Sukses

Siap-Siap Antisipasi Bencana Gunung Merapi

Saat ini aktivitas Gunung Merapi masih status waspada (level II) dan akhir-akhir ini terjadi guguran lava pijar yang mengarah ke hulu Kali Gendol Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Liputan6.com, Magelang - Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, telah menyiapkan sebanyak 500.000 masker untuk mengantisipasi ancaman bencana Gunung Merapi berupa hujan abu jika sewaktu-waktu erupsi. Sebagian sudah disiapkan di desa-desa terdekat.

"Sebanyak 150.000 masker saat ini telah disiapkan di desa-desa atau kecamatan di sekitar kawasan Gunung Merapi," kata Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Magelang Edy Susanto di Magelang, Kamis (10/1/2019), dilansir Antara.

Saat ini aktivitas Gunung Merapi masih status waspada (level II) dan akhir-akhir ini terjadi guguran lava pijar yang mengarah ke hulu Kali Gendol Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Kejadian tersebut sempat membuat beberapa wilayah di sekitar Merapi terjadi hujan abu.

Radius tiga kilometer dari puncak Gunung Merapi tidak diperkenankan untuk aktivitas penduduk karena tetap ada ancaman lontaran pasir, kerikil atau batu apabila terjadi letusan.

"Kondisi Magelang sampai sekarang masih aman, namun kita harus meningkatkan kewaspadaan karena memang status Gunung Merapi saat ini waspada," katanya.

Ia menuturkan Merapi dalam proses pembentukan kubah lava, kadang ada material kalau terkena angin besar debu terbang dan ini bagian dari ancaman Merapi, meskipun tidak meletus.

Oleh karena itu, pihaknya menyiapkan masker di masyarakat yang sudah dibagikan ke kecamatan dan nanti kecamatan akan menyerahkan ke desa yang membutuhkan.

Ia mengatakan distribusi masker hanya untuk desa-desa yang paling dekat dengan Merapi dengan asumsi desa-desa itu terlalu jauh lokasinya sehingga masker disediakan sejak sekarang.

Persiapan masker ini, kata dia, untuk jangka pendeknya. Sedangkan untuk jangka panjang BPBD terus melakukan edukasi mitigasi bencana kepada masyarakat, salah satunya adalah konsep "sister village" atau desa bersaudara.

Sister village adalah "menjodohkan" kampung yang berpotensi terkena bencana atau kawasan rawan bencana dengan kampung yang jauh lebih aman sebagai tempat pengungsian.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Tambah Alat

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jawa Tengah menambah alat untuk memantau perkembangan letusan Gunung Merapi yang saat ini berstatus waspada atau level 2 dari berbagai sisi.

"Khusus di Jateng, kami menambah 3 alat pemantau berupa kamera Closed Circuit Television (CCTV) yang dipasang di Balerante Klaten, Magelang, dan Boyolali," kata Kepala Pelaksana Harian BPDB Provinsi Jateng Sarwa Pramana di Semarang, Kamis (10/1/2019).

Menurut dia, penambahan alat pemantau yang saat ini total berjumlah sekitar 150 alat itu bertujuan agar ketika aktivitas Gunung Merapi meningkat bisa langsung dilakukan langkah-langkah evakuasi yang diperlukan.

Sebagai upaya lain untuk mengurangi risiko bencana terkait meletusnya Gunung Merapi, jajaran BPBD Jateng juga berkoordinasi dengan pemerintah daerah dalam pengecekan jalur evakuasi dan shelter atau hunian sementara untuk warga yang mengungsi.

Sarwa mengungkapkan jalur evakuasi di Kabupaten Klaten saat ini dalam kondisi rusak berat akibat dilintasi truk-truk pengangkut pasir.

"Sementara itu, shelter-shelter yang dibangun pada 2010 perlu dipastikan kebutuhan logistik dan juga peralatan dapur umumnya. Selain itu, perlengkapan lain yang perlu disiapkan adalah masker yang akan dibagikan kepada masyarakat terutama saat terjadi hujan abu," ujarnya.

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo meminta agar jalur-jalur untuk mengevakuasi warga saat terjadi erupsi Gunung Merapi, segera diperbaiki guna mengurangi risiko bencana.

Ganjar juga memohon pengertian dari para pengusaha galian C terkait dengan perbaikan jalur-jalur evakuasi karena Gunung Merapi saat ini berstatus waspada level 2.

"Tolonglah para pengusaha galian C, saya mohon betul anda legalkan usaha anda, angkutlah dengan cara benar karena jalan itu juga untuk jalur evakuasi saat terjadi kedaruratan," katanya.

Saksikan video pilihan berikut ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.