Sukses

Sepi Peminat, Tur Jihad ke Jakarta Dibatalkan

Dari kabar yang beredar itu menyebutkan bahwa Tur Jihad dilakukan untuk menampung aspirasi masyarakat yang akan ke Jakarta.

Surabaya - Kegiatan Tur Jihad Jakarta yang ramai di media sosial, membuat pihak kepolisian turun tangan. Kombes Pol Frans Barung Mangera Kabid Humas Polda Jatim menyebutkan, ajakan ini sempat meresahkan masyarakat, karena digadang-gadang sebagai bagian dari people power pada 22 Mei mendatang di Jakarta.

Barung menjelaskan, dari kabar yang beredar itu menyebutkan bahwa Tur Jihad dilakukan untuk menampung aspirasi masyarakat yang akan ke Jakarta. Dengan memfasilitasi kendaraan bus maupun mobil, melalui sistem paket. Misalnya, satu bus isi 50 orang dipatok harga Rp450 ribu.

"Kehebohan dua hari ini yaitu adanya fasilitas tur jihad yang akan dilakukan untuk menampung aspirasi mereka, yang mau ke Jakarta. Nah kita menindaklanjuti keresahan publik ini. Kita sudah menemui orangnya, dan pihak koordinator datang ke kami hari ini," kata dia.

Dari upaya tindaklanjut itu, kata dia, pihak koordinator Tur Jihad Jakarta akhirnya mendatangi ke Polda Jatim, Minggu (19/5/2019). Di depan awak media, mereka menyampaikan permintaan maaf karena telah membuat keresahan dan meluruskan kegiatan Tur Jihad itu.

 

Baca berita menarik lainnya di Suarasurabaya.net.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Pengakuan Koordinator Tur Jihad

Mohammad Roni Koordinator Tur Jihad Jakarta membantah kalau kegiatannya itu upaya pergerakan massa. Dia menyebutkan, Tur Jihad Jakarta adalah kegiatan tamasya dengan menggandeng kaum emak-emak. Adapun rincian kegiatannya, dengan mengunjungi tempat ibadah dan belanja ke Tanah Abang.

"Sebenarnya konotasinya bukan sekejam kata-kata itu. Kita dengan emak-emak ingin jalan-jalan atau refreshing ke Jakarta. Sambil kulakan dan ibadah ke Masjid Istiqlal. Tidak ada kaitannya dengan 22 Mei," kata dia.

Adapun pemilihan kata jihad yang banyak dipertanyakan, Roni menganggap itu bukan semata-mata diartikan sebagai perang. Dalam kegiatannya, masyarakat yang ikut juga mencari nafkah untuk keluarganya yang menurutnya sudah bagian dari jihad.

Kendati demikian, dirinya meminta maaf atas keresahan yang terjadi di masyarakat. Dia menyebutkan, bahwa Tour Jihad Jakarta sudah dibatalkan atau dibubarkan. Karena jumlah peserta yang mendaftar terlalu sedikit.

"Kalau kata-kata jihad di dalam Islam bukan diartikan perang. Kita mencari nafkah saja jihad. Jadi kata jihad itu bukan berarti kita udah berani mati. Melihat kondisi yang begitu memanas Tur Jihad ini sudah dibubarkan dan tidak ada dari kita yang berangkat ke Jakarta. Maaf atas keresahan ini," jelasnya.

Usai melakukan permintaan maaf dan klarifikasi ke media, Roni bersama rekannya Feni Lestari diarahkan penyidik ke Gedung Ditreskrimsus Polda Jatim. Mereka berdua tetap akan menjalani pemeriksaan terkait hal ini.

 

Simak video pilihan berikut ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.