Sukses

Cerita Pemburu Anoa Hidup di Perkampungan Jin di Hutan Mepuro

Wilayah hutan Mepuro tempat keduanya tersesat merupakan wilayah bebatuan dan pegunungan dengan hutan lebat.

Liputan6.com, Kolaka - Dua orang pemburu Anoa di Hutan Mepuro di Desa Lana Kecamatan Wolo Kabupaten Kolaka, diduga hilang secara gaib. Pemburu itu bernama Daeng Doda (50) dan Safaruddin (40).

Sejak hilang pada 27 November hingga Jumat (14/12/2018) Daeng Doda belum juga kembali dari hutan lebat yang sebagian besar wilayahnya belum terjamah manusia.

Sementara Safaruddin (40) sudah kembali ke rumah. Safaruddin ditemukan para pemotong kayu keesokan harinya setelah keduanya dinyatakan hilang. Safaruddin pun masih kelihatan linglung.

"Dia sudah ditemukan, tapi sempat tidak bisa diajak bicara selama beberapa jam usai ditemukan dalam hutan," ujar Kapolsek Solo, Iptu Abdurrahman, Jumat (14/12/2018).

Anehnya, Safaruddin ditemukan di dalam lokasi hutan yang berjarak 62 kilometer dari tempat awal mereka berangkat. Dia ditemukan dalam keadaan segar meski sudah menempuh perjalanan puluhan kilometer selama sehari semalam.

"Kami sempat melihat kasus ini sebagai dugaan tindakan kriminal, tetapi investigasi kami di lapangan nihil mengarah ke tindakan kriminal. Kami malah menemukan baju, celana, parang, dan sendal korban dalam keadaan utuh di satu tempat," ujar Iptu Abdul Rachman.

Tokoh masyarakat di Kecamatan Wolo, Andi Ilham mengatakan, aneh bila seorang bisa berjalan 60 kilometer selama seharian dan masih segar. Sebab, wilayah Hutan Mepuro tempat keduanya tersesat merupakan wilayah bebatuan dan pegunungan dengan hutan lebat.

"Pasti ada sesuatu, sebab hutan itu sebenarnya menyimpan cerita yang sulit dipercaya akal tapi terjadi," katanya.

Usai ditemukan di Desa Uesi, Safaruddin dijemput polisi dan warga. Saat sudah berhasil disadarkan dengan bantuan orang tua kampung, Safaruddin pelan-pelan mulai berkisah.

Dia bersama Daeng Dado ternyata hanya sebagai pembuka jalan sebelum kelompok pemburu lainnya tiba di hutan. Ada sekitar 10 orang warga desa lainnya akan menyusul mereka.

Sambil menunggu kedatangan rekan mereka, keduanya berburu hewan langka anoa. Seekor anoa berhasil terjerat jebakan yang sudah dipasang. Kemudian, mereka menguliti dan menggantung dagingnya di pohon dekat tenda.

"Kita kemudian lanjut berburu lagi, disitulah saya kemudian dibukakan pintu alam lain, saya melihat mereka (jin)," ujar Safaruddin.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Jin Penculik

Sambil mengingat, Safaruddin berkisah, dia melihat rombongan jin. Safaruddin mengatakan, jin itu berpenampilan seperti manusia biasa dan ramah.

"Mereka meminta saya dan Dado datang kepada mereka. Jumlahnya ada enam, saat itu saya masih sadar namun Daeng Dado sudah seperti sudah dihipnotis," cerita Safaruddin.

Menurut Safaruddin, keenam jin itu meminta Safaruddin dan Dado melepas pakaian yang dikenakan. Namun, Safaruddin langsung beristigfar karena mengingat sesuatu yang pernah diceritakan warga desa.

"Kalau saya buka baju, berarti saya tidak akan kembali ke dunia nyata. Makanya saya tidak mau, nah disitu Dado langsung buka baju," cerita Safaruddin.

Kata salah seorang warga Desa, Alam Syah dahulu salah satu warga di Kecamatan Wolo juga pernah hilang selama beberapa minggu di dalam hutan. Namun, saat kembali dia sudah menjadi bisu.

"Entah kenapa dia bisu, padahal sebelumnya dia sehat sehat saja. Kata orang tua, dia sudah dinikahkan di alam jin," ujar Alam Syah.

Penyelidikan polisi hingga 3 minggu kabar kedua orang pemburu anoa itu hilang, masih nihil adanya dugaan kekerasan. Malah, polisi sudah menanyai kerabat atau tetangga Safaruddin dan Dado kemungkinan keduanya pernah terlibat masalah.

"Kami sudah tanyai, malah anggota sudah mencari tahu hingga memeriksa puluhan saksi, tapi ternyata arahnya satu, warga percaya ada hal gaib dibalik hilangnya korban," ujar Iptu Abdul Rachman.

Warga pun menggelar ritual memanggil kembali korban hilang. Seekor ayam jantan putih, dilepas tengah malam ke dalam hutan dengan dipandu 'orang pintar'. Sekitar 2 pekan lalu ritual digelar, korban belum juga kembali.

Pihak kepolisian setempat juga memantau aktifitas warga. Sambil menyiagakan personil di sekitar wilayah hutan Mepuro, Kapolsek telah mendapat laporan soal aktifitas warga.

"Kata orang, kalau dia kembali mungkin sudah ditemukan meninggal atau bisu. Namun, kami berharap dia selamat sambil terus mencari," ujar Iptu Abdul Rachman.

Saksikan video pilihan berikut ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.