Sukses

Perjuangan Ibu di Cilacap Lahirkan Bayi Kembar 3 Lewat Persalinan Normal

Bayi kembar tiga berjenis kelamin laki-laki tersebut dilahirkan dengan persalinan normal. Masing-masing lahir pada pukul 12.40 WIB, 12.45 WIB, dan 12.50 WIB di RSU Duta Mulya, Cilacap.

Liputan6.com, Cilacap - Juminem (37) tak bisa menyembunyikan kebahagiaannya usai melahirkan bayi kembar tiga. Kurang dari 24 jam sebelumnya, ia memang baru melahirkan anak keempat yang sekaligus kelima dan keenam.

Juminem mengaku tak menyangka anaknya lahir kembar tiga. Pasalnya, sebelum ini, dalam pemeriksaan kandungan disebut anaknya hanya kembar dua.

Pun dengan pemeriksaan dua bulan dan sepekan lalu. Dalam USG yang tampak hanyalah dua bayi. Sampai sepekan sebelum persalinan pun, bidan masih memperkirakan bahwa bayinya hanya kembar dua.

Juminem bercerita, Sabtu pagi ia merasa mulai mulas. Ia merasa sudah mulai kontraksi. Maka ia pun meminta agar suaminya, Sakimin (47) segera diantarkan ke RSU Duta Mulya Majenang, Cilacap.

Untuk mencapai RSU Duta Mulya bukan lah hal gampang bagi ibu bayi kembar tiga ini. Pasalnya, rumah Juminem berada di Gintungsari Kecamatan Gandrungmangu, yang jaraknya kurang lebih 50 kilometer dari RSU Duta Mulya.

"Jauh. Makanya terus cepat-cepat ke sini. Enggak bisa melahirkan di bidan," ucap Juminem, Minggu (19/5/2019).

Pukul 11.00 WIB, mereka tiba di RSU Duta Mulya. Dan detik-detik menegangkan kelahiran bayi kembar tiga pun dimulai.

Beruntung, sebelumnya Juminem sempat pula memeriksakan kehamilannya di RSU ini. Dengan begitu, riwayat pemeriksaannya pun bisa lebih cepat dibandingkan jika harus observasi awal proses persalinan bayi kembar tiga ini.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Persalinan 3 Bayi Kembar Lelaki

Komisaris RSU Duta Mulya, dr Tatang Mulyana SpOG mengatakan tiga bayi kembar berjenis kelamin laki-laki tersebut dilahirkan dengan persalinan normal. Masing-masing lahir pada pukul 12.40 WIB, 12.45 WIB, dan 12.50 WIB, atau masing-masing bayi hanya berselang lima menit.

Bayi pertama berbobot 2.000 gram, bayi kedua 1.850 gram, dan bayi ketiga 1.730 gram. Tiga bayi berjenis kelamin laki-laki.

"Bayi pertama dilahirkan kepala di bawah. Bayi kedua dan ketiga kaki terlebih dahulu. Tetapi, relatif lancar. Hanya sebentar proses persalinannya," Tatang menerangkan.

Tatang mengungkapkan, keputusan untuk persalinan normal diambil setelah melihat posisi bayi pertama yang akan dilahirkan. Saat itu, posisi bayi sudah bagus dengan posisi kepala di bawah dan siap dilahirkan.

"Persalinan normal, lancar. Kita melihat posisi bayi pertama sudah bagus, kepala di bawah. Sehingga memutuskan untuk melahirkan secara normal," kata Tatang.

Kondisi seluruh bayi sehat dan stabil. Seluruhnya masih dirawat di inkubator. Pasalnya, bobot bayi masih kurang. Pihak rumah sakit juga masih mempertimbangkan kesehatan bayi agar lebih stabil.

"Setidaknya 2.000 gram nanti sudah bisa dirawat biasa," jelasnya.

Kesehatan ibu usai bersalin pun sudah sehat. Tensi darah yang naik sebelum persalinan telah kembali normal. Pemulihan setelah melahirkan Juminem juga sangat cepat.

 

3 dari 3 halaman

Keputusan MOW atau Tubektomi

Usai melahirkan bayi kembar tiga ini, Juminem memutuskan untuk KB dengan metode operasi wanita (MOW) atau tubektomi. Keputusan ini diambil setelah dia melahirkan anak keempat, kelima, dan keenamnya sekaligus ini.

MOW atau tubektomi merupakan tindakan penutupan kedua saluran telur kanan dan kiri, yang menyebabkan sperma tidak dapat melewati sel telur, sehingga sperma tidak bisa bertemu dengan sel telur. Akibatnya, wanita tak lagi dapat hamil.

"Sudah cukup. Ini berarti kan anak saya enam orang," ucap Juminem.

Keputusan untuk tubektomi atau MOW ini juga didukung oleh suaminya, Sakimin (47). Salah satu pertimbangannya adalah agar mereka bisa merawat anak-anaknya lebih maksimal.

"Satu bayi saja repot, apalagi tiga bayi kembar. Tapi kami sudah siap dengan kerepotannya," ujarnya.

Suami Juminem, Sakimin mengatakan saat ini anak tertuanya sudah lulus SMA. Namun, keluarga belum memutuskan apakah anaknya akan berkuliah atau bekerja. Keluarga mesti mempertimbangkan masak-masak biaya berkuliah yang mahal.

Sakimin mengaku hanya bekerja sebagai petani yang hanya punya sedikit lahan garapan. Lainnya, ia menyewa atau bagi hasil dengan pemilik lahan.

"Saya buruh tani. Kerjanya apa saja. Serabutan," kata Sakimin.

Keputusan untuk MOW juga didukung oleh Komisaris RSU Duta Mulya, Majenang, dr Tatang Mulyana SpOG. Menurut dia, keluarga Sakimin dan Juminen telah membuat keputusan yang bijak, mempertimbangkan kondisi yang ada. MOW akan segera dilakukan usai kondisi Juminem stabil dan sehat.

Saksikan video pilihan berikut ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.