Sukses

Keluarga Korban Tambang Emas Longsor Menanti Kepastian

Sejumlah keluarga korban yang sedang menunggu di lokasi tambang diberikan trauma healing. Program tersebut dilaksanakan di posko bencana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) selama proses evakusi.

Liputan6.com, Bolaang Mongondow - Pemerintah Kabupaten Bolaang Mongondow (Bolmong) memberikan pemdampingan kepada keluarga korban longsor Pertambangan Emas Tanpa Izin (PETI) Bakan, Kecamatan Lolayan, Kabupaten Bolmong, Sulawesi Utara. Pendampingan tersebut diberikan melalui Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TPA) Kabupaten Bolmong.

Sejumlah keluarga korban yang sedang menunggu di lokasi tambang diberikan trauma healing. Program tersebut dilaksanakan di posko bencana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) selama proses evakusi terhadap korban runtuhnya tambang emas tersebut.

Kepala Seksi Kesejahteraan Anak dan Divisi Pelayanan P2TPA, Rahmawati Gumohung mengatakan, trauma healing akan sangat membantu keluarga korban.

"Fungsinya untuk memulihkan kembali keluarga korban yang mengalami trauma pasca kejadian tambang ambruk di Desa Bakan," kata Rahmawati.

Dia menambahkan, selain dilakukan di Posko Bencana BPBD, tim P2TPA juga akan mendatangi rumah keluarga korban. Rahmawati mengatakan, dalam melaksanakan program itu, P2TPA turut melibatkan dokter umum, psikolog, dan pengacara.

Tinjau Posko DVI

Wali Kota Kotamobagu, Tatong Bara dan Bupati Bolmong Yasti Soepredjo Mokoagow, Selasa, 5 Maret 2019, meninjau proses identifikasi Posko DVI Postmortem, RSUD Kotamobagu.

Para korban yang sudah berhasil dievakuasi langsung dibawa ke Posko DVI Postmortem Polda Sulut, Gedung Baru Pemulasaran Jenazah, RSUD Kotamobagu, untuk dilakukan identifikasi.

Wali Kota mengatakan, Pemkot Kotamobagu sudah mengirimkan tim terpadu untuk membantu proses evakuasi korban tambang longsor ini di lokasi kejadian, mulai dari Dinas Kesehatan, BPBD, Dinsos, Dinas PU, dan Pol PP.

"Sejak dari kejadian hari pertama hingga saat ini, seluruh tim telah bekerja keras untuk bisa mengevakuasi baik korban yang masih hidup maupun yang sudah meninggal," ujar Tatong.

Wali Kota mengakui, lokasi bencana kejadian sangat berat sehingga proses evakuasi terlihat lambat. Dia berharap, semua korban bisa dievakuasi secepat mungkin.

 

Simak video pilihan berikut ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.