Sukses

Kudapan Sederhana Saat Natal Khas Manado

Kultur budaya terbuka masyarakat Manado menjadikan masyarakatnya mudah menerima para pendatang termasuk pengaruhnya dalam bidang kuliner. Selain pengaruh budaya Eropa, Tiongkok juga memengaruhi kuliner Manado.

Liputan6.com, Jakarta - Natal segera tiba dan tentunya persiapan memasang Pohon Natal serta beberapa kue mulai dilakukan. Tidak perlu membuat kue yang rumit prosesnya karena ada kue sederhana yang berasal dari Manado yang bisa dengan mudah dibuat sendiri. Tidak jauh berbeda dengan beberapa daerah lainnya tetapi dari segi cita rasa, kue ini memiliki ciri khas.

Kultur budaya terbuka masyarakat Manado menjadikan masyarakatnya mudah menerima para pendatang termasuk pengaruhnya dalam bidang kuliner. Selain pengaruh budaya Eropa, Tiongkok juga memengaruhi kuliner Manado. Namun demikian, tak sedikit kudapan yang masih mempertahankan cita rasa tradisional khas Manado.

Berikut beberapa di antara makanan kecil atau kudapan yang lazim dijumpai di Manado saat hari raya Natal.

Lalampa

Melihatnya sekilas mengingatkan kita pada lemper. Sama halnya lemper, lalampa menggunakan beras ketan yang dibungkus daun. Pembedanya adalah pada isian yang digunakan.

Kalau lemper lazim menggunakan abon atau ayam, maka lalampa menggunakan isi dari bahan cakalang fufu yang banyak dijumpai di Manado. Proses pemanggangan menambah aroma sedap pada lalampa.

Klappertaart

Pasti kamu sudah tidak asing lagi dengan kue yang satu ini. Klappertaart merupakan kue khas Manado yang mengandung kalori cukup tinggi karena adonan utamanya merupakan perpaduan kelapa parut, tepung terigu, susu, mentega, dan telur. Klappertaart paling cocok dinikmati dalam kondisi dingin, tetapi tidak boleh juga terlalu lama dibiarkan di lemari pendingin agar rasanya tetap enak ketika dimakan.

Bagea Kenari

Bagea kenari adalah kue tradisional Sulawesi yang terbuat dari biji kenari. Itulah mengapa disebut kue bagea kenari. Selain itu, bahan lain untuk membuat kue ini adalah tepung terigu, minyak sayur, sagu, dan gula pasir sehingga tekstur kuenya agak keras dan sulit dimakan. Biarpun agak keras, kue bagea menjadi primadona di Manado, lho.

Halua

Halua, kalau di Sumatera Utara nama ini dikenal sebagai istilah untuk manisan buah. Lain halnya di Manado, kudapan halua mirip ting-ting atau teng-teng. Bahan baku utamanya adalah gula merah bercampur kacang-kacangan. Ada halua kacang, ada pula halua kenari.

Koyabu

Namanya unik seperti bahasa Jepang. Namun, sebenarnya kuliner ini bisa dibilang asli Manado. Dibungkus dengan daun pandan memberi rasa sensasi nikmat khas pandan. Rasa dan isinya sendiri kurang lebih mirip putu atau awug di Jawa Barat.

Apang Coe

Apang coe atau apang hampir sama dengan apem yang dikenal sebagian besar masyarakat Indonesia. Kekhasan apang coe adalah pada penggunaan gula merah sebagai pemanis dan tambahan air kelapa untuk membantu fermentasi. Penggunaan takir dari daun pandan memberi sensasi harum pada kue ini.

Biji-Biji

Biji-biji begitu kata orang Manado. Jenis penganan ini benar-benar merakyat bagi orang Manado khususnya suku Minahasa. Camilan ini adalah icon hari raya Natal dan tahun baru selain kue kering. Sepertinya tanpa biji-biji ini bukanlah hari raya bagi masyarakat Manado. Ada dua jenis biji-biji yakni biji-biji manis dan biji-biji garam.

Binyolos

Dalam proses pembuatannya, binyolos dibuat dengan tepung terigu, ubi jalar, singkong, dan sisiran gula merah. Masyarakat Manado sering menyantap binyolos untuk teman minum kopi.

Bobengka

Kue tradisional ini dibuat dari campuran tepung terigu, telur, santan, gula merah dan kelapa parut. Teksturnya sangat lembut dengan rasa manis dan gurih. Sepintas, sajian kue ini mirip seperti brownies, hanya saja rasa, bahan, dan cara pembuatannya berbeda.

Kolombeng

Roti yang menjadi favorit sejak tahun 1950 hingga 90-an ini masih tetap eksis. Bahan-bahannya hanya telur, tepung terigu, gula, dan ovalet. Oh ya roti ini tidak menggunakan margarin, cokelat ataupun topping di dalam adonannya. 

Kolombeng hanya mampu bertahan 7-10 hari karena tidak menggunakan bahan pengawet. Meskipun begitu, paling enak menyantap kue ini setelah didiamkan 1-2 hari usai dipanggang.

 

Laporan Devi Yunita Parede

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.