Sukses

Topi Canggih untuk Tunanetra, Bisa Dipanggil dengan Siulan

Topi ini memberitahu pemakainya melalui suara jika ada benda di atas atau di sekelilingnya.

Liputan6.com, Ponorogo - Penyandang tunanetra kini bakal punya alat bantu alternatif. Jika biasanya menggunakan tongkat, dua siswa SMA Muhammadiyah Ponorogo mengajukan topi pintar sebagai alat.

Siswa keren itu adalah Karvian Setio Aji (18) dan Muhammad Huda (17). Dengan hasil karyanya, kedua siswa ini berhasil menyabet juara best speaker dalam rangka lomba karya ilmiah populer pesta sains nasional yang digelar di Institut Pertanian Bogor pada 25 November lalu.

"Topi ini khusus untuk penyandang tunanetra, inspirasinya dari kakak kelas kami yang tunanetra sering terantuk saat melewati bawah tangga," terang Karvian kepada Liputan6.com, Senin (3/12/2018).

Melihat kondisi tersebut, keduanya pun berinisiatif membuat topi pintar sebagai pemberitahu adanya bahaya. Topi ini dilengkapi dengan sensor, suara, lampu, panel surya dan layar LED.

Sensornya terdiri dari infrared, panel surya, IC controller arduino, buzzer, lampu LED dan konektor USB. Dengan menghabiskan dana Rp 750 ribu. Selama 1,5 bulan terakhir keduanya menghabiskan waktu untuk membuat topi pintar.

Topi Canggih Tunanetra (Liputan6.com/ Dian Kurniawan)

Saat digunakan, topi ini memberitahu pemakainya melalui suara jika ada benda di atas ataupun di sekelilingnya. Menariknya, topi tunanetra ini dilengkapi dengan panel surya. Saat dipakai di bawah sinar matahari maka langsung sekalian mengisi daya baterai. Selain itu, topi ini juga dilengkapi dengan alarm siul.

"Kalau kita lupa naruh di mana topinya, tinggal bersiul nanti alarm topinya nyala dan kita bisa tahu posisi topi itu di mana," jelasnya.

Menurut Karvian, dari beberapa percobaan yang dilakukan banyak kendala yang dihadapi. Seperti pada memrogam arduino sering rusak. Termasuk buzzer sebagai peringatan juga sempat rusak.

Kesulitan lain saat menginput program untuk penambahan alat lainnya seperti penambahan pengisi daya serta deteksi siul untuk mencari topi dan pengisian daya melalui panel surya, pemrogramannya sulit.

"Kekurangan alat ini juga tidak tahan air ke depan kami harap alat ini bisa diproduksi massal agar bisa membantu para penyandang tunanetra," imbuh dia.

Sementara itu, salah satu penyandang tunanetra Nabiel Ghaly Azumi yang mencoba memakai topi ini mengaku terbantu dengan alat ini.

"Ya, terbantu apalagi di tempat baru biasanya terbentur tembok kalo ini kan ada warning jadi kepala saya tidak sampai terantuk," katanya.

 

Simak juga video pilihan berikut ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.