Sukses

Sikundo yang Tersisih Mulai Dilirik Pemerintah Aceh

Pemerintah Provinsi Aceh mulai menggenjot pembangunan di desa yang berada dalam wilayah belantara hutan Ulu Masen dan berjarak sekitar 80 kilometer dari pusat kabupaten ini.

Liputan6.com, Aceh - Desa Sikundo, sebuah desa terpencil di Kecamatan Pante Ceureumeun, Kabupaten Aceh Barat, sempat viral karena aktivitas warga menggunakan jembatan sling atau dua utas tali baja yang di bawahnya terdapat sungai berarus deras gencar diberitakan.

Pemerintah Provinsi Aceh mulai menggenjot pembangunan di desa yang berada dalam wilayah belantara hutan Ulu Masen dan berjarak sekitar 80 kilometer dari pusat kabupaten ini. Pemprov Aceh melalui Dinas Sosial Aceh memiliki wacana membangun Komunitas Rumah Adat (KAT) di desa tersebut.

Sebanyak 39 unit KAT tipe 24 tidak lama lagi akan berdiri di tempat itu, dengan rincian 30 unit di Dusun Durian dan sembilan unit di Dusun Sara Saree. Pihak terkait baru saja berkunjung ke Desa Sikundo pada Rabu, 13 Maret 2019.

"Yang pastinya, untuk Sikundo akan dilakukan peletakan batu pertama untuk pembangunan 39 unit rumah KAT oleh Plt Gubernur Aceh. Untuk waktu, secepatnya," ujar Kepala Dinas Sosial Provinsi Aceh, Alhudri, saat mengunjungi Desa Sikundo bersama rombongan, Rabu, 13 Maret 2019.

Pembangunan di Desa Sikundo akan melibatkan seluruh dinas terkait demi mempercepat progres pembangunan semua lini di desa tersebut.

"Seperti dinas pendidikan. Barangkali juga perlu melihat tentang kondisi pendidikan di sini. Dinas Kesehatan untuk memeriksa kesehatan warga di sini, begitu juta Dinas PUPR, Perkim, dan Pengairan. Mungkin ketiga-tiganya nanti akan ikut bersama Plt Gubernur, kemudian perkebunan dan pertanian, siapa yang cocok sehingga masyarakat di sini betul-betul mandiri," kata Alhudri.

Alhudri menampik inisiatif tersebut karena kondisi desa terpencil itu belakangan menjadi sorotan, bahkan nasional. Melainkan, sudah direncanakan sejak lama.

"Sekali lagi kami tegaskan, kegiatan ini memang sudah diprogramkan. Cuma kemarin kami tanya kembali Plt Gubernur ke mana yang cocok dan beliau mengatakan, masukkan ke Aceh Barat, tepatnya ke Desa Sikundo," aku Alhudri.

Alhudri menambahi, program KAT tidak sebatas membangun rumah saja. Selama 2-3 tahun warga setempat akan diberi sejumlah bantuan seperti jatah hidup, alat-alat pertanian, bahkan, jika memungkinkan, juga diberi hewan ternak.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA), Ahmad Dadek yang ikut dalam rombongan mengakui Desa Sikundo sebelumnya adalah desa yang terisolasi. Namun, pembangunan di desa itu tengah gencar dilakukan.

"Jika sebelumnya masyarakat menggunakan jembatan tali yang menghubungkan antara Sikundo dengan Gampong Jambak, sekarang sudah dibangun jembatan gantung yang bisa dilalui kendaraan empat roda," ujar Dadek.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Masih Menggunakan Jembatan Sling?

Kepala Desa Sikundo, Ahmad Juhari, berharap wacana tersebut segera terealisasi. Menurut dia, warga Desa Sikundo sangat membutuhkan rumah yang dijanjikan tersebut.

"Selain itu, kita juga meminta pemerintah Aceh untuk membantu bidang perekonomian masyarakat seperti pertanian dan juga transportasi," ucap dia.

Sebagai catatan, Desa Sikundo memiliki luas wilayah 12 kilometer persegi, dengan jumlah penduduk 138 orang dari 39 kepala keluarga (KK). Masyarakat setempat rata-rata tercatat sebagai warga miskin dengan mata pencarian bertani, kopi, nilam, jengkol, dan kacang tanah.

Terlepas dari wacana di atas, saat ini, akses antardusun Durian dan Sara Saree, Desa Sikundo masih dua utas tali baja atau jembatan sling. Kondisi ini masih sama persis seperti pemberitaan di media massa, termasuk Liputan6.com, yang pernah menyingkap potret buram di desa yang namanya ditabal Cut Nyak Dien.

Namun, Pemprov Aceh berjanji akan membangun jembatan penghubung antardusun tersebut tahun ini. Itu kata Kepala Dinas Sosial Provinsi Aceh, Alhudiri.

"Jembatan ini akan dibangun oleh pemerintah Aceh tahun ini," katanya.

Sebagai catatan, berita jembatan tali baja atau sling di Desa Sikundo viral sejak fotografer salah satu media asing meliput ke desa itu pada 2 Februari 2019. Fotografer menjepret sejumlah ibu-ibu dan seorang bocah sedang menyeberang sungai melalui dua utas kabel yang di bawahnya terdapat sungai berarus deras.

Beberapa hari kemudian, sejumlah wartawan lokal dan nasional ramai-ramai meliput ulang. Sejak saat itu, Desa Sikundo menjadi sorotan nasional.

Kabar tersebut sampai ke telinga Plt Gubernur Aceh. Melalui akun Twitter, Kamis, 7 Februari 2019, Nova menyebut berita jembatan kabel di Desa Sikundo tidak update. Namun belakangan, Nova menghapus kicauan tersebut karena disentil warganet.

Pemerintah Aceh bahkan menduga gambar yang diambil wartawan saat meliput kondisi desa paling ujung Kabupaten Aceh Barat itu tidak menyeluruh. Ini menyebabkan visual yang ditayangkan tak mewakili kondisi sebenarnya di lapangan. Padahal, katanya, pemerintah sudah membangun jembatan gantung untuk menggantikan jembatan tali baja atau sling pada tahun 2018.

Jembatan gantung yang dimaksud sejatinya jembatan penghubung antardesa Sikundo-Jambak, bukan penghubung antardusun. Pun demikian, kendati digadang-gadang jembatan antardesa Sikundo-Jambak kelar dibangun tahun 2018, fakta di lapangan, pembangunannya masih dikebut hingga awal 2019.

 

Simak video pilihan berikut ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.