Sukses

Menguak Bisnis Prostitusi di Cirebon

Seiring berkembangnya zaman, praktik prostitusi di Kota Cirebon mengelami perkembangan dengan menggunakan jasa antar jemput hingga melalui online.

Liputan6.com, Cirebon - Bisnis prostitusi dianggap selalu ada seiring dengan perkembangan zaman. Para pelaku bisnis esek-esek ini menggunakan segala cara dalam menjalankan bisnis prostitusi.

Seperti yang terjadi di Kota Cirebon, praktik prostitusi terbilang marak di wilayah Pantura, Jawa Barat ini. Kepala Satpol PP Kota Cirebon Andi Armawan mengatakan, sebagian besar pelaku prostitusi tersebar di sejumlah titik.

"Kalau di Kota Cirebon tidak ada lokalisasi tapi yang banyak adalah short time di hotel dan tempat lain yang ditengarai menjadi tempat mesum," kata Andi Armawan saat dihubungi, Kamis (10/1/2019).

Dia menyebutkan, pelaku prostitusi di Kota Cirebon masih menggunakan cara lama, yakni dengan cara mangkal di beberapa titik menunggu pria hidung belang.

Namun, kata dia, seiring perkembagannya, para pelaku prostitusi di Kota Cirebon sudah berubah. Sebagian besar PSK membekali dirinya dengan motor.

"Ada yang polanya antar jemput, ada yang pakai motor sendiri, jadi di saat kami razia mereka mudah kabur," kata dia.

Dalam praktiknya, Andi menyebutkan lokasi PSK mangkal terdapat di tiga titik utama, yaitu kawasan Kalibaru, Cemara, hingga Terminal Harjamukti Kota Cirebon.

Andi Armawan mengaku untuk memerangi praktik prostitusi yang ada di Kota Cirebon diperlukan sinergi, mulai dari unsur masyarakat, polisi hingga LSM yang peduli terhadap penyakit masyarakat (pekat) ini.

"Harus ada pemahaman bersama dengan seluruh elemen masyarakat tidak bisa kita bekerja sendiri," kata dia.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Sosial Media

Sementara itu, dalam upaya menekan maraknya prostitusi di Kota Cirebon, Satpol PP menggerakkan program tangkap tangan. PSK yang terkena razia akan difoto dan dipampang di media sosial.

"Bukan hanya PSK termasuk lelaki hidung belangnya pas misal sedang razia kami dapat mereka sedang berhubungan intim dan itu disaksikan oleh tokoh masyarakat setempat," kata dia.

Selain memasang foto di media sosial, PSK atau lelaki hidung belang yang terkena razia juga akan diminta memasang spanduk terkait memerangi praktik prostitusi di lokasi.

Dia mengatakan, Satpol PP Kota Cirebon akan melibatkan unsur masyarakat dalam menekan praktik prostitusi tersebut. Sebab, ke depan program tersebut akan sepenuhnya ditangani masyarakat.

"Jadi kami sekali saja selebihnya masyarakat yang menjalankan jangan masyarakat diam, Pol PP yang aktif jadi tidak ada sinkronisasi dan ketika kami tidak bertugas PSK berkembang lagi. Semua kembali ke masyarakat," kata dia.

Selain itu, Satpol PP Kota Cirebon juga akan membentuk tim sosial media sebagai bentuk percepatan program di bidang Ketenteraman dan Ketertiban Umum (Trantibum).

Selain itu, Andi Armawan juga akan bekerja sama dengan Polresta Cirebon untuk membantu mengawasi praktik prostitusi online yang tengah marak.

"Bukan berarti kami menyibukkan diri tapi minimal pengawasan di hotel kami tahu karena kalau sudah bicara kamtibmas dan trantibum itu tujuannya satu menciptakan daerah kondusif. Ok lah prostitusi online tapi mungkin kami di bagian kos-kosannya," kata dia.

Tim medsos Satpol PP Kota Cirebon berjumlah sekitar sembilan orang. Terdiri dari satu bidang tiga orang. "Tim medsos ini bukan hanya pekat ya tapi semua yang terkait dengan trantibum," kata dia.

Saksikan video pilihan berikut ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.