Sukses

Siap-Siap Rekayasa Lalu Lintas di 4 Simpul Kemacetan Kota Bandung

Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Bandung Didi Ruswandi mengatakan, pihaknya tengah merancang sejumlah program untuk mengatasi kemacetan di Kota Bandung.

Liputan6.com, Bandung Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Bandung Didi Ruswandi mengatakan, pihaknya tengah merancang sejumlah program untuk mengatasi kemacetan di Kota Bandung. Salah satunya, rekayasa di beberapa ruas jalan.

"Rencananya akan ada rekayasa lalu lintas di Jalan Natuna dan jalan Abdurahman Saleh yang dekat rel (kereta api). Di situ banyak sendatan dan akan kita urai. Kita akan uji cobakan di Jalan Natuna dengan alur satu arah. Jadi pengendara hanya bisa melintas dari jalan Sunda ke Natuna, tidak untuk sebaliknya," kata Didi kepada wartawan di Bandung, Senin (1/10/2018).

Begitu juga dengan Jalan Abdul Rahman Saleh akan direkayasa dan tata ulang taman yang ada di traffic light untuk memperlancar lalu lintas sekitar.

"Jalan Abdul Rahman Saleh juga akan ada uji coba rekayasa. Menurut pak wakil (Yana Mulyana) harus ada penataan ulang untuk menghindari pelanggaran yang mengakibatkan kemacetan," ucapnya.

Sedangkan untuk aturan ganjil-genap, kata Didi, rencananya akan dilakukan uji coba dari jalan Supratman menuju Asia-Afrika dan berujung di jalan Oto Iskandar Dinata.

"Selain rekayasa akan dilakukan juga aturan Ganji-Genap. Tetapi kita uji coba dulu. Kita kaji dan sosialisasi dulu. Kita belum memberikan sanksi atau tilang,” jelasnya.

Sementara, Wakil Wali Kota Bandung Yana Mulyana mengakui, memang harus ada terobosan terbaru untuk mengurangi bahkan mengurai kemacetan di Kota Bandung.

"Menurut survei, tiga tahun ke depan, kita bakalan susah keluar rumah karena di depan rumah saja bakalan terjadi kemacetan. Hal tersebut harus kita antisipasi dengan inovasi nyata," ujar Yana.

"Ini pertemuan kita yang ketiga. Saya mendukung secara penuh mengenai inovasi ini. Inovasi yang akan membuat Kota Bandung lebih baik," sambungnya.

Namun Yana mengingatkan Dishub untuk lebih memperhatikan infrastruktur terlebih dahulu sebelum mensosialisasikan program ini kepada masyarakat.

"Sebelumnya, harus ada perhatian mengenai infrastruktur. Perhatian kenyamanan penyandang disabilitas, busnya juga harus kekinian biar menarik dan tentunya harus memudahkan masyarakat sehingga pindah ke model transportasi publik," tuturnya.

  

Simak video pilihan berikut ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.