Sukses

Waspada, 11 Titik Rawan Bencana Terdeteksi di Jalur Kereta Purwokerto

Titik rawan bencana di jalur kereta api itu terdiri dari rawan bencana amblesan lantaran tanah labil, rawan longsor, dan banjir.

Liputan6.com, Purwokerto - Musim penghujan meningkatkan potensi bencana alam di berbagai wilayah. Di pegunungan misalnya, lebih rawan longsor lantaran tanah jenuh oleh guyuran air hujan yang terkadang bisa terjadi beberapa hari berturut-turut.

Sebaliknya, banjir rendaman mengancam warga di wilayah dataran rendah. Tanah yang lembek pada musim penghujan pun memicu bencana lain akibat tanah labil.

Bencana tak pernah pandang bulu. Permukiman penduduk, lahan pertanian, jalan dan jembatan bisa saja rusak seketika ketika bencana menerpa. Itu termasuk jalur kereta api.

Sebagaimana diketahui, jalur kereta dibangun tak hanya di bidang datar saja. Pada masa pembangunannya, bisa saja titik itu adalah rawa di dataran rendah, atau sebaliknya lereng pegunungan yang dikepras.

Bahkan, seratusan tahun lampau, pada zaman kereta uap, para insinyur telah menciptakan cara untuk menembus perut gunung untuk membangun terowongan. Tentu saja, ada beberapa jalur kereta yang rawan bencana.

Di wilayah PT Kereta Api Indonesia (KAI) Daerah Operasi (Daop) 5 Purwokerto, misalnya, setidaknya ada 11 titik rawan bencana. Pada puncak musim penghujan ini, risiko bencana itu pun meningkat.

Manajer Humas PT KAI Daop 5 Purwokerto, Supriyanto mengatakan titik rawan bencana itu terdiri dari rawan bencana amblesan lantaran tanah labil, rawan longsor dan rawan banjir. Titik rawan bencana ini tersebar di jalur utara maupun selatan.

Wilayah rawan amblesan atau tanah labil di jalur kereta, berada di antara stasiun Banjar-Langen. Rawan longsor di antara Stasiun Kawunganten-Jeruklegi, antara Stasiun Jeruklegi-Lebeng, antara Stasiun Tambak-Ijo, Stasiun Prupuk-Songgom, Slawi-Prupuk, Prupuk-Linggapura, dan antara Stasiun Linggapura-Bumiayu.

"Rawan banjir di antara Stasiun Linggapura-Bumiayu, antara Stasiun Bumiayu-Kretek serta sungai-sungai di sepanjang jalur KA," katanya, Senin (28/1/2019).

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Amus dan Petugas Respon Cepat

Mewaspadai hal-hal yang tidak diinginkan terjadi, pada musim penghujan ini, petugas KAI bersiaga dan intensif memantau daerah-daerah rawan bencana alam. Apalagi beberapa hari ini curah hujan sangat tinggi.

Di titik rawan bencana ini PT KAI Daop 5 Purwokerto menempatkan petugas pemantau khusus yang memeriksa dan melaporkan kondisi jalur. Dengan demikian, jika ada peristiwa yang berpotensi mengganggu perjalanan KA bisa segera ditangani.

"Untuk keamanan dan keselamatan serta kenyamanan perjalanan KA, PT KAI Daop 5 Purwokerto melakukan pemantauan ekstra di sepanjang jalur KA," ujarnya.

Tak hanya itu, secara berkala, petugas KAI mengantisipasi dengan membersihkan saluran air, tebing dan mengecek kondisi aliran sungai yang berada di jalur kereta.

PT KAI Daop 5 juga menyiagakan alat material untuk siaga (AMUS). AMUS ini berisi batu balas, bantalan rel, pasir, karung, besi H Beam (untuk jembatan), alat penambat rel, dan alat siaga lainnya. AMUS ditempatkan di 20 lokasi yang telah ditentukan, dan mudah terjangkau, beserta Tim flying gank (unit reaksi cepat).

"Kita juga menyiapkan flying gank yang bisa dikerahkan sewaktu-waktu," dia menerangkan.

Di luar potensi bencana, Supriyanto juga meminta agar pengendara lebuh berhati-hati saat melintas di perlintasan sebidang. Sebab, perlintasan sebidang KA menjadi lebih licin pada musim penghujan ini.

"PT KAI mengharap peran serta masyarakat disepanjang jalur KA untuk peduli dan melapor kepada petugas terdekat, apabila melihat hal-hal yang bisa mengganggu keselamatan perjalanan KA," dia menambahkan.

Diketahui, wilayah Daop 5 Purwokerto dilintasi oleh sebanyak 114 kereta per hari. Kereta itu terdiri dari 26 KA pemberangkatan atau berakhir di Daop 5 Purwokerto, 54 KA yang diberangkatkan dari Daop lainnya, serta kereta barang sebanyak 34 KA.

 

Saksikan video pilihan berikut ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.