Sukses

Longsor Rusak Gedung Sekolah, Siswa SD di Cilacap Terpaksa Libur

Longsor menyebabkan gedung SD, PAUD, dan musala rusak di Desa Sadabumi Kecamatan Majenang, Cilacap, Jawa Tengah.

Liputan6.com, Cilacap - Hujan ekstrem yang melanda Kabupaten Cilacap memicu banjir dan longsor di sejumlah wilayah kabupaten paling barat Jawa Tengah sisi selatan ini. Salah satu yang terdampak paling parah adalah Desa Sadabumi, Kecamatan Majenang.

Di desa wilayah pegunungan ini, longsor menyebabkan gedung SD, PAUD, dan musala rusak. Sebanyak 16 rumah juga terancam oleh gerakan tanah yang terus berlangsung lantaran tingginya curah hujan.

Koordinator Pendidikan Wilayah Majenang, Rohandi, mengatakan gedung SD Negeri 3 Sadabumi rusak parah akibat longsor ini. Kerusakan terjadi pada sejumlah ruang belajar, kantor, dan pagar.

Tembok ruang belajar retak-retak. Pondasi kelas juga terangkat lantaran terpengaruh gerakan tanah.

"Yang sebelah utara itu paling parah," ucap Rohandi, Senin, 11 Januari 2019.

Akibat longsor pada Senin ini siswa terpaksa diliburkan. Gedung sekolah tak cukup aman untuk proses belajar mengajar. Gerakan tanah juga masih berlangsung, sehingga risikonya masih terlalu tinggi.

Karenanya, dinas pendidikan berkoordinasi dengan sejumlah pihak lainnya untuk secepatnya mencari tempat belajar sementara siswa agar libur tak berlarut-larut. Pertimbangannya untuk menjaga keselamatan siswa dan guru

"Juga berbahaya. Saya sendiri tadi ke sana dan takut untuk masuk," katanya.

Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Majenang, Edi Sapto Prihono, mengungkapkan selain merusak gedung SD, longsor juga menyebabkan gedung PAUD dan musala rusak.

Saksikan video pilihan berikut ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

16 keluarga Terancam Longsor

Selain merusak fasilitas umum, di tempat ini muncul retakan yang memiliki panjang kurang lebih 100 meter, terbagi menjadi dua titik. Dua titik retakan itu sama-sama mengancam permukiman. Sebanyak 16 rumah yang terdiri atas 51 jiwa terdampak.

"Gerakan tanah itu yang justru lebih mengkhawatirkan lagi, karena ada sekitar 16 rumah yang terancam longsoran," ucap Edi.

Menurut Edi, hingga saat ini gerakan tanah masih berlangsung. Karenanya, warga disarankan mengungsi ke tempat lebih aman. Dikhawatirkan bakal terjadi longsor lebih besar jika turun hujan lebat.

"Makanya kita antisipasi, mbok nanti ada longsor susulan. Kami sarankan warga mengungsi ke rumah saudara terdekat yang lebih aman," dia menerangkan.

Longsor juga menyebabkan jalan desa tertimbun longsoran. Tercatat ada dua titik yang tertimbun material longsor, masing-masing dengan panjang 10 dan 25 meter, dengan ketebalan material antara 0,5-1 meter.

Saat ini warga dan petugas BPBD masih bekerja bakti menyingkirkan material yang menutup jalan dan berpotensi jadi longsor susulan. Selian itu, warga dan petugas BPBD juga menutup retakan menggunakan tanah agar air hujan tak merembes yang bisa memicu longsor lebih besar.

BPBD juga mendirikan posko pemantauan untuk terus mengamati perkembangan longsoran dan mempersiapkan kemungkinan terburuk.

 

Simak juga video pilihan berikut ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.