Sukses

Nasib 4 Siswa SMP Pengeroyok Petugas Kebersihan Sekolah di Takalar

Faisal Daeng Pole (38) petugas kebersihan di SMPN 2 Galesong Selatan telah berdamai dengan empat siswa yang mengeroyoknya. Polisi pun menghentikan penanganan kasus ini.

Liputan6.com, Takalar - Faisal Daeng Pole (38), petugas kebersihan sekaligus satpam di SMP Negeri 2 Galesong Selatan, kini telah berdamai dengan dengan empat siswa yang mengeroyoknya. Peristiwa pengeroyokan ini diketahu terjadi pada Sabtu, 9 Februari 2019 kemarin. Aparat kepolisian pun tidak melanjutkan penanganan kasus pengeroyokan tersebut.

Kapolres Takalar, AKBP Gany Alamsyah Hatta mengatakan bahwa perdamaian antara kedua belah pihak dilaksanakan di Polsek Galesong Selatan pada Senin, 12 Februari 2019 pagi. 

"Kedua belah pihak sudah berdamai tadi pagi. Perdamaian itu atas inisiatif kedua belah pihak," kata Gany kepada Liputan6.com, Selasa, 12 Februari 2019.

Gany melanjutkan, atas perdamaian itu maka laporan polisi yang sebelumnya dibuat oleh Faisal telah dicabut dan proses hukum pun sudah dihentikan. "Semuanya berdamai, termasuk ayah dari anak itu. Jadi perdamaiannya satu paket," imbuhnya. 

Terpisah, Kepala SMP Negeri 2 Galesong Selatan, Hamzah mengungkapkan bahwa pihak sekolah telah mengambil tindak tegas atas kejadian yang terjadi di sekolahnya. Tindakan tegas itu dengan mengeluarkan empat orang siswa yang mengeroyok Faisal Daeng Pole.

"Setelah kita melaksanakan rapat internal, dan keputusan dari rapat itu adalah kita mengembalikan mereka kepada orangtua masing-masing," kata Hamzah saat dikonfirmasi.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Kronologi Pengeroyokan

Sebelumnya, Faisal Daeng Pole (38), petugas kebersihan sekaligus Satpam di SMP Negeri 2 Galesong Selatan, Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan dikeroyok oleh seorang orangtua siswa dan empat orang siswa. Orangtua siswa itu adalah Muhammad Rasul Daeng Sarrang (48), sementara empat orang siswa yang ikut mengeroyok adalah NRD (12), MRA (12), MI (12) dan MAK (12).

Pengeroyokan ini terjadi pada Sabtu, 9 Februari 2019 siang, saat jam pulang sekolah. Saat itu, Faisal yang sedang membersihkan halaman sekolah tiba-tiba diteriaki dengan ucapan yang tidak pantas oleh sekelompok siswa. 

"Jadi pada saat itu korban sedang memungut sampah di luar kelas, kemudian ada siswa sebanyak lima orang teriak kepada dia dengan ucapan pegawai anjing, pegawai najis," kata Aiptu Mustakim, Kasubag Humas Polres Takalar saat dikonfirmasi  Senin, 11 Februari 2018.

Karena tidak terima, Faisal pun langsung memukul salah seorang siswa menggunakan tangannya. Siswa yang dipukul itu pun pulang dan melaporkan yang dialaminya kepada ayahnya.

"Karena diteriaki dengan ucapan yang tidak pantas seperti itu, Faisal pun spontan memukul MI (12). MI ini menangis dan pulang melapor kepada bapaknya kalau dia dipukul oleh Faisal," jelas Mustakim.

Mustakim menjelaskan, Ayah MI yang tahu anaknya dipukul pun langsung naik pitam. Tanpa berpikir panjang ia bergegas menemui Faisal untuk membuat perhitungan.

"Setibanya di sekolah, Ayah MI ini kemudian memerintahkan anaknya bersama tiga orang temannya untuk mengeroyok Faisal," imbuhnya

Empat orang siswa itu kemudian benar-benar mengeroyok Faisal, bahkan salah seorang di antaranya menggunakan gagang sapu yang terbuat dari besi untuk memukul Faisal. Setelah itu, Muhammad Rasul juga ikut memberikan bogem mentah kepada Faisal sebanyak lima kali.

"Kepala korban ini berdarah karena dipukul oleh siswa menggunakan gagang sapu dari besi. Orangtua siswa juga ikut memukul," jelas Mustakim.

 

Simak video pilihan berikut ini:

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.