Sukses

Korban Pembunuhan Satu Keluarga di Palembang Dilarung di Sungai Musi

Keluarga empat korban pembuuhan satu keluarga di Palembang memutuskan untuk mengkremasi tubuh korban.

Liputan6.com, Palembang - Jasad empat orang korban pembunuhan satu keluarga di Palembang, Sumatera Selatan (Sumsel) sudah dikembalikan ke pihak keluarga. Keempat tubuh korban sudah dikremasi di Krematorium Sampurna, Tempat Pemakaman Umum (TPU) Talang Kerikil, Kecamatan Kemuning, pada hari Jumat (26/10/2018).

Pada pukul 10.00 WIB, jasad FR (45) dan RF (18) dikremasi lebih awal. Sedangkan tubuh MG (43) dan KT (11) dikremasi pada pukul 15.00 WIB. Seluruh keluarga korban berkumpul saat prosesi kremasi berlangsung.

Sebelum peti jenasah para korban dimasukkan di ruang kremasi, para keluarga dipimpin Pendeta Suyadi berdoa bersama. Isak tangis keluarga korban pun mengiringi proses kremasi ini.

Darwis Hidayat, Pengurus Krematorium Sampurna TPU Talang Kerikil Palembang mengatakan, pada hari Sabtu (27/10/2018) pagi, keluarga korban akan berkumpul di ruangan kremator dan membawa abu korban pembunuhan satu keluarga ini ke Sungai Musi.

"Sesuai kesepakatan keluarga, abu korban akan dibawa dan dilarung (disebar) ke Sungai Musi," ujarnya kepada Liputan6.com.

Pihak keluarga akan menaiki jukung atau kapal sungai dan menebarkan abu kremasi para korban di aliran Sungai Musi ke arah Pulau Kemarau.

Proses kremasi sendiri berlangsung sekitar 10 jam. Pembakaran jenasah bisa memakan waktu 4-5 jam, lalu abu jenasah didinginkan selama 3-4 jam.

Kremasi empat orang korban pembunuhan satu keluarga dilakukan bergantian, karena prosesi yang sangat lama.

"Memang harus bergantian, karena tempat kremasi juga terbatas dan kita menghitung waktunya hingga abu selesai didinginkan. Biasanya memang abu akan diinapkan dulu di sini, baru keesokan harinya diambil keluarga," ungkapnya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Doa Terakhir untuk Korban

Kemungkinan abu jenasah akan disebarkan ke aliran Sungai Musi semua, tanpa menyisakan sedikit pun untuk dibawa ke rumah. Proses larung biasanya dipilih umat Tionghoa di bawah Jembatan Ampera, tepatnya di dekat dermaga Pasar Tradisional 16 Ilir Palembang.

"Itu lokasi favorit, tapi karena sudah sangat padat warga disana, jadi keluarga korban memilih lokasi larung di tempat yang tidak banyak kerumunan orang," katanya.

Pendeta Suyati dari Gereja Sanfrades Kecamatan Ilir Timur 2 Palembang mengatakan, sebelum dikremasi dan dibawa untuk disebarkan ke Sungai Musi, memang ada doa bersama untuk mengantarkan kepergian para korban.

"Karena mereka penganut agama Kristen Khatolik, jadi saya pimpin doa sesuai dengan agama yang mereka anut," katanya.

Saat awak media mencoba mewawancarai keluarga korban, tidak ada satu orang pun yang mau berkomentar.

"Maaf ya, kami lagi berduka. Jadi tidak bisa memberi komentar apapun," ujar salah satu anggota keluarga korban.

Saksikan video pilihan berikut ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.