Sukses

Perangi Hoaks Jelang Pilpres, Polisi Imbau Warga Cek Fakta ke Babinsa

Dari simulasi yang dilakukan KPU pusat, satu kali pencoblosan untuk lima lembar kartu yang dicoblos memakan waktu lebih lama dibanding pemilu tahun 2014.

Liputan6.com, Garut - Kapolda Jabar Irjen Agung Budi Maryoto, mengintruksikan anak buahnya tetap siaga, untuk mensiasati panjangnya masa perhitungan suara Pemilihan Legislatif (Pileg) dan Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019 mendatang.

"Ya terpaksa anggota yang jaga kita tambah (waktu jaga), jika masih kurang kita back up pasukan di tiap TPS," ujar ujarnya saat deklarasi damai Pileg dan Pilpres di Mapolres Garut, Sabtu (22/12/2018).

Menurut Agung, pelaksanaan Pileg dan Pilpres serentak yang digelar 17 April mendatang merupakan sejarah. Selama ini pelaksanaan kedua hajatan demokrasi itu dipisah, namun mulai tahun depan waktunya bersamaan.

"Makanya waktunya pun lebih lama," kata dia.

Dari simulasi yang dilakukan KPU pusat, satu kali pencoblosan untuk lima lembar kartu yang dicoblos memakan waktu lebih lama dibanding pemilu tahun 2014.

"Kalau dulu sekitar jam 3 - 4 sore sudah selesai, sekarang selesai diperkirakan bisa sampai jam 10 - 11 malam," ujar dia.

Dengan kondisi itu, waktu pengamanan pun berubah menjadi lebih lama dari pemilu 2014 lalu. "Tapi tidak masalah yang penting pergunakan hak pilih bapak ibu semua, jangan sampai golput," kata Agung.

Agung pun mengajak seluruh warga untuk melawan hoaks, penyebaran konteks berita fitnah, ancaman, hasutan, persekusi dan lainnya yang berpotensi menimbulkan persoalan. Masyarakat diminta untuk mengedepankan upaya konfirmasi atau tabayun terhadap setiap berita yang berkembang.

"Cek dulu, kalau betul ada berita itu di desa silahkan tanyakan, kan ada babinsa, babinkamtibmas, apabila mereka tidak tahu bisa tanya kapolsek atau danramil, minimal jangan disebar dulu jika tidak tahu kebenarannya," ujar dia.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Jaga Kondusifitas

Agung menambahkan, di tengah proses kampanye yang tengah berlangsung, masyarakat diminta menjaga keamanan dan ketertiban lingkungan, jauhi upaya adu domba, dan hasutan yang mengarah terganggunya kondusifitas warga.

"Jangan sampai disalahgunakan untuk kepentingan pribadi, kelompok, sehingga kerap meresahkan masyarakat," kata dia.

Tidak hanya itu, cepatnya arus informasi yang berkembang saat ini, harus disikapi dengan bijak, sehingga tidak menimbulkan persoalan baru di tengah-tengah warga.

Ia mencontohkan kasus hoaks mengenai penjualan organ tubuh yang menyasar anak-anak di Sukabumi dua bulan lalu, cukup membuat kalangan ibu-ibu dan orang tua resah, namun setelah dilakukan patroli cyber ternyata berita itu bohong atau hoaks.

"Sekarang berita online dan media sosial jauh lebih cepat dari berita cetak, kalau cetak kejadian sekarang baru turun besok hari, kalau berita online atau medsos, misal kita lagi ngobrol terus ada satu orang yang upload, maka tak lama kemudian di ujung Afrika sana langsung tahu," ujar Agung.

 

Agung berharap seluruh proses pemilu di kabupaten Garut, dapat berlangsung aman, sehingga menciptakan pemilu yang berkualitas dan bermartabat. "Pokoknya jangan mudah terpancing, lakukan tabayun, insyaalloh proses demokrasi khususnya Garut, Jawa Barat dan Indonesia akan aman," ujar dia yang diamini peserta deklarasi yang hadir.

Saksikan video pilihan berikut ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.