Sukses

Mau Pulang Malah Hujan Lebat, 4 Petani Brebes Tersambar Petir

Empat orang petani warga Desa Cikakak Kecamatan Banjarharjo, Kabupaten Brebes, menjadi korban tersambar petir.

Liputan6.com, Brebes - Empat orang petani warga Desa Cikakak, Kecamatan Banjarharjo, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah menjadi korban tersambar petir. Peristiwa memilukan tersebut terjadi pada Jumat (14/12/2018). 

Saat itu hujan lebat dan keempat korban memilih berteduh di dalam gubuk yang berada di tengah sawah. Sebenarnya sore itu, mereka sedang dalam perjalanan pulang ke rumah usai menggarap sawah.

Akibat sambaran petir, satu petani bernama Dirman (30) meninggal dunia. Tiga orang lainya, Dedi (50), Rustam (60), dan Turyani (65) mengalami luka-luka bakar di beberapa bagian tubuhnya. 

Danramil 14 Banjarharjo, Kapten Infanteri Agus Sulistyo melalui Babinsa setempat, Kopda Wahyudiono, mendapat laporan dari warga atas kejadian dan langsung mendatangi TKP bersama Bhabinkamtibmas guna melakukan pertolongan bersama masyarakat.

"Kejadian sekitar pukul 16.30 WIB sore saat hujan lebat. Setelah dapat informasi saya langsung ke lokasi dan menemukan mereka berempat tergeletak. Satu meninggal dunia dan tiga lainya luka-luka," ucap Wahyudiono kepada Liputan6.com.

Bersama Bhabinkamtibmas, perangkat desa dan warga lainnya, pihaknya mengevakuasi korban luka-luka tersambar petir ke Puskesmas Cikakak guna mendapatkan pertolongan pertama. Sedangkan jasad Dirman dibawa kerabat ke rumah duka.

"Selepas ke Puskesmas, kami bergegas ke rumah duka untuk memberikan ucapan bela sungkawa serta arahan kepada warga agar lebih berhati hati dan mengantisipasi dini terhadap dampak curah hujan yang semakin tinggi," jelasnya.

Wahyudiono pun mengimbau kepada masyarakat setempat agar segera lapor cepat jika terjadi bencana alam, sehingga dapat segera diambil langkah penanganan.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Memaksa Pulang Karena Sudah Petang

Dari keterangan saksi hidup, Turyani (65) dan Rustam (60), setelah menunggu hujan tidak kunjung reda mengingat menjelang petang, maka mereka memutuskan untuk pulang ke rumah masing-masing.

Saat hendak keluar gubuk, terjadi sambaran petir beberapa kali dan mengenai gubuk menyambar keempatnya.

"Jadi sambaran petir dapat mengintai kita kapan saja dan dimana saja, walaupun telah memasang anti petir. Terlebih di areal terbuka, selalu menjauhi benda-benda yang berbau listrik saat mendengar gemuruh petir," beber dia.

Untuk dilingkungan tempat tinggal, lanjut dia, dapat digunakan alat penangkal petir alami yaitu menanam pohon yang dapat menyerap listrik.

"Misal menanam pohon jarak dan sawo kecik, karena itu tumbuhan yang membuat rindang, keduanya dapat menyerap dan meredam daya listrik yang ditimbulkan petir," pungkasnya.

 

Simak juga video pilihan berikut ini:

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.