Sukses

Memburu Ketenangan dan Berkah Pagi di Selo Bonang

Selo Bonang adalah bebatuan memiliki keunikan yang khas, dapat berbunyi seperti alat musik gamelan, dengan 6 jenis suara. Meski tergolong tempat wisata baru di Jember, namun Selo Bonang sudah dikenal wisatawan.

Liputan6.com, Jember - Selo Bonang merupakan nama sebuah batu, yang ditemukan warga di kawasan hutan di kaki pegunungan Argopuro di Dusun Sumbercandik, Desa Panduman, Kecamatan Jelbuk, Kabupaten Jember Jawa Timur.

Selo Bonang adalah bebatuan memiliki keunikan yang khas, dapat berbunyi seperti alat musik gamelan, dengan enam jenis suara. Meski tergolong tempat wisata baru di Jember, namun Selo Bonang sudah dikenal wisatawan.

"Batu Selo Bonang ditemukan September 2016, namun baru dilaporkan ke Pemkab Jember sekitar Agustus tahun 2017," tutur Hadi Purnomo, penemu sekaligus pemilik tanah Selo Bonang, Jumat 18 Januari 2019.

Hadi menceritakan, saat itu dia menggali gundukan tanah, untuk tempat pondok atau tempat istirahat, saat mengunjungi tanah - tanahnya. Saat menggali itu, ternyata menemukan batu alam panjang ukuran 100 cm x 80 cm x 10 cm.

Saat dipukul ternyata batu tersebut, mengeluarkan bunyi seperti suara gamelan. Bahkan dalam satu batu tersebut, mengeluarkan hingga 6 nada gamelan.

"Karena saya tidak paham nada gamelan, saya bawa ke mahasiswa kesenian Universitas Negeri Jember. Mahasiswa seni dan para seniman mencoba batu tersebut, sehingga diketahui ada 6 nada," kata anggota Subbag Humas polres Jember Jawa Timur ini.

Sejak itu, banyak wisatawan berdatangan baik lokal maupun mancanegara karena tertarik mendengar batu bernyanyi yang terletak di daerah ketinggian sekitar 800 meter DPL (Dari Permukaan Laut).

Selo Bonang akhirnya dikenal sebagai sebuah lokasi wisata yang berada di daerah sangat terpencil. Jaraknya dari pusat kota Jember sekitar 17 kilometer ke arah utara kota Jember.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Terpencil

Untuk sampai ketempat tersebut, dibutuhkan untuk menjangkau Selo Bonang, kira-kir 1,5 jam dengan menggunakan sepeda motor.

Selain terpencil, Selo Bonang berada di tempat yang berbukit-bukit terjal. Sering ramainya pengunjung yang datang ke Selo Bonang membuat Hadi Purnomo ingin menyerahkan tanahnya ke pemerintah kabupaten Jember, supaya menjadi daerah wisata yang bernilai ekonomis.

Sayangnya sejak ditemukannya Selo Bonang 3 tahun yang lalu, tidak ada satupun upaya Pemkab Jember untuk mengembangkan potensi wisata tersebut.

Bahkan, Hadi mengaku sudah mengirimkan kepada pihak Pemkab Jember, namun tidak ada sambutan sama sekali. Justru surat yang dikirim kepada Gubernur Jawa Timur mendapat respon lebih cepat.

"Justru pemerintah provinsi Jawa Timur, merekomendasikan kepada pemkab Jember, supaya dijadikan tempat wisata geologi batuan purba Gunung Argopuro. Namun hingga saat belum ada jawaban dari pemkab Jember," kata Hadi.

Karena itu Wisata Selo Bonang ini, yang di kelola masyarakat terus berkembang. Meski belum ada tanggapan dari pemerintah, masyarakat terus melakukan penggalian, sehingga saat ini ditemukan 9 kelompok Selo Bonang.

Namun dari 9 kelompok, hanya 4 kelompok, Selo Bonang 1 hingga Selo Bonang 4, yang sudah bisa digunakan bermain musik gamelan. Sedangkan 5 kelompok lainnya, masih dalam proses penggalian.

"Batu masuk kategori Selo Bonang, kalau bisa menghasilkan lebih dari dua suara nada gamelan. Kalau hanya dua nada saja maka masuk kategori batu biasa atau bisa digunakan untuk batu pondasi rumah," ujar Hadi.

Saksikan video pilihan berikut ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.