Sukses

Seorang Pria Hilang Misterius di Rimba Gunung Slamet

Naungan hutan membuat jarak pandang menjadi pendek. Tak aneh jika kerap ada pendaki tersesat di Gunung Slamet

Liputan6.com, Banyumas - Memiliki ketinggian 3.428 mdpl, puncak Gunung Slamet barangkali masih kalah oleh Gunung Semeru, Jawa Timur. Tetapi, ia adalah gunung terbesar di pulau Jawa.

Kakinya membentang di lima kabupaten, mulai Kabupaten Banyumas, Purbalingga, Pemalang, Tegal hingga Brebes. Saking besarnya, ada legenda kuno, jika Gunung Slamet meletus, maka Pulau Jawa bakal terbelah menjadi dua.

Pulau Jawa memang berada di provinsi tengah Pulau Jawa. Legenda ini mungkin juga muncul lantaran kaki Gunung Slamet menjangkau sisi utara dan sisi pulau Jawa selatan sekaligus.

Alam Gunung Slamet adalah hutan lindung yang masih perawan. Pepohonan berusia ratusan tahun masih mudah ditemui di lerengnya.

Naungan hutan membuat jarak pandang menjadi pendek. Tak aneh jika kerap ada pendaki tersesat di Gunung Slamet. Bahkan, tak jarang warga setempat yang mestinya paham medan pun hilang secara misterius di lerengnya.

Ini seperti yang menimpa Eko Sumitro (40) warga RT 07 RW 01 Desa Kotayasa Kecamatan Sumbang Kabupaten Banyumas. Ia dilaporkan hilang di lereng Gunung Slamet, Jumat (8/2/2019) ketika sedang mencari rumput.

Komandan Taruna Tanggap Bencana (Tagana) Banyumas, Heriana Ady Chandra mengatakan sebelum hilang, Eko mencari rumput dengan tetangganya, Narkoyo (27 ) warga RT 09 RW 03 Desa Kotayasa di lereng Gunung Slamet.

Saksikan video pilihan berikut ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Eko Hilang Saat Mencari Rumput dengan Temannya

Mengendarai sepeda motor, dua orang itu menuju sisi barat laut desa untuk mencari rumput di sisi utara Kebun Raya Baturraden. Jaraknya cukup dekat dan bisa ditempuh dengan waktu kurang lebih setengah jam.

“Berangkat 10.30 WIB dari rumah. Mereka berdua mulai mencari rumput sekitar pukul 11.00 WIB dengan berpisah hanya berjarak berdekatan,” katanya.

Bagi peternak, mencari rumput juga bukan lah hal sulit. Karenanya, hanya dalam waktu satu jam, mestinya karung wadah rumput sudah terisi penuh.

Selesai mencari rumput, sekitar 12.00 WIB, Narkoyo mencari Eko sembari memanggil Eko. Akan tetapi, Eko tidak menjawab. Narkoyo sempat mengira Eko sudah pulang.

Untuk memastikan Eko masih ada di lokasi, Narkoyo sempat turun menuju tempat keduanya memarkir sepeda motor. Ternyata sepeda motor milik Eko masih berada di tempat yang sama.

Lantas Narkoyo kemudian naik lagi ke lokasi awal dan berusaha mencari sambil berteriak-teriak. Sampai jam 16.00 WIB, Narkoyo terpaksa turun karena cuaca berkabut dan semakin gelap. Eko masih raib.

3 dari 3 halaman

Operasi Pencarian di Belantara Gunung Slamet

Narkoyo kemudian melaporkan dan meminta pertolongan ke petugas Kebun Raya Baturraden. Narkoyo dan Petugas Kebun Raya kemudian mencari hingga pukul 17.30 WIB. Tetapi mereka tak berhasil juga menemukan Eko.

“Narkoyo melaporkan kejadian ini ke pihak Desa Kotayasa dan diteruskan ke pihak Polsek Baturraden,” ucap Chandra.

Sekitar pukul 20.00 WIB pencarian kembali dilanjutkan oleh tim SAR gabungan yang terdiri dari KSB Sumbang, Tagana, Pemuda Pancasila PAC Sumbang dan Baturraden, F-PRB Desa Kotayasa, Jagabaya Baturraden, Petugas Kebun Raya Baturraden, Polsek dan Koramil Baturraden, Pramuka Peduli Kwarcab Banyumas, Perhutani dan warga setempat.

Namun, Hingga pukul 21.00 WIB Eko tak juga ditemukan. Pencarian terpaksa dihentikan karena hujan lebat dan kabut tebal mulai turun.

“Pencarian lanjut akan dilaksanakan Sabtu, 9 Februari 2019 pukul 07.00 WIB Titik Kumpul di Kantor Pengelola Kebun Raya Baturraden (Rumah Kaca),” ucap Heriana.

Tetapi, pencarian hari kedua ini pun nihil hasil. Eko seolah raib ditelan belantara Gunung Slamet.Komandan Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD Banyumas, Kusworo mengatakan pencarian dilanjutkan pada Minggu dengan tim dan peralatan lebih lengkap.

Dia pun meminta agar seluruh anggota tim SAR gabungan menggunakan perlengkapan memadai. Kondisi alam, seperti cuaca juga perlu diwaspadai.

“Titik kumpul di Kebun Raya Baturraden pada pukul 07.00 WIB,” kata Kusworo.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.