Sukses

Keluarga TKI Cirebon Ungkap Perlakuan Majikan di Arab Saudi

TKI Turini diduga mendapat perlakuan tidak baik hingga tidak mendapatkan gaji dengan alasan yang tak jelas dari sang majikan yang selama bekerja di Arab Saudi

Liputan6.com, Cirebon - Diah Ardika Sari (28) harus kuat menahan rindu akan kehadiran sang ibu Turini Fatma (44) yang sudah 22 tahun menjadi TKI di Arab Saudi.

Warga asal Desa Dawuan, Kecamatan Tengah Tani, Kabupaten Cirebon diketahui sudah tidak ada kabar sejak 2012 lalu.

"Berangkat tahun 1998 waktu saya masih kecil masih sering komunikasi tapi tahun 2012 sampai sekarang putus baru bisa komunikasi lagi sembunyi-sembunyi kemarin tapi kondisinya kasihan ibu saya juga minta pulang terus," kata Diah, Rabu (13/3/2019).

Dari informasi yang didapat, Turini diduga dalam kondisi memprihatinkan. Turini diduga disekap oleh dua majikannya.

Selama bekerja, TKI Turini kerap kurang mendapat perlakuan yang baik. Bahkan Turini tidak menerima gaji selama bekerja.

"Dari awal berangkat sampai sekarang total kiriman ibu saya hanya Rp 20 juta saya kurang pahan sejak kapan ibu saya tidak digaji. Ibu sekarang sedang sakit dan itupun tetap disuruh kerja," ujar dia.

Sang majikan diduga menyekap Turini di sebuah gudang. Diah mengaku mendapat kabar sang ibu dari rekan Turnini yang bekerja disana melalui pesan sosial media pekan lalu.

Dari kabar tersebut, Turini meminta Diah untuk membantu mengurus kepulangannya. Turini mengungkapkan pengalamannya bekerja melalui surat yang dituliskan dengan tangan sendiri.

"Surat itu difoto kemudian dikirim oleh teman kerja ibu saya lewat pesan facebook," ujar dia.

Dia mengaku sudah melaporkan kasus tersebut kepada instansi terkait. Yang terbaru pihak keluarga sudah dua kali melaporkan kasus Turini ke BNP2TKI namun belum ada jawaban memuaskan.

"Katanya BNP2TKI berkas administrasi ibu saya kurang lengkap mulai dari paspor sampai nomor telepon dan alamat majikan," ujar dia.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Penyalur

Sementara itu Samsudin (44), suami dari Turini mengaku keberangkatan sang istri sudah mendapat izinnya. Namun siapa sangka niat hati memperbaiki kondisi ekonomi keluarga itu berujung pada nahas yang menimpa istrinya.

Dia mengaku mulai hilang kontak sejak tahun 2012. Bahkan, Samsudin mengaku sempat diminta sang istri untuk membantu mengurus kepulangan.

"Istri saya nangis terus terakhir kontak tahun 2012 lalu," kata dia.

Selama di Arab Saudi, Turini sudah dua kali ganti majikan. Majikan pertama Amid Farhan Medwakh, dan yang kedua bernama Pehan Medwakh.

Kedua majikan itu diketahui adalah kakak beradik. Dia mengungkapkan sang istri berangkat menjadi TKI melalui jasa PT Bayangkara.

"Ada penyalurnya di Cirebon namanya Hasyim tetangga sini tapi sudah meninggal," ungkap dia.

Dia mengaku pernah menelusuri kantor penyalur Turini di kawasan Condet. Namun sudah bangkrut dua tahun sejak Turini berangkat.

Sejak hilang komunikasi, Samsudin sudah tujuh kali mengirim surat. Dia berharap pemerintah membantu menemukan dan memulangkan Turini.

"Tapi surat itu balik lagi ke rumah kami kata petugasnya istri saya tidak ada di alamat tujuan," ujar dia.

Saksikan video pilihan berikut ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.