Sukses

Buttatianang, Kompleks Makam Tua Tanah Hamil yang Angker di Makassar

Masyarakat pun enggan lagi melintas dan memilih mencari jalan lain atau memutar arah. Dan hingga saat ini, cerita keangkeran Makam Buttatianang itu masih telestarikan oleh masyarakat setempat.

Liputan6.com, Makassar - Buttatianang atau dalam bahasa Indonesia diartikan sebagai tanah buncit atau hamil. Buttatianang adalah salah satu nama kompleks makam tua yang berada tepat di Jalan Muh. Jufri, Kelurahan Rappojawa, Kecamatan Tallo, Makassar.

Tokoh masyarakat setempat, Andi Amin menceritakan, bahwa sejak dahulu hingga sekarang ini, Buttatianang terkenal tak hanya karena keunikannya, melainkan keberadaan kompleks makam tua yang diyakini masyarakat sangat angker.

"Konon hingga saat ini permukaan tanah di area kompleks makam tersebut itu sulit diratakan. Sehingga nenek-nenek terdahulu menyebutnya dengan nama Buttatianang atau tanah buncit hamil," terang Amin, Minggu (6/1/2019).

Sebelum di area Komplesk Makam Buttatianang ramai rumah penduduk, banyak peristiwa aneh yang dialami masyarakat setempat. Diantaranya kerap diganggu mahluk halus ketika melintas di depan Makam Buttatianang.

Dari peristiwa tersebut, masyarakat pun enggan lagi melintas dan memilih mencari jalan lain atau memutar arah.

Dan hingga saat ini, cerita keangkeran Makam Buttatianang itu masih telestarikan oleh masyarakat setempat.

"Dulu Almarhum paman saya sering naik sepeda. Tapi sejak kejadian aneh menimpanya saat melntas di depan makam yang permukaan tanahnya buncit atau hamil itu, ia tak ingin lagi lewat situ. Sepedanya berat digayung karena ternyata ada barang halus yang menariknya," ungkap Amin.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Penampakan Mahluk Halus

Tak hanya itu, beberapa tetangganya pun kerap melihat sesosok mahluk halus dengan rambut panjang menutupi wajahnya dalam posisi bergelantungan di dahan pohon beringin yang usianya lumayan tua.

Pohon tersebut berada tepat di area dalam Makam yang didirikan sejak tahun 1964 dengan luas 5500 M2 itu.

"Ada dua pohon beringin yang usianya lumayan tua di dalam Makam tersebut. Pohon itu cukup angker bagi masyarakat setempat. Hampir sama dengan usia Makam Buttatianang sendiri," ungkap Amin.

Buttatianang dahulunya adalah bukit berbatu cadas dan masyarakat setempat menamakannya sebagai batu hidup. Sehingga kemungkinan menjadi salah satu faktor lingkungan Buttatianang permukaan tanahnya sulit diratakan.

"Biar sudah diratakan, lama-lama muncul gundukan. Karena batu yang ada di bawah permukaan tanah itu seakan berkembang. Meski waktunya agak lama," Amin menandaskan.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.