Sukses

Kisah Bayi Ajaib Selamat dalam Tragedi Pembantaian Sang Ibu

Bayi laki-laki yang dikeluarkan oleh Romi dari perut sang istri, ternyata masih bisa diselamatkan.

Liputan6.com, Bengkulu - RS alias Romi Cabe (31) ditetapkan sebagai tersangka oleh kepolisian setelah mengaku menghabisi nyawa istrinya ES (30) di rumahnya di Kelurahan Tanjung Jaya, Kota Bengkulu. Saat ini, Romi harus mempertanggungjawabkan perbuatannya dan sedang diproses hukum di Mapolres Kota Bengkulu.

ES diketahui tengah mengandung bayi dengan usia kandungan 9 bulan. Usai menghabisi nyawa sang istri, pria kelahiran Kabupaten Kepahiang, Bengkulu, ini nekat membelah perut istrinya menggunakan sebilah parang untuk mengeluarkan anaknya.

"Perutnya saya buka untuk menyelamatkan anak saya," ungkap Romi kepada Liputan6.com di Mapolres Bengkulu, Jumat, 22 Februari 2019.

Pria yang sehari-hari berjualan cabai di Pasar Minggu, Kota Bengkulu, itu lalu menyerahkan bayi yang sudah dibungkus kain seadanya dan menitipkannya kepada salah seorang tetangga.

Setelah itu, dia berlari keluar rumah. Tak lama berselang, para tetangga yang sudah ramai mendatangi Tempat Kejadian Perkara (TKP) bersama aparat kepolisian, Romi kembali lagi untuk menyerahkan diri.

"Saya khilaf, saya minta maaf," ungkapnya.

Kapolpres Bengkulu Prianggodo Heru Kunprasetyo mengatakan, dugaan sementara peristiwa ini melanggar Pasal 340 KUHP tentang pembunuhan berencana. Jeratan hukum maksimal yang bisa dikenakan adalah pidana penjara seumur hidup.

"Pengakuannya, parang (pisau besar) yang digunakan dipinjam kepada tetangga dan disiapkan di dalam kamar beberapa waktu sebelum kejadian," ujar Kapolres.

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Nasib Sang Bayi

Bayi laki-laki yang dikeluarkan oleh Romi ternyata masih bisa diselamatkan. Saat ini, bayi tersebut dalam kondisi sehat dan masih dalam perawatan tim medis RS Bhayangkara Polda Bengkulu.

A (55), bibi ES, ini menyatakan, cucunya sangat sehat. Meskipun sempat dimasukkan dalam kotak inkubator, itu pun hanya sementara. "Kami akan rawat cucu kami, saya kakak dari ibunya," ungkap A.

Dengan mata menahan air mata, A menceritakan, dirinya usai mendapat kabar keponakannya, ES, sudah meninggal, tetapi bayi dalam kandungannya masih bisa diselamatkan, dia langsung meluncur ke RS Bhayangkara. Ternyata cucu yang lahir dengan berat badan 2,9 kilogram itu memang masih ada. Dia pun berniat untuk merawatnya.

"Nenek kandungnya yang akan membesarkan cucu ini," ujar dia.

ES adalah putri kedua dari dua bersaudara. Kesehariannya, ES merupakan pribadi yang ceria dan periang.

Menurut A, dia sangat jarang mendengar keluhan atau cerita miring tentang ES. Dia juga sangat sayang kepada putri tertua ES yang saat ini memasuki usia 3 tahun. "Kami sangat kehilangan, cucu laki-laki ini yang membuat kami tegar," kata A.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.