Sukses

Permintaan Terakhir Kakek Puspo, Berseragam Pramuka Lengkap Saat Meninggal Dunia

Pesan pria ini menjadi perbincangan Kwarcab Pramuka Banyumas. Belum sampai pada putusan, kakek 79 tahun ini sudah menutup usianya.

Liputan6.com, Banyumas - Seolah tahu waktunya sudah hampir tiba, Johanes Slamet Puspo Sumarmo (79) menitip pesan kepada anaknya, Simon Ringin. Puspo ingin berpakaian pramuka lengkap dan penghormatan adat pramuka ketika meninggal dunia.

Kamis, 15 November 2018, Simon bertamu ke Kwarcab Banyumas. Ia menyampaikan amanat sang ayahanda, sekaligus meminta persetujuan Kwarcab Banyumas.

Lantas, Sekretaris Binamuda, Wahyu Handoko menyebarkan informasi itu di grup media sosial Kwarcab Banyumas. Di dalam grup itu, diskusi pun dilakukan terkait permintaan ini.

Firasat Puspo terbukti. Belum lagi usai perbincangan di grup Kwarcab Pramuka Banyumas, pagi harinya, Jumat sekitar pukul 09.15 WIB datanglah kabar duka, si pemberi pesan telah tutup usia.

Johanes Slamet Puspo Sumarmo wafat dengan tenang di Rumah Sakit Elisabeth dalam usia 79 tahun. Suami dari Justiha Taty (wafat 2015) itu lahir di Purwokerto, 03 Juli 1939.

Menurut Ketua Kwarcab Banyumas, Achmad Supartono, Puspo merupakan salah satu tokoh Pramuka Banyumas yang turut membidani dan menguri-uri Kwarcab Banyumas sejak berdiri hingga tahun 1992.

Selama aktif bertugas, Puspo merupakan andalan Kwarcab Banyumas. Bahkan, hingga purna tugas pun, ide dan gagasannya masih dinanti oleh pengurus pramuka aktif.

"Totalitas tanpa batas, mengabdi tiada akhir," katanya, Minggu malam, 19 November 2018.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Dhandhanggula dan Pucung dalam Upacara Penghormatan Jenazah

Selain aktif menjadi pengurus kwarcab, beliau aktif membina pramuka di SMA Bruderan, SMA Kristen, SMK Mardikenya, dan aktif juga di Satuan Karya (Saka) Bhayangkara.

Selama aktif di Pramuka, Puspo turut merintis puluhan gugus depan dan satuan karya di Kwarcab Banyumas. Karena kepedulian dan pengabdiannya di Pramuka, Puspo telah menerima penghargaan Pancawarsa V, VI, VII, dan VIII.

"Penghargaan tertinggi sudah beliau terima yaitu Darma Bakti dan Penghargaan Melati," Partono menerangkan.

Permintaannya pun dipenuhi. Jenazah almarhum mengenakan seragam pramuka lengkap dan memperoleh penghormatan upacara adat Pramuka oleh Kwarcab Banyumas.

Puspo seolah ingin menunjukkan keteladanan dan sifat-sifat luhur yang diajarkan dalam pramuka. Ketuhanan, kemanusiaan, kesetaraan, kesetiaan, gemar menolong, dan sifat terpuji lainnya diajarkan Puspo hingga akhir hayat.

Tembang Dhandhanggula dan Pucung yang dilantunkan oleh Ketua Pramuka Peduli Kwarcab Banyumas Heriana Ady Chandra mengantarkan Pasukan Tunas Muda, Ubaloka dan Pramuka peduli memberikan jajar kehormatan untuk penghormatan terakhir pada Sabtu 17 Nopember 2018 di rumah duka Eko Praloyo Adi Guna, Purwokerto , Banyumas.

Seluruh keluarga, handai tolan, dan kolega semasa hidupnya menyaksikan dengan seksama prosesi itu.

Perpisahan dan ucapan selamat jalan untuk Almarhum Johanes Slamet Puspo Sumarmo disampaikan secara khidmat oleh Andalan Cabang Bidang Humas dan Abdimas, Sujiono.

"Selamat jalan Kakakku. Kak Puspo sudah mengajarkan kepada kami arti sebuah loyalitas dan kesetiaan. Sekarang kakak sudah selesai menjalani tugas di pramuka dengan penuh dedikasi dan kesetiaan, hingga akhir hayat," ucap Sujiono.

Puspo dimakamkan pada hari Minggu 18 Nopember 2018 di Pemakaman Giri Gondo Tanjung Purwokerto.

Almarhum memiliki delapan anak, yakni Elizabeth Uce P, Julius Gunawan I, Paulina Evi T, Lucia (Alm), Anthonius Bambang, Agustus Unggul W, Simon Ringin P dan Yoseph Adi W, tujuh menantu, 24 cucu, 14 buyut, dan satu canggah.

 

Simak video pilihan berikut ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.