Sukses

Dilarang Main Layang-Layang Selama Masa Pilpres, Mengapa?

PLN menetapkan waktu siaga pengaman Pemilu Pilres dan Pileg 2019 mulai tanggal 17 Maret sampai 17 Mei 2019.

Liputan6.com, Sidoarjo - PT PLN (Persero) Unit Transmisi Jawa Bagian Timur dan Bali (JBTB) menggelar apel pasukan siaga pengamanan suplai kelistrikan pada saat Pemilu, Pilpres, dan Pileg 2019, pada 74 lokasi yang tersebar di 38 kabupaten/kota di Jatim dan 9 kabupaten/kota di Bali.

General Manager PT PLN (Persero) Unit Transmisi (UIT) Jawa Bagian Timur dan Bali (JBTB), Suroso menuturkan bahwa gelar apel pasukan ini adalah bagian dari seluruh kesiapan dalam rangka siaga Pemilu Pilres dan Pileg 2019.

"Jadi kita dalam siaga ini akan melibatkan kira-kira hampir 50 persen dari seluruh personel kita. Ada sekitar 500 personel akan kita kerahkan untuk pengamanan pasokan listrik untuk wilayah Jawa Timur dan Bali, karena memang ada dua provinsi di wilayah kita meliputi Jawa Timur dan Bali," tuturnya usai gelar apel pasukan di kantor PT PLN UIT JBTB di Jalan Suningrat No 45, Ketegan, Taman, Sidoarjo, Kamis, 14 Maret 2019.

Suroso mengatakan, selain kesiapan dari sisi personel, PLN UIT JBTB juga menyiapkan dari sisi peralatan kerja terutama peralatan penunjang untuk mengatasi apabila ada gangguan atau kendala.

"Peralatannya ada banyak seperti peralatan Pemeliharaan Dalam Keadaan Bertegangan (PDKB). Jadi teman-teman sudah siap dalam pemeliharaan listrik meskipun dalam keadaan bertegangan. Jadi misalkan ada gangguan layang-layang, teman-teman PDKB itu siap mengamankan," katanya.

Suroso menambahkan agar masyarakat tidak bermain layang-layang di sekitaran jaringan listrik itu karena sangat membahayakan. Selain itu, ada potensi pemadaman akibat layang-layang yang tersangkut jaringan listrik.

"Tidak hanya layang-layang, balon udara juga bisa membahayakan bagi yang bermain maupun untuk terjadinya pemadaman," ucapnya.

Suroso menyampaikan, waktu siaga pengaman Pemilu Pilres dan Pileg 2019 ini sudah ditetapkan oleh kantor pusat, mulai tanggal 17 Maret sampai 17 Mei. "Jadi dua bulan, selama dua bulan ini teman-teman harus konsentrasi siaga untuk pasokan listrik," ujarnya.

Suroso menegaskan, selain persiapan personel dan peralatan, pihaknya juga mengamankan sejumlah objek vital yaitu JAIS, gitet, dan kabel laut yang menghubungkan Jawa ke Bali.

"Kabel laut ini menjadi salah satu objek vital yang memang harus diamankan karena kalau kabel laut itu sampai terganggu maka kira-kira separuh pasokan listrik ke Bali itu akan padam," ucap Suroso.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Tugas Pengamanan Pemilu

Sebelumnya, Eksekutif Vice Presiden Organisasi Regional Jawa Bagian Timur Bali dan Nusa Tenggara (JBTN), Ari Wardhana menambahkan, pada awal tahun 2019 ini merupakan waktu yang tepat untuk meresmikan UPT Gresik.

"Saya pikir pembagian dari unit yang dulunya dikelola oleh UPT Surabaya kini dibagi ke Gresik, diawal tahun ini pasti akan lebih bagus karena mengawali tahun. Sehingga performance dari pada suatu unit itu akan bisa dilihat karena ini sudah dibagi pada saat awal tahun," tutur Ari usai meresmikan trafo 60 MVA dan kantor Unit Pelaksana Transmisi (UPT) Gresik di Jalan Mayjen Sungkono Nomer 4, Segoro Madu, Kebomas, Gresik, Jawa Timur, beberapa waktu lalu.

Ari mengatakan, tugas PLN pada tahun 2019 adalah pengamanan pemilu 2019. Menurutnya, ini sangat penting karena PLN memegang peranan penting, mulai dari acara kampanye, kemudian pemungutan suara, hingga penghitungan suara itu.

"Nanti kita akan tetapkan tanggal siagaan pemilu supaya kawan-kawan PLN harus benar-benar menyiapkan supaya bisa menyukseskan pemilu," kata Ari.

Ari menyampaikan, siaga pemilu ini akan dikhususkan untuk tempat-tempat yang memang ada acara penting selama kegiatan pemilu. "Antisipasi misalnya, contoh pada saat pemungutan suara artinya tempat-tempat TPS itu kita usahakan tidak ada jadwal pemadaman," ucap Ari.

Selain itu, lanjut Ari, selama pemungutan suara, diusahakan tidak ada pemeliharaan jaringan listrik supaya tidak terjadi pemadaman. "Kalau misalnya diperlukan tempat-tempat tertentu untuk suplai listriknya bisa andal, maka kita bisa menambahkan cadangan genset dan sebagainya," ujar Ari.

Ari menegaskan, sebetulnya pada saat Pilres kebutuhan listrik mungkin tidak terlalu besar, dan hampir sama dengan kondisi normal seperti saat ini. Namun, yang terpenting adalah bukan pada kapasitasnya, melainkan di sisi keandalannya.

"Jadi suplai listriknya tetap lancar, jangan sampai pada saat penghitungan suara yang membutuhkan waktu hingga malam hari, tiba-tiba listriknya padam," ujar Ari.

 

Simak video pilihan berikut ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.