Sukses

Dampak Erupsi Gunung Karangetang, Desa Batubulan Masih Terisolasi

Akses ke Desa Batubulan yang terisolasi akibat erupsi Gunung Karangetang pada 1 Februari 2019 belum juga terbuka.

Liputan6.com, Sitaro - Hingga pertengahan Maret 2019, Pemkab Sitaro, Provinsi Sulawesi Utara, masih kesulitan membuka akses ke Desa Batubulan, Kecamatan Siau Barat Utara (Sibarut) yang terisolasi akibat erupsi Gunung Karangetang pada 1 Februari 2019 silam.  

"Awalnya kami menargetkan 90 hari untuk membuka wilayah yang terisolasi. Namun kemungkinan waktunya bisa lebih dari itu," ujar Pelaksana Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sitaro, Bob Ch Wuaten.

Bob mengungkapkan, kendala pemerintah daerah terkait membuka akses ke Desa Batubulan, yakni pada alokasi anggaran. Meski sebelumnya telah disampaikan ke Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), namun tak direspon.

"Sebenarnya pemerintah daerah mengusulkan pengalihan anggaran Rp 4 miliar pembangunan akses jalan di Desa Apelawo, Kecamatan Siau Timur itu agar dialihkan untuk pembangunan jalan antara Desa Batubulan dan Desa Nameng. Namun usulan itu ditolak," katanya.

Kepala Bidang Bina Marga di Dinas PUPR Sitaro, Audy Sembel menambahkan, pihaknya telah mengajukan usulan pengalihan anggaran pembangunan jalan di Apelawo itu, sekaligus sudah dilakukan asistensi, termasuk digambarkan secara detail kondisi wilayah yang akan dibuka akses jalan.

"Permohonan dari bupati juga sudah disampaikan, namun dari Biro Perencanaan Pusat Fasilitasi Infrastruktur Jalan tetap menolak pengalihan anggaran itu, sekaligus perubahan URK yang diajukan," katanya.

Audy juga menjelaskan, anggaran yang akan dialihkan merupakan Dana Alokasi Umum Rp 2 miliar dan Dana Alokasi Khusus Rp 2 miliar, totalnya Rp 4 miliar.

"Yang disetujui hanya DAU saja Rp 2 miliar. Jelas anggaran itu tidak sesuai dengan perencanaan," imbuhnya.

Dia mengatakan, meski semua ketentuan sudah dipenuhi, namun pusat tidak merespon. "Padahal kami juga sudah memiliki persetujuan dari Satker Provinsi Sulut. Akan tetapi tetap ditolak," pungkasnya.

Diketahui, sedikitnya 100-an warga hingga kini masih terisolasi di Desa Batubulan. Akses satu-satunya yang menjadi alternatif sekarang ini adalah melalui laut, itu pun kerap dihadang dengan kondisi cuaca yang kurang bersahabat. Sehingga pembukaan jalur antara Desa Batubulan dan Desa Nameng menjadi kebutuhan mendesak.

 

Simak juga video pilihan berikut ini:

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.