Sukses

Aksi Menteri Sri Mulyani Bikin Burayot di Garut yang Mengundang Tawa

Burayot adalah makanan khas masyarakat Garut yang masih bertahan hingga kini. Panganan dengan bahan dasar gula aren, tepung ketan, dan tepung beras ini, memang memiliki kesulitan tersendiri.

Liputan6.com, Garut - Ada kejadian unik dalam kunjungan kerja Menteri Keuangan Sri Mulyani ke Garut, Jawa Barat, Jumat (26/4/2019).

Orang nomor satu di Kementerian Keuangan itu yang akrab disapa bu Ani kalah jago saat masak Burayot, panganan khas lokal Garut, bersama tiga menteri lainnya, yang seluruhnya laki-laki.

"Wah ini ada cara khusus yang perlu dipelajari," ujar Ani bertanya kepada Menteri Pariwisata Arief Yahya yang persis bersebelahan di sampingnya di stand panganan tradisional Burayot di Situ Bagendit.

Burayot adalah makanan khas masyarakat Garut yang masih bertahan hingga kini. Panganan dengan bahan dasar gula aren, tepung ketan, dan tepung beras ini, memang memiliki kesulitan tersendiri, terutama saat dilakukan penggorengan di atas wajan mendidih.

Terlambat sedikit, bahan adonan yang seharusnya membentuk burayot  atau mengembang, akan langsung layu kutu seketika, sehingga tidak indah dilihat. Di situlah letak seni tersendiri dalam mengolah makanan khas Garut ini.

Rasanya yang manis, adonan legit di dalamnya, makanan yang satu ini enak disajikan dalam keadaan hangat, sambil ditemani seduhan kopi atau teh hangat.

Benar saja, tangan mungil Menteri Ekonomi terbaik dunia itu kalah cepat. Tak ayal kondisi layu kutu burayot pun terjadi. Hidangan yang disajikan bu Ani pun menjadi bahan guyonan.

"Sulit juga, ini harus ditusuk atau bagaimana," tanya Menteri Ani kepada Menteri Pariwisata Arief Yahya yang berada persis di sampingnya sambil disambut tawa hadirin.

"Ini rasanya seperti kue cucur ya," ujar Kepala Badan Ekonomi Kreatif, Munarwan Munaf.

Cucur dan Burayot memang kakak beradik, meskipun bahan adonan nyaris sama, bentuknya tidak serupa.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Emak-emak Belajar Cash Flow Usaha

Dalam kunjungan singkatnya, Menteri Ani tak lupa menyempatkan diri mendapatangi salah satu kerumunan emak-emak di gazebo yang sudah disiapkan panitia, di dalam kawasan yang sama.

Belasan emak-emak pelaku usaha mikro tersebut nampak khusuk mengikuti training financial literasi yang dipimpin trainer keuangan Muhammad Hanafi.

"Ini lagi apa semuanya ?," sapa menteri Ani.

"Lagi mengatur cash flow sebuah usaha bu," ujar Wiwin, salah satu peserta.

Bagi pelaku usama kecil mikro (UKM) bantuan permodalan lunak dengan bunga yang sangat kecil jelas berguna. Penjual baso yang biasa mangkal di area tempat jajanan anak-anak sekolah itu, suntikan modal awal sebesar Rp 2 juta yang dikucurkan pemerintah, telah naik dua kali lipat lebih dengan pengelolaan pembukuan yang baik.

"Sekarang saya sudah dipercaya untuk pinjaman uang sebesar Rp 5 juta," kata dia bangga.

Wiwin mengaku, memutarkan uang pinjaman pemerintah memang bukan perkara mudah, meskipun bunga yang diberikan terbilang kecil, namun butuh inovasi agar usahanya tetap berkembang.

"Ini baru pertama atau sudah sering," tanya menteri Ani.

"Sudah lama bu, cuma sekarang lokasinya di sini (Situ Bagendit)," ujar Nina, salah satu peserta lainnya.

Menurut mantan salah satu Direktur Eksekutif Bank Dunia ini, pemahaman literasi keuangan yang baik, dapat menjadi salah satu jalan bagi masyarakat untuk meningkatkan skala usaha.

Program UMI atau Pembiayaan Ultra Mikro yang digulirkan pemerintah, merupakan terobosan dari pemerintah pusat untuk menjembatani permodalan warga dengan mudah. "Dengan pola dicatat seperti ini, Insyaalloh usaha ibu semua akan terus berkembang," kata dia.

Ani juga mengingatkan jika penerima permodalan UMI, harus membuat inovasi usaha selain makanan.

3 dari 3 halaman

Penggalan Surga yang Jatuh ke Bumi

Sebagai daerah yang tengah naik daun dalam peta destinasi wisata dalam negeri, Menteri Sri Mulyani pun tak sungkan memuji, indahnya potensi alam yang dimiliki Garut saat ini.

"Jabar adalah penggalan surga yang jatuh ke dunia," kata dia.

Menurutnya sebagai daerah yang memiliki potensi wisata lokal yang melimpah, dibutuhkan peran serta dan kerjasama semua pihak untuk mengembangkannya. "Kalau kita tidak berupaya meningkatkan, kita tidak akan mendapatkan potensi surga itu," kata dia.

Selama menginjakan kaki di kawasan wisata Situ Bagendit hampir tiga jam lamanya, kedatangan rombongan tiga menteri yang dipimpin Menteri Pariwisata Arief Yahya tersebut, berlangsung cukup meriah dan menghibur.

Diiringi ragam kesenian daerah dan penyajian beberapa stand kuliner lokal, Menteri Sri Mulyani bak ratu yang mendapatkan pengawalan para punggawa istana, terus menjadi pusat perhatian. Sesekali ia tak sungkan menghampiri seluruh stand, sambil menyicipi makanan khas yang tersedia.

"Saya dari mulai perjalanan, melihat kanan kirinya itu sawah yang indah, begitu menakjubkan," ujar dia kembali memuji.

Ia berharap dengan kedatangannya ke Garut saat ini, menjadi pintu pembuka dilakukannya penataan menyeluruh kawasan wisata Situ Bagendit, dan kawasan wisata Garut lainnya menjadi destinasi wisata dunia. “Butuh dimensi lain untuk berkolaborasi erat antara pusat dan pemerintah daerah,” kata dia.

Dengan melimpahnya potensi, pemerintah ujar dia berkomitmen siap membantu mengembangkan potensi wisata melalui anggaran dan kebijakan yang diberikan untuk daerah.

"Pola kolaborasi ini akan semakin terasa jika mengunjungi lokasinya langsung. Bukan hanya lihat mata anggarannya. Ke sini bisa merasakan sendiri," kata dia.

Ia mencontohkan pembangunan reaktivasi jalur kereta api Cibatu-Garut, serta infrastruktur jalan, diharapkan mampu menjadi magnet kedatangan pengunjung untuk berwisata ke Garut. "Pemerintah juga berkomitmen melakukan pembenahan kawasan ini agar menjadi kawasatan wisata berkelas dunia," kata dia.

Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil mengaku bangga dengan respon cepat yang ditujukan pemerintah, paska kedatangan Presiden Jokowi Februari lalu, untuk membenahi kawasan wisata Garut.

"Kunjungan multi kementerian ini jadi momen istiwewa, kami sudah sampaikan potensi ekonomi Jawa Barat luar biasa. Tak bisa diselesaikan satu dimensi saja," papar dia.

Saksikan video pilihan berikut ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.