Sukses

Ajaib, Bayi di Cilacap Selamat dari Runtuhan Tembok Akibat Longsor

Mendadak, gemuruh longsor terjadi di belakang rumah Rastono (40), warga RT 05/9 desa ini. Longsor menerjang bagian belakang rumah Rastono dan merobohkan tembok belakang.

Liputan6.com, Cilacap - Dua hari terakhir, Cilacap diguyur hujan lebat dalam durasi panjang. Akibatnya, longsor pun terjadi di sejumlah wilayah yang dinyatakan sebagai kabupaten dengan risiko tertinggi bencana di Jawa Tengah ini.

Tiga kecamatan yang dilanda longsor tersebut adalah Kecamatan Dayeuhluhur, Wanareja, dan Majenang. Bahkan, longsor nyaris merenggut nyawa seorang bayi berusia 6 bulan itu.

Selasa sore, 4 November 2018, sekitar pukul 14.00 WIB. Hujan lebat disertai angin kencang menerjang Desa Malabar, sebuah desa di Kecamatan Wanareja, kecamatan di bagian barat Cilacap.

Mendadak, gemuruh longsor terjadi di belakang rumah Rastono (40), warga RT 05/9 desa ini. longsor menerjang bagian belakang rumah Rastono dan merobohkan tembok belakang.

Hiruk pikuk pun terjadi. Sebab, bayi berusia enam bulan di keluarga itu, Hilya Nur Asyifa Nuha, tertimpa tembok roboh ini.

Penyelamatan pun cepat dilakukan. Ajaib, bayi ini selamat, meski menderita luka akibat tertimpa tembok yang diterjang longsor.

Ajaibnya lagi, bayi yang tertimpa tembok itu tak mengalami cidera parah. Si bayi lantas dilarikan ke Puskesmas 1 Wanareja.

"Dia selamat. Saya sekarang sedang di Puskesmas bersama dengan Kepala Desa dan Forkompicam. Sekarang sehat, sehat, Cuma lecet sedikit," kata Kasi Trantib Kecamatan Wanareja, Sunarto, saat dihubungi Liputan6.com, Selasa malam.

Meski tak mengalami cidera serius akibat tertimpa tembok yang diterjang material longsor, berdasar diagnosa dokter, bayi ini mengalami trauma. Sementara waktu, ia mesti dirawat hingga kesehatan dan mentalnya pulih.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Dampak Longsor

Longsor yang menerjang juga menyebabkan rumah rusak dan tak layak huni. Karenanya, keluarga yang terdiri dari empat jiwa ini rencananya akan mengungsi ke rumah tetangganya.

"Pendataan dampaknya akan dilakukan besok pagi," dia menerangkan.

Staf Unit Pelaksana Teknis (UPT) Badan Penanggulangan Bencana Daerah Majenang, Muhadi mengatakan hujan lebat juga memicu longsor di Desa Bener Kecamatan Majenang, sekitar pukul 16.00 WIB.

Longsor itu sekaligus menutup aliran sungai sehingga air melimpas ke sawah dan kolam lainnya. BPBD dan Pemerintah Desa Bener tengah mendata dampak kerugian akibat longsor dan banjir ini.

Di Desa Dayeuhluhur Kecamatan Dayeuhluhur atap rumah seorang warga dilaporkan ambruk lantaran hujan lebat disertai angin kencang. Beruntung, tak ada korban jiwa dalam peristiwa ini.

Sehari sebelumnya, pada Senin malam, hujan lebat juga memicu bencana tanah longsor di Dusun Sukajaya Desa Bolang Kecamatan Dayeuhuhur. Area longsoran adalah perkebunan warga berdimensi cukup besar, mencapai sekitar 0,5 hektare atau kisaran 5.275 meter persegi.

Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Majenang Kabupaten Cilacap, Edi Sapto Priyono mengatakan, longsoran memutus saluran irigasi sepanjang 50 meter dan merusak hektaran sawah siap tanam di bawahnya.

"Kalau yang di Bolang kejadian longsor, dampaknya ke sawah semua. Memang tanah tersebut memang tanah labil. Harus ada penguatan tebing. Sekitar 0,5 hektare," ucap Edi.

Akibat longsor beberapa pemilik sawah siap tanam tak bisa menanam di lahannya. Selain itu, putusnya saluran irigasi juga menyebabkan hektaran sawah terancam kekeringan.

Saksikan video pilihan berikut ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.