Sukses

Ketika Burung-Burung Hasil Sitaan di Riau Stres

Sebanyak 14 burung yang disita Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) dari penjual di pinggir jalan mengalami stres.

Liputan6.com, Pekanbaru - Sebanyak 14 burung yang disita Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau dari penjual di pinggir jalan mengalami stres. Untuk jenisnya sendiri petugas masih mempelajari karena belasan burung itu masih anakan.

Menurut Kepala Humas BBKSDA Riau Dian Indriati, kemungkinan jenis burung itu adalah Cangak Laut (Ardea sumatrana) bukan Cangak Merah (Ardea purpurea) seperti yang disebutkan sebelumnya.

"Yang jelas belum dapat dipastikan jenisnya karena masih kecil-kecil burungnya," kata Dian, Kamis (14/2/2019).

Dalam tiga hari terakhir, ujar Dian, BBKSDA telah menyita 32 burung serupa. Selain 14 ekor di Kampar, 18 ekor lainnya turut disita petugas di Kecamatan Rengat Barat, Kabupaten Indragiri Hulu.

"Untuk yang 18 ekor sudah dilepasliarkan. Nanti apabila 14 ekor ini sudah sehat juga segera kita lepasliarkan," kata Dian.

Sementara Kepala Bidang Teknis BBKSDA Riau Mahfud menyatakan, stres yang dialami burung itu karena ketika ditemukan dalam kondisi terikat.

"Diikat seperti ayam begitu," ujarnya.

Mahfud menjelaskan, burung ini termasuk karnivora karena suka memakan ikan. Untuk usianya sendiri, Mahfud menyebut masih anakan karena di bawah satu tahun.

"Sifatnya aquatik karena menghabiskan banyak waktu di air," terang Mahfud.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Populasi Terus Menurun

Saat ini, belasan burung itu mendapat perhatian khusus dari dokter hewan BBKSDA Riau. Jika kondisinya sudah bagus, BBKSDA akan melepasliarkannya.

Mahfud menyebut satwa berparuh panjang ini banyak ditemukan di Riau. Selain itu, penyebaran satwa tersebut juga ada di sebagian Sumatera, Jawa, Kalimantan, hingga Sulawesi.

Namun, dalam beberapa waktu terakhir populasinya terus menurun. Meski dia tidak menyebut angka pasti jumlahnya, dia menuturkan burung itu dalam kondisi terancam, sehingga harus dilindungi.

Belasan burung tersebut disita dari seorang warga Desa Kampung Pinang, Kecamatan Perhentian Raja, Kabupaten Kampar. Saat ditemukan, seluruh burung yang masih anakan itu ditemukan dalam keadaan terikat pada bagian kaki dan untuk penjualnya tidak ditahan.

"Kita berikan pembinaan saja, tapi kalau diulangi lagi tentu ada tindakan tegas," tuturnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.