Sukses

2 Remaja Pekanbaru Lempar Mercon ke Kantor Polisi

Dua remaja berstatus pelajar SMP di Pekanbaru berbuat nekat dengan melempar mercon ke halaman Mapolda Riau. Aksi ini diduga sebagai protes terhadap kepolisian yang sering menggelar razia balap liar.

Liputan6.com, Pekanbaru- Kenakalan remaja di Kota Pekanbaru, Riau, kian memprihatinkan. Selain berbuat kriminal, mulai dari terlibat tawuran berujung pembunuhan dan begal, mereka juga nekat melempari Mapolda setempat dengan mercon.

Dalam kasus pelemparan mercon, ada dua orang ditangkap setelah terjadi kejar-kejaran di Jalan Jenderal Sudirman. Keduanya diserahkan ke Direktorat Reserse Kriminal Umum untuk pengusutan lebih lanjut.

Wakil Direktur Lalu Lintas Polda Riau Ajun Komisaris Fadly Munzir Ismail menjelaskan, pelemparan mercon ke halaman Mapolda itu terjadi Kamis malam, 9 Mei 2019. Beberapa tugas piket tentu saja kaget mendengar ledakan ini.

"Pukul 23.00 WIB kejadiannya, persisnya ketika kami melakukan razia balap liar di beberapa titik," sebut Fadly.

Fadly menyebut kedua remaja itu berstatus pelajar SMP. Keduanya nekat berbuat demikian sebagai balasan kepada petugas karena dalam beberapa hari terakhir rajin merazia balap liar.

"Mungkin mereka tidak terima, tidak suka (dengan kegiatan ini). Ini sangat memprihatinkan karena masih pelajar SMP," imbuh Fadly.

Selain itu, tambah Fadly, kepolisian juga menyita kedua motor pelajar itu, lalu dibawa ke Mapolda Riau. Terkait status, apakah keduanya dipulangkan dan membuat surat perjanjian atau diproses hukum, Fadly belum mendapat informasi.

"Proses ke Direktorat Reserse Kriminal Umum. Tidak ada senjata tajam yang ditemukan dari keduanya," jelas Fadly.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Kenakalan Remaja Memprihatinkan

Menurut Fadly, angka kriminalitas kalangan pelajar di Pekanbaru cukup meningkat. Beberapa hari terakhir, ada kejadian begal melibatkan remaja termasuk tawuran berujung maut.

Hanya saja, Fadly menolak istilah geng motor. Dia berpendapat belum ada geng motor di Pekanbaru meski kriminalitas yang terjadi selalu dilakukan bergerombol dan memakai sepeda motor.

"Kalau bibit mengarah ke geng motor ada, misalnya begal di Tampan dan penyerangan terhadap personel Polda Riau beberapa waktu lalu," sebut Fadly.

Untuk mengantisipasi bibit ini tumbuh besar, polisi di Pekanbaru kian giat melakukan razia sejak awal Ramadan. Operasi ini melibatkan polisi lalu lintas, Brimob dan reserse kriminal.

"Tujuannya juga mengantisipasi adanya balap liar di berbagai titik di Pekanbaru," sebut Fadly.

Selain balap liar, sasaran operasi ini adalah motor modifikasi trondol dan knalpot cempreng, termasuk tempat remaja berkumpul usai berbuka puasa. Tempat tongkrongan di pinggir jalan akan dipantau ketat.

"Kami datangi, tanya surat-surat kendaraan atau diperiksa juga barang bawaan untuk mengantisipasi adanya senjata tajam," katanya.

Fadly menyebut pelanggaran lalu lintas di Pekanbaru, terutama pada malam hari, sangat memprihatinkan. Hal ini mengganggu ketertiban dan keamanan masyarakat.

"Terutama yang melaksanakan ibadah Ramadan, terganggu oleh balap liar ini. Semoga ada efek jera, orang tua juga awasi anaknya, jangan sampai ke polisi," sebut Fadly.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.