Sukses

Bahaya Tersembunyi dari Musim Pancaroba di Banyumas dan Cilacap

Kondisi pada musim pancaroba ini bisa memicu cuaca ekstrem berupa hujan lebat berdurasi singkat disertai petir, angin kencang, atau bahkan puting beliung.

Liputan6.com, Cilacap - Awal hingga awal dasarian kedua Maret 2019 di Banyumas dan Cilacap ditandai dengan mendung yang mengirimkan hujan hingga berjam-jam. Beberapa di antaranya, terjadi hingga seharian.

Namun, pada akhir Maret, intensitas hujan berangsur menurun. Hal ini merupakan berkah bagi petani-petani yang tengah panen raya padi. Kehadiran matahari sepanjang hari membuat gabah petani cepat kering, dan tentu cepat digiling.

Namun, di balik bersahabatnya cuaca dua pekan terakhir ini, masih tersembunyi bahaya yang bisa saja mengancam sewaktu-waktu. Sebabnya, saat ini adalah musim pancaroba, utamanya untuk wilayah Jawa Tengah bagian selatan barat.

Pada musim pancaroba, sering terjadi kondisi ekstrem, di mana terjadi perbedaan suhu dan kelembapan yang tinggi antara pagi hari dengan siang menjelang sore. Kondisi ini bisa memicu cuaca ekstrem berupa hujan lebat berdurasi singkat disertai petir, angin kencang atau bahkan puting beliung.

Prakirawan BMKG Pos Pengamatan Cilacap, Rendy Krisnawan mengatakan, saat ini wilayah Banyumas, Cilacap, dan Kebumen sudah memasuki musim pancaroba. Pancaroba diperkirakan berlangsung antara April hingga Mei mendatang, bersamaan dengan tibanya awal kemarau.

"Yang diwaspadai pada saat sekarang ini adalah masa transisi dari musim penghujan ke musim kemarau. Biasanya pada saat ini banyak kondisi cuaca ekstrem," katanya, Selasa, 9 April 2019.

Saksikan video pilihan berikut ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Awal Musim Kemarau Banyumas dan Cilacap

Seringkali pada musim pencaroba, cuaca cenderung cerah pada pagi hingga siang hari dengan suhu dan kelembapan tinggi. Namun, cuaca mendadak berubah drastis dengan munculnya mendung tebal yang berpotensi memicu cuaca ekstrem berupa hujan lebat disertai petir dan angin kencang.

Kondisi ini bertambah berbahaya jika muncul awan Cumulonimbus yang berpotensi memicu puting beliung. Puting beliung bisa terjadi di mana saja, baik pesisir maupun pegunungan.

"Bisa muncul kondisi ekstrem, seperti terjadi hujan lebat dengan durasi singkat, berpotensi petir, angin kencang dan menimbulkan puting beliung," dia menerangkan.

Masyarakat diimbau untuk mengantisipasi cuaca ekstrem itu untuk mengurangi risiko bahaya sekunder. Sebab, selain berdaya rusak cukup tinggi, puting beliung juga mampu merobohkan pohon sehingga bisa memberikan dampak lebih besar.

Langkah antisipasi itu misalnya, dengan memotong dahan dan ranting pohon yang sudah terlalu tinggi atau rimbun. Dengan begitu, ketika terjadi angin kencang atau puting beliung, pohon relatif lebih kuat dan tidak sampai roboh.

Meski masih berada di kawasan yang sama, awal kemarau di Banyumas dan Cilacap berbeda. Sebagian wilayah Cilacap selatan baru memasuki musim kemarau pada awal Juni dan pertengahan Juni.

Akan tetapi, wilayah Cilacap tengah dan utara serta sebagian Banyumas bagian barat akan memasuki musim kemarau lebih cepat, yakni pada dasarian terakhir Mei 2019.

"Awal kemarau Cilacap bagian selatan akan tiba pada awal Juni hingga pertengahan Juni," dia menjelaskan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.