak difasilitasi pemesanan tiket sejak 14 Mei hingga 25 Mei 2019.

Peserta yang ingin mendaftar perlu membawa KTP, SIM yang berlaku, serta Kartu Keluarga. Adapun besaran motor yang diizinkan untuk diangkut adalah yang berkapasitas maksimal 150 CC.

"Sebelum dimasukkan ke kereta api, bensin motor wajib dikosongkan dan spion dilepas. Kita ada tim khusus bongkar muat," kata Rizky.

3 dari 3 halaman

Meminimalisir Kecelakaan Roda Dua

Sebelumnya, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengimbau masyarakat agar tidak menggunakan kendaraan roda dua atau sepeda motor saat mudik Lebaran 2019.

Dia meminta agar pemudik menggunakan fasilitas mudik gratis yang tersedia atau angkutan umum. Budi mengatakan mudik menggunakan sepeda motor sangat berbahaya karena angka kecelakaan saat mudik pada 2018, didominasi oleh pemotor sebanyak 70 persen.

"Saya juga tinjau langsung, mereka-meraka yang menggunakan motor itu capek sekali sehingga risikonya tinggi," kata Budi, Senin (6/5/2019).

Dia menjelaskan, pemerintah mengkampanyekan imbauan mudik tidak menggunakan motor. Dia menyebutkan angka kecelakaan karena motor berhasil turun sekitar 30%.

Selain itu dia juga mengimbau agar pemudik mengutamakan keselamatan dengan menjaga kecepatan berkendara dalam batas yang wajar. "Motor dan para pemudik diangkut dengan kapal laut. Mudik jadi lebih aman dan nyaman," katanya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.