Sukses

Pelajar SD Mati Kutu Digiring Satpol PP saat Asik Main Gim Online

Dengan menggunakan seragam lengkap, sejumlah pelajar sekolah dasar di Garut, Jawa Barat terkena razia petugas.

Liputan6.com, Garut - Sejumlah pelajar sekolah dasar negeri di Garut, Jawa Barat terjaring razia petugas Polisi Pamong Praja (Satpol PP) saat tengah asik main gim online di sebuah warung internet (warnet).

Hendra Yana, Komandan Regu Satpol PP Kabupaten Garut mengatakan, tindakan pelajar sekolah dasar itu cukup berani, terlebih pada saat jam pelajaran masih berlangsung.

"Biasanya yang terjaring pelajar SMA, tapi kali ini baru pertama kali pelajar sekolah dasar," ujar pegawai salah satu warnet di jalan Cimanuk, Kecamatan Tarogongkidul, Kamis, 14 Maret 2019.

Menurut Yana, tindakan yang diambil lembaganya, merupakan jawaban atas keluhan yang disampaikan masyarakat, terhadap maraknya pelajar main gim online saat jam sekolah berlangsung. "Kami hanya mengimbau untuk menegakkan disiplin," ujarnya.

Hasilnya sekitar tiga orang dari satu warnet berhasil digiring, sementara beberapa pelajar lainnya berhasil melarikan diri. "Kami hanya melaksanakan tugas di jam pelajaran sekolah, sebagai bentuk penegakan disiplin," ujarnya.

Yana menyatakan, saat razia gim online pada jam pelajaran dilakukan, mayoritas pelajar yang terjaring berasal dari kalangan SMP dan SMA, tetapi kali ini justru berasal dari pelajar sekolah dasar. "Jelas ini harus menjadi perhatian bersama," ujar dia.

Saat penindakan, sejumlah pelajar yang masih menggunakan seragam putih merah tersebut, tampak tidak melakukan perlawanan, mereka pasrah saat petugas menggiringnya ke mobil dinas Satpol PP. "Kita kembalikan ke sekolahnya masing-masing, agar diberikan perhatian," ujarnya.

Indra, salah seorang warga Garut Kota mendukung upaya penindakan yang dilakukan aparat Satpol PP. Menurutnya, sudah saatnya pelajar diberikan perhatian dan imbauan agar lebih disiplin. "Kalau dibiarkan justru berbahaya," kata dia.

Ia berharap, dengan adanya tindakan petugas tersebut, pihak sekolah bisa lebih ketat menerapkan aturan, termasuk orangtua untuk memberikan bimbingan di rumah. "Tanggung jawab pendidikan itu bukan hanya milik sekolah tetapi semua pihak," ujarnya.

Tidak hanya itu, pihak sekolah bisa memanggil orangtua siswa yang siswanya terjaring razia, agar mendapatkan bimbingan intensif  di rumah. "Jangan dimarahi, tetapi lebih diarahkan ke hal positif," ujarnya.

 

Simak video pilihan berikut ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.