Sukses

Kisah Kodok Merah Penjaga Gunung Ciremai

Kodok merah ditetapkan sebagai spesies baru di Gunung Ciremai, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat.

Liputan6.com, Kuningan - Gunung Ciremai di Kabupaten Kuningan, Jawa Barat, menyimpan berbagai macam flora dan fauna, termasuk satwa langka yang dilindungi oleh pemerintah Indonesia.

Berbagai upaya dilakukan petugas Taman Nasional Gunung Ciremai (TNGC) untuk tetap melestarikan flora dan fauna. Salah satunya, kodok merah (Leptophryne javanica).

"Kami sudah dapat rekapan hasil penelitian dan kodok merah Gunung Ciremai sudah ditetapkan menjadi salah satu daftar spesies baru melalui penelitian beberapa tahun sebelumnya," kata Pengendali Ekosistem Hutan Taman Nasional Gunung Ciremai Azis Abdul Kholik, Kamis (1/11/2018).

Ratusan ekor kodok merah tersebar di Gunung Ciremai Kabupaten Kuningan. Survei dan pengamatan terus dilakukan setelah penemuan yang dilakukan tim TNGC.

Azis menyebutkan, dari segi fisik, tubuh kodok merah berbintik putih atau kuning. Warna merah berada di bagian bawah atau perut kodok serta di sela selaput kaki dan tangan kodok.

Beberapa di antaranya adalah bentuk dan ukuran Kodok Merah kecil 50 mm, tubuh dan anggota badan kodok cenderung ramping, ujung jari tangan dan kaki membulat.

Dia menuturkan, kodok merah pertama kali ditemukan pada 2012 di Blok Ipukan Gunung Ciremai Kuningan. Penemuan kodok merah terjadi saat TNGC menggelar lomba foto flora fauna Gunung Ciremai.

"Kami kemudian terus kami amati dan tahun 2013 lakukan kegiatan survei biodiversity dengan Yayasan Pili dan Pertamina sebelum dipublikasi," ujar dia.

TNGC bersama LIPI kembali meneliti kodok merah yang ada di Gunung Ciremai untuk memastikan populasinya terjaga. Dia menyebutkan LIPI tak hanya meneliti suara kodok, tetapi sampel salah satu kodok diambil untuk meneliti DNA.

Dari hasil penelitian terakhir, LIPI menyimpulkan kodok merah yang ada di Gunung Ciremai Jawa Barat merupakan spesies baru. Populasi Kodok Merah di Gunung Ciremai mirip dengan yang ada di Gunung Slamet.

"Beberapa lokasi juga jadi populasi Kodok Merah, tapi lokasi tersebut tidak bisa dijangkau masyarakat umum dan kami sudah menandakan lokasi itu," ujar dia.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Indikator Kebersihan Air

Dia menyebutkan LIPI meneliti berdasarkan perbedaan molekuler dan morfologi populasi di Gunung Ciremai dan Slamet.

"Jadi yang awalnya kami kira kodok merah yang mirip dengan di Halimun dan Gede Pangrango justru tidak. Ini masuk spesies baru mirip dengan yang ada di Gunung Slamet," ujar dia.

Dari data yang didapat, spesies Kodok Merah Gunung Ciremai memiliki ciri-ciri berbeda dengan yang ada di Gunung Halimun dan Gede Pangrango.

Azis menjelaskan, Kodok Merah Gunung Ciremai ini merupakan predator pemakan ulat dan serangga kecil. Meski selalu dipandang sebagai hewan biasa, kodok merah berperan penting dalam menjaga ekosistem di Gunung Ciremai.

"Salah satunya keberadaan kodok merah ini sebagai indikator kebersihan sungai dan air di Ciremai," ujar dia.

Saksikan video pilihan berikut ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.