Sukses

Kampanye di Solo, Jokowi Kenang Saat Menjadi Wali Kota

Capres nomor urut 01 Jokowi menggelar kampanye di Stadion Sriwedari Solo

Liputan6.com, Solo Calon Presiden (Capres) nomor urut 01, Jokowi menggelar kampanye terbuka di Stadion Sriwedari Solo, Selasa, 9 April 2019. Dalam kampanye di kampung halamannya itu, ia bercerita soal pengalamannya menjadi Wali Kota Solo hingga menjadi Presiden.

Kampanye terbuka di Stadion Sriwedari Solo itu dihadiri ribuan simpatisan, pendukung dan relawan pasangan capres nomor urut 01, Jokowi-Ma'ruf Amin Kampanye tersebut juga dihadiri Keuta Umum PDIP Megawati Soekarnoputi, Puan Maharani, Ketua TKN Erick Thohir, Yenny Wahid, Yusuf Mansyur dan tokoh pimpinan partai politik lainnya.

Kedatangan Jokowi dan istrinya Iriana dengan naik kereta kuda. Jokowi dan Iriana naik kereta dari rumah dinas Wali Kota Solo Loji Gandrung menuju Stadion Sriwedari yang berjarak sekitar 200 meter. selama perjalanan, para pendukung yang memadati Jalan SLamet Riyadi Solo itu tampak mengelu-elukan kehadiran capres nomor urut 01.

Setelah tiba di dalam Stadon Sriwedari, kemudian Jokowi yang didampingi Iriana dan Megawati Soekarnoputri langsung menuju bagian depan panggung. Mantan Gubernur DKI Jakarta itu pun langsung menyalami dan menyapa ribuan simpatisan dan pendukungnya yang telah datang ke Stadon sejak siang hari.

Dalam orasinya, Jokowi mengaku sangat senang karena bisa hadir dalam kampanye terbuka yang diselenggarakan di Solo yang merupakan kota kelahirannya. Ia pun bercerita bahwa dirinya pernah menjabat wali kota selama dua kali, yakni tahun 2005 dan 2010.

"Kota Solo merupakan di mana saya memulai karir saya di bidang pemerintahan di sini," kata dia di hadapan ribuang simpatisan dan pendukungnya yang memadati lapangan Stadion Sriwedari Solo, Selasa, 9 April 2019.

Mantan Wali Kota Solo itu pun mengungkapkan pada tahun 2005 dan 2010 berhasil memenangkan Pilkada di Solo dengan lancar. Bahkan, pada masa periode kedua menjabat wali kota, ia pun harus melepaskan jabatannya untuk maju dalam Pilgub DKI Jakarta.

"Pada 2010, baru menjabat 2,5 tahun diambil Bu Mega ke Jakarta. Di Jakarta juga sama, jadi gubernur kurang dari 3 tahun diangkat lagi ke atas dicalonkan menjadi presiden," ungkapnya.

Simak video pilihan berikut:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.