Sukses

Ketika Mahfud Md Menyanyi Sepasang Mata Bola

Mahfud Md tampil di dialog kebangsaan dengan cara tak biasa. Dia menyeru nasionalisme lewat lagu.

Liputan6.com, Yogyakarta - Mahfud Md melakukan sesuatu yang berbeda ketika menyampaikan pidato kebangsaan. Penggagas Gerakan Suluh Kebangsaan yang menggelar Jelajah Kebangsaan di enam stasiun kereta api dari Merak sampai Banyuwangi itu tidak berorasi dengan berapi-berapi.

Jelajah Kebangsaan seri kelima yang diadakan di halaman Stasiun Tugu Yogyakarta, Selasa, 19 Februari 2019, mengangkat tema Mengokohkan Kebangsaan: Merawat Patriotisme, Progresivitas, dan Kemajuan Bangsa. Sesuai tema, Mahfud juga berbicara soal patriotisme.

Namun, dia mengatakan kepada hadirin yang datang, tidak akan berbicara yang mengesankan sikap kaku dan serius karena hanya memberi prolog sebelum pembicara lainnya tampil. Di Yogyakarta, sebagai rumahnya, Mahfud memilih untuk menyampaikan pesannya lewat lagu.

"NKRI akan bertahan jika didukung nasionalis dan patriot," ujar Mahfud Md. Ia melanjutkan ucapannya, termasuk mengorbankan kesempatan untuk bermesraan dengan pacar.

Menurut Mahfud, orang berjuang memiliki rasa patriotisme rela berpisah dengan pacarnya. Ia pun mencontohkan lewat lagu Tiga Malam. Di atas podium, Mahfud diringi alunan organ menyanyikan lagu yang dipopulerkan oleh Lilis Suryani pada pertengahan 60-an.

Tiga malam ku mencarimu

Tiga malam hatiku sunyi

Di manakah engkau sayang

Kuingin lekas kau datang

Tapi kini tak ku temui

Berangkatlah aku sendiri

Di medan bakti 'ku t'lah berjanji

Untuk kita ‘kan jumpa lagi

Kuingin izinmu sayang

Tuk melepas aku berjuang

Relakan aku oh kasih

Membela Nusa dan Bangsa

Tiga malam ku mencarimu

Tiga malam hatiku sunyi

Di manakah engkau sayang

Ku inginkan lekas kau datang

Bukan hanya satu lagu, Mahfud menunjukkan rasa patriotisme lewat lagu kedua yang dinyanyikannya. Ia melantunkan lagu Sepasang Mata Bola yang mengingatkan pada perjalanan Bung Karno di atas kereta api dari Jakarta ke Yogyakarta, ketika ibu kota hendak dipindahkan.

"Lagu-lagu patriotisme dan nasionalisme yang mengikat kita, bahkan ada lagu daerah yang pesannya sebenarnya bukan nasionalisme kita serap jadi nasionalisme," kata Mahfud.

Ia mencontoh lagu Burung Kakatua yang berasal dari Maluku. Pesan nasionalisme muncul ketika lagu itu kerap dinyanyikan seluruh anak-anak di Indonesia, tidak terbatas mereka yang berada di Maluku.

"Anak kecil di Jawa, Sumatera juga hafal," tuturnya.

Sebelum turun dari podium, Mahfud Md berpesan agar selalu menjaga patriotisme dan semangat seperti Yogyakarta yang sejak dulu menjaga persatuan dan kesatuan NKRI. 

 

Simak video pilihan berikut ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.