Sukses

Potensi Gempa Dahsyat di Mentawai, Ayo Tanam Pohon Tegakan

Ahli kegempaan memprediksi gempa berkekuatan besar masih bisa terjadi di Mentawai, salah satu cara mengurangi kerusakan yang ditimbulkan dengan menanam pohon tegakan.

Liputan6.com, Malang - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) kembali mengingatkan potensi gempa besar yang bisa memunculkan tsunami di Mentawai, Sumatera Barat. Masyarakat diajak menanam pohon tegakan keras sebagai satu mitigasi bencana.

Kepala BNPB Doni Monardo mengatakan, gempa megathrust berpotensi memunculkan tsunami bisa sewaktu-waktu terjadi di Mentawai, Sumatera Barat. Meski demikian, tidak dapat diprediksi kapan bencana itu akan terjadi.

“Sekarang ini sudah masuk periodisasinya, masuk siklusnya. Tidak pernah ada ahli yang bisa menentukan kapan itu bakal terjadi, tapi kita harus siaga,” kata Doni di sela dialog kesiapsiagaan bencana di Malang, Jawa Timur, Senin, 29 April 2019.

Pernyataan Doni merujuk pada hasil penelitian ahli geologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Danny Hilman Natawijaya. BNPB bersama ahli kegempaan sudah pernah datang ke Mentawai pada Februari silam.

Hasil kajian itu sudah disikapi dengan berbagai strategi mitigasi di wilayah Sumatera Barat. Misalnya, penghijauan menanam pohon tegakan seperti cemara udang dikombinasikan dengan pohon waru, beringin, mahoni maupun tanaman keras lainnya.

“Tanaman keras itu bisa bertahan ratusan tahun. Hasil penelitian, pohon seperti itu bisa meredam energi tsunami sampai 80 persen,” ujar Doni.

Namun pohon itu harus yang sudah besar setinggi 20 meter. Bisa meredam tsunami yang kecepatannya bisa mencapai 700 kilometer per jam. BNPB sudah menanam beberapa jenis pohon tersebut di Mentawai dan kawasan Sumatera Barat.

“Kalau pohon masih setinggi lima meter ya belum efektif. Gerakan penanaman pohon ini harus masif,” ucap Doni.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Mengurangi Resiko

Pemasangan early warning system atau sistem peringatan dini tidak bisa dijadikan satu – satunya andalan meminimalisir potensi bencana itu. Salah satu pencegahan terbaik dengan peningkatan kewaspadaan dari diri sendiri.

“Alat peringatan dini belum semua terpasang dan tak semua bisa mendengar. Maka peringatan terbaik ya dari kita sendiri,” kata Doni.

Ia menyebut Pemda Mentawai sekarang sudah sering menggelar sosialisasi dan simulasi ke masyarakat. Bagaimana langkahnya jika terjadi gempa berkekuatan besar. Termasuk setiap keluarga harus punya cara meski cukup sederhana.

“Cara paling mudah itu seperti meletakkan kaleng dekat tempat tidur. Jika kaleng goyang dan jatuh, maka harus tahu kemana pergi menyelamatkan diri,” papar Doni.

Seberapa kuat potensi gempa megathrust di Mentawai, Sumatera Barat tidak bisa diprediksi. Tapi potensi kekuatannya bisa semakin berkurang jika kerap melepas energi atau terjadi gempa dalam skala kecil. Justru berbahaya kalau sama sekali tidak pernah ada gempa kecil.

Mentawai dan Sumatera Barat umumnya tercatat pernah beberapa kali diguncang gempa. Gempa berkekuatan 7,9 skala richter (SR) mengguncang pada 2009 serta 7,7 SR pada 2010 silam. Beberapa ahli menyebut masih ada potensi gempa berkekuatan 8,9 SR.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.