Sukses

Upaya Mengikis Trauma Dampak Likuefaksi di Palu

Pembersihan daerah terdampak likuefaksi ditujukan untuk mengikis rasa takut dan trauma masyarakat yang pada 28 September menghadapi gempa, likuefaksi, dan tsunami.

Liputan6.com, Palu - Aparat Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) membersihkan wilayah Keluarahan Balaroa, Kecamatan Palu Barat, Kota Palu, yang terdampak likuefaksi akibat gempa pada 28 September.

"Area yang dibersihkan seluas 48 hektare," kata penanggungjawab kegiatan pembersihan Letkol Czi Pabate kepada wartawan, Selasa 23 Oktober 2018.

Menurut Komandan Batalyon Zipur 17 itu, pekerjaan sudah dimulai tiga hari lalu, dan ditargetkan selesai empat hari ke depan.

Pembersihan daerah terdampak likuefaksi ditujukan untuk mengikis rasa takut dan trauma masyarakat saat menghadapi gempa, likuefaksi, dan tsunami, pada 28 September 2018.

Pabate menuturkan, separuh pekerjaan pembersihan sudah selesai, namun masih ada area seluas delapan sampai sembilan hektare yang tidak bisa dijangkau dengan alat berat karena kondisi tanahnya labil.

"Jika dipaksakan akan bermasalah dengan alat berat yang digunakan," katanya dilansir Antara.

Ia mengatakan, sebelumnya dua kali ekskavator terperosok karena kondisi tanah yang labil, karenanya para operator harus berusaha memastikan area yang akan dibersihkan aman sebelum bekerja.

Pabate menjelaskan, bahwa ada 23 alat berat berupa buldoser dan ekskavator milik TNI dan Kementerian ESDM yang dikerahkan untuk pembersihan area terdampak likuifaksi.

"Alat beratnya sudah cukup, hanya tinggal merencanakan untuk mengefektifkan penggunaan alat," kata Pabate.

Ia menjelaskan, selanjutnya rumah-rumah rusak yang sudah tidak bisa ditempati di sekitar daerah terdampak likuifaksi akan dirobohkan dan material yang masih bisa diselamatkan akan diserahkan kepada warga yang membutuhkan.

Sebagian warga ikut membantu membersihkan area Balaroa, termasuk Rizal, yang mengatakan bahwa aparat TNI sudah bekerja keras membersihkan area tersebut.

"Mungkin mereka tidak istirahat, karena alat berat itu terus bekerja sehari penuh," katanya sambil membersihkan lingkungan di sekitar rumahnya yang terdampak likuefaksi.

Saksikan video pilihan berikut ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.