Sukses

Kesenian Gesrek, Aksi Kebal Tubuh ala Garut

Awalnya kesenian gesrek bukan ditujukan untuk menguji kesaktian, namun dalam perkembangan selanjutnya, justru kesenian itu lah yang lebih dikenal.

Liputan6.com, Garut - Selain Banten yang memiliki kesenian debus, Garut, Jawa Barat pun menyimpan kesenian yang tak kalah serunya. Gesrek, atraksi kebal tubuh mempertaruhkan nyawa, untuk sebuah hiburan rakyat yang cukup mempesona sejak lama.

Budayawan lokal Garut Franz Limiart mengatakan, sejatinya aksi gesrek bukan dipertontonkan untuk menampilkan aksi menantang maut, namun hiburan rakyat itu sengaja ditampilkan, saat musim panen berlangsung.

"Gesrek itu suara dari padi yang sengaja dipikul saat panen berlangsung, srek srek srek, jadilah gesrek," ujarnya kepada Liputan6.com, Jumat (8/3/2019) petang.

Saat itu, masyarakat desa yang tengah dihinggapi keceriaan paska panen, membuat sebuah hiburan tersendiri di kalangan petani, sebagai rasa sukur mereka atas hasil bumi yang diperoleh.

'Tapi memang ada hiburan tambahannya yakni olah raga yang tahan pukul, benda tajam dan lainnya seperti itu," ujarnya.

Dalam prakteknya belasan, puluhan hingga ratusan petani dengan sejumlah hasil bumi, seperti padi, pisang, singkong dan lainnya, berbaris memanjang membawa hasil bumi dengan cara dipikul, untuk diperlihatkan ke masyarakat.

"Awalnya tidak ada aksi kebal tubuh dan lainnya, tetapi memang dalam perjalanan selanjutnya yang lebih terkenal aksi kekebalan tubuhnya itu," papar dia.

Menurut Franz, kultur masyarakat Garut yang giat bertani, menjadikan kesenian gesrek dengan mudah berkembang di masyarakat.

"Filosofinya dari kesenian itu kan membawa padi dengan ceria, agar masyarakat tidak terbebani hidup, kompensasinya dengan kesenian tadi," ujar dia.

Selain itu, kebudayaan masyarakat yang heterogen, memungkinkan kesenian gesrek bercampur dengan budaya lokal, Garut, yang sejak lama dikenal erat dengan sejumlah mitos kesaktian.

"Sebenarnya Geserak tidak hanya di Garut, ada juga di Cigugur Kuningan atau Ciptagelar di Sukabumi," ujarnya.

Namun dalam perjalanan selanjutnya, kesenian Gesrek yang berkembang di Garut lebih banyak dibumbui pertunjukan atraksi lain, yang mengundang decak kagum penonton.

"Kesenian gesrek yang memiliki seni kekebalan tubuh mungkin hanya di Garut, yang lainnya justru tidak ada," ujarnya bangga.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Aksi Menantang Maut

Terlepas dari awal kemunculannya yang bukan ditujukan untuk menguji kesaktian, namun kehadian kesenian gesrek memang sudah berkembang lama di masyarakat Garut, terutama di wilayah selatan.

Kesenian ini menampilkan pertunjukan yang menantang nyawa dengan melibatkan banyak peserta. "Untuk meramaikan suasana biasanya ada juga musik pengiring lainnya," ujar dia.

Dimulai prosesi penyiapan sesajen yang dilakukan sehari sebelumya, para pemain gesrek menampilkan pemain hingga 10 orang dengan berbagai peran, mulai pemeran utama yang akan diuji kesaktian, penyedia peralatan hingga penguji atraksi.

Sebelum memasuki area pertunjukan, biasanya terlebih dahulu memanjatkan sejumlah doa, untuk menghadirkan sejumlah kekuatan supranatural bagi mereka. "Memang kekuatannya sengaja dihadirkan menggunakan pihak lain," kata dia.

Pertunjukan kemudian dimulai dengan pertunjukan seni pencak silat, untuk sejurus kemudian arwah atau kekuatan tambahan yang diharapkan, mulai hadir dan merasuki pemain utama itu. "Sekilas memang seperti debus dari Banten," ujar Franz.

Pemain gesrek yang telah dirasuki kekuatan supranutural tersebut, terlihat seperti tidak sadarkan diri dan kebal terhadap seluruh ujian kesaktian yang akan diujikan, mulai tahan pukulan benda tumpul, tusukan benda tajam hingga berguling di atas bara api yang menyala.

"Pokoknya cukup menantang, tapi itu dilakukan secara profesional," ujar dia

Meskipun terbilang ekstrem dan unik, namun sayang perkembangan kesenian gesrek kurang berkembang di tengah masyarakat Garut. Selain ekstrem juga membutuhkan nyali yang cukup tinggi. “Hanya orang tertentu yang mau mengambil resiko itu,” ujar dia sambil tersenyum.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.