Sukses

Ramuan dan Jampi-Jampi Kecantikan Ratu Keraton di Cirebon

Bahan ramuan tradisional asal Cirebon yang saat ini sulit ditemukan tersebut merupakan rahasia kecantikan para putri dan keluarga keraton.

Liputan6.com, Cirebon - Ramuan tradisional merupakan salah satu produk peninggalan tradisi dan budaya yang ada di Cirebon. Terutama ramuan yang dibuat oleh masing-masing keluarga keraton di Cirebon.

Salah satunya adalah pembuatan ramuan obat boreh yang biasa dioleskan tubuh perempuan. Salah satu fungsi utama boreh buatan Keraton Kanoman Cirebon tersebut untuk mengencangkan kulit, terutama setelah melahirkan.

"Boreh kami buat dan dibagikan ke masyarakat hanya satu tahun sekali, yakni menjelang puncak peringatan Maulid Nabi," kata juru bicara Keraton Kanoman Cirebon,, Ratu Raja Arimbi, Kamis (14/2/2019).

Dia menjelaskan, boreh digunakan untuk kecantikan para ratu dan sebagai cara untuk menjaga keharmonisan serta kebahagiaan rumah tangga. Dia menyebutkan, tradisi membuat boreh bernama Mipis atau menghaluskan boreh.

Dalam ritualnya, Mipis dilakukan selama dua kali mengacu pada proses Panjang Jimat yang mempunyai dua pelal (Puncak Muludan), yakni Pelal Alit dan Pelal Ageng.

"Tradisi ini hanya boleh dilakukan oleh kalangan Ratu Keraton Kanoman Cirebon dan beberapa orang yang masih terhitung keluarga," kata dia.

Dalam tradisi Mipis, bahan boreh terbuat dari bahan kayu cendana, laka (merah) dan kayu gaharu dengan batu sebagai alas pembuatanya. Bahan kayu tersebut dihaluskan secara perlahan dan teliti, serta dibuat dengan olah rasa dibarengi lantunan selawat.

Bahan kayu yang sudah diolah dan membentuk seperti tanah liat yang dibulatkan diberikan dari tangan ratu satu ke tangan ratu yang lain. Bahan boreh tersebut kembali dihaluskan dengan menggunakan batu, sehingga menghasilkan hasil yang sempurna berupa obat untuk boreh.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Bahan Campuran

"Boreh digunakan untuk kecantikan para ratu Keraton Kanoman dan dioleskan juga pada Nyai Penghulu," kata dia.

Jika bahan boreh jatuh ketika proses penghalusan, maka tidak boleh dihaluskan kembali. Sebab, diyakini untuk menjaga kebersihan dan kesucian bahan boreh yang nanti digunakan untuk obat oles Siti Aminah setelah melahirkan Gusti Rosul tepat pada malam Panjang Jimat (Pelal Ageng).

Budayawan Cirebon Bambang Iriyanto mengatakan, pengobatan tradisional Cirebon sebagian besar merupakan ramuan yang berasal dari campuran daun dan akar kulit kayu. Ramuan tersebut kemudian ditumbuk, disaring, dan diminum.

"Belum diteliti bahan ramuan yang masih ada karena belum ada ilmuwan yang tertarik karena tidak menghargai. Hanya Barat yang memberi penghargaan tinggi tentang budaya dan produk herbal Cirebon," ujar Bambang.

Dia mengatakan, rahasia kecantikan Keraton Cirebon yang sudah dipakai rata-rata sulit ditemukan. Tidak semua keraton di Cirebon berkenan memberikan ramuan tradisional mereka, terutama untuk menjaga keutuhan rumah tangga.

"Karena tertutup diakibatkan terlalu lama dijajah Belanda, akhirnya disimpan sendiri. Banyak naskah kuno yang diambil penjajah. Jadi kalau ingin belajar tentang Cirebon ya ke Rotterdam," kata dia.

Saksikan video pilihan berikut ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.